XXXII

13.5K 1.8K 160
                                    

         Raeden Agratava: I'm off to Bajo. Alyssa bilang kamu ada di rumah orang tua kamu. I set your phone's tracker on already. Soon when you read this, please call me. We need to talk.

         "Bagaimana, Rose Asmaralaya?" 

         Kedua mata Rose beralih dari layar ponsel dan menatap sepuluh board members di hadapannya termasuk ayahnya, Edwin Asmaralaya sebagai chairman yang hari ini turut hadir dalam rapat Asmaralaya Industries. Rose menarik napas sebelum bertanya, "I'm sorry. May you repeat it for me?"

         "Ada informasi dari Arian Tahir hari ini bahwa profit perhari CLAIR melebihi angka lima persen dan ekspansi media massa Leclair Digital Company yang mengikutsertakan CLAIR mulai meluas di pasaran. Walaupun begitu, kebijakan mereka untuk melakukan pengurangan modal tetap akan mereka lakukan , Rose. Jadi bagaimana, apa kita akan mengajukan gugatan?" Ian Kanigara, salah satu direksi Asmaralaya Industries mengulang perkataannya. 

         "Tidak jadi," kata Rose sehingga semua orang di sana apalagi ayahnya mengerutkan dahi bingung. "Asmaralaya industries tidak akan memutus kerja sama apalagi membuat perubahan sedikitpun yang berkaitan dengan CLAIR atau bahkan Leclair Enterprises secara keseluruhan. Not for the shares, the supplies, not a single change of the policies. Apalagi mengajukan gugatan. Kita akan menerima keberatan mereka."

         Edwin Asmaralaya adalah orang yang paling terkejut di ruangan itu. Jelas ia masih ingat seberapa keras Rose mengatakan bahwa CLAIR sudah tidak lagi potensial beberapa minggu yang lalu dan Edwin tidak mengerti bagaimana Rose merubah pikirannya hari ini. Ia menatap anak sulungnya dengan sangsi dan Rose sudah menduga ayahnya tidak akan mudah menerima keputusannya. 

          "This is a sudden move, Rose. Apa alasannya?" Edwin bertanya dengan mata yang menyipit.

          Rose menyipitkan kedua matanya melihat Edwin yang terlihat terkejut. "Aku pikir kita telah setuju untuk mencabut keberatan atas CLAIR, Papa," jawab Rose, implisit.

          Edwin tetap tidak paham. Butuh beberapa saat sebelum Edwin kembali memberi tanggapan. Banyak tanda tanya di kepalanya sehingga ia hanya mengamati Rose, berusaha mencari sesuatu. Edwin bisa menebak sesuatu, tetapi ia tidak yakin Rose benar-benar melakukannya. 

          "Apa ada sesuatu yang perlu kamu beri tahu kepada kami semua di sini?" Sekali lagi Edwin bertanya penuh penasaran.

          Rose menggeleng keras. Nanti saja. Untuk saat ini tidak ada yang perlu tahu ia menikahi Michael Leclair.

***

          "Kamu bilang kepada Raeden kalau aku ada di rumah Papa dan Mama?" 

          Alyssa Asmaralaya menjawab pertanyaan kakaknya di seberang telepon, "Iya. Sudah tiga kali dalam satu minggu. Dia dengan bodoh dan jujur berkata kalian berkelahi dan kamu kabur dari penthouse. Kamu sudah mengerti, Kak, aku pasti berbohong untuk menyelamatkan kamu."

          Rose tersenyum mendengar jawaban adiknya. "Kenapa kamu tidak memberi tahu aku? Atau mungkin bertanya aku pergi kemana?"

          "Aku tidak tahu kamu sempat bawa ponsel atau tidak. Kalau kamu meninggalkan ponsel kamu lalu aku menelepon dan Raeden yang mengangkat, selesai hidup kita. Dan, Kak, kamu kabur dari Raeden saja aku sudah bersyukur. Memangnya kabur kemana sih?"

          Sialan. Rose membenarkan jepitan ponsel di antara telinga dan pundaknya lalu menghentikan gerakan untuk membuka lemari pendingin. Wanita itu berpikir. Ayo, jawab apa, Rose? Pergi ke apartemen Mikael? 

Fleurs Séchées | The Golden Shelf #1 [RE-WRITE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang