Sepanjang Dokter Mira menggerakkan transduser di atas perut Rose, tidak ada hal lain yang Mikael lakukan selain memegang tangan Rose dengan erat. Ketika Rose selalu tersenyum dan mengajukan banyak pertanyaan, Mikael hanya terdiam sambil memandangi monitor. Sudah lebih dari lima menit pria itu mengamati dua titik yang begitu kecil tanpa berkedip.
"Wah, ini ternyata sudah jalan empat minggu. Selamat ya, Pak Michael dan Mbak Rose," kata Dokter Mira dengan sumringah.
Rose menatap monitor dengan takjub. "Terima kasih, Dokter Mira," balas Rose sebelum melirik Mikael yang masih diam dan bahkan tidak menanggapi Dokter Mira sama sekali.
Dokter Mira tersenyum. "Nggak apa-apa, Mbak Rose. Papanya lagi speechless itu."
"Maaf, ya, Dok. Biasanya nggak begini," kata Rose, membuat Dokter Mira tertawa.
"Oh, ya, ada keturunan kembar nggak, ya?" tanya Dokter Mira.
Rose menunggu Mikael menjawab, tetapi pria itu tidak juga memberi respons.
"Papanya kembar fraternal, Dok," jawab Rose mewakili Mikael.
"Oke, berarti ada kemungkinan Mbak Rose juga hamil kembar. Ini kan masih empat Minggu, jadi belum kelihatan banget, tapi ini kayaknya ada dua kantung," Dokter Mira menunjuk dua titik di monitor. "Nanti rajin kontrol, ya, Mbak. Biar kita bisa pantau kemungkinan kembarnya benar atau nggak. Kalau baby-nya nggak malu-malu, biasanya di minggu kesepuluh udah bisa ketahuan."
Rose mengangguk dan ia tidak sanggup berbicara. Air mata bahagia terus mengalir di pipinya ketika ia mendengar ucapan Dokter Mira dan memandangi monitor yang belum menampilkan anaknya dengan jelas. Ia hanya merasa begitu bahagia karena ia tidak pernah menyangka ia akan segera memiliki anak bersama Mikael. Ia akan membangun keluarga bersama orang yang mencintainya, bukan bersama orang yang menyakitinya.
"El," panggil Rose lalu menggoyangkan genggamannya. "Mikael."
"Hah?" Mikael menoleh dan di waktu yang sama setetes air mata turun dari matanya sehingga Rose tertegun.
Apa Mikael menangis? Rose masih terpaku dengan apa yang baru saja ia lihat ketika Mikael kembali beralih menatap monitor. Ia memandangi Mikael dari tempatnya berbaring dan ia bisa merasakan bagaimana Mikael sangat bahagia saat ini.
"El," Rose memanggil lagi dan Mikael langsung menatapnya.
"You're going to be a father," gumam Rose dengan senyuman manis.
Kedua mata Mikael yang memerah terus menyelami tatapan Rose semakin dalam.
"You're going to be a great father, Mikael," kata Rose lagi.
Mikael tersenyum dan menunduk untuk mencium bibir Rose.
Pria itu berbisik, "I love you, Mama."
***
Semua orang boleh saja membencinya, tetapi tidak mengambil apa yang menjadi miliknya. Raeden tidak peduli jika Mikael membuat seluruh dunia memaki-maki namanya. Akan tetapi, Raeden tidak akan terima ketika Mikael merebut Rose dari dirinya. Kenyataan bahwa Mikael merebut Rose merupakan tetangga Rose membuat Raeden ingin membakar satu gedung Langham Residence. Ia ingin menjebak Mikael mati di dalam api, sama seperti Mikael menjebaknya saat ini.
"Theron bilang Mikael akan menutup Gara Land bulan depan," Ronald Agrata berkata kepada anak keduanya.
Raeden yang sedang duduk di taman belakang rumahnya itu menyeringai dan meneguk vodka di genggamannya. Pria itu terus memandang lurus ke depan sambil mengertakkan gigi menahan amarah. Jelas ia tahu Mikael akan melakukan itu dan ia tidak lagi terkejut walau ia ingin sekali menembak kepala Mikael.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fleurs Séchées | The Golden Shelf #1 [RE-WRITE]
RomanceA heartfelt tale. Michael Leclair has a neighbor. He never thought he would be able to love again after years had passed, but Rose Asmaralaya turned his world upside down in just a few weeks when she ran away and knocked on his door. For Michael, Ro...