Lebih dari tiga puluh menit Mikael menunggu Rose yang tidak kunjung keluar dari kamar mandi. Ketika mereka masuk ke penthouse Mikael, wanita itu terus menunduk dan langsung izin mandi tanpa menunggu Mikael menjawabnya. Namun, sudah lama bunyi shower berhenti, Rose belum juga keluar.
Masih dengan kepala yang luka, Mikael mendekatkan telinganya ke pintu kamar mandinya. Kedua matanya terpejam saat mendengar isakkan yang begitu pedih dari dalam sana. Ia mengetuk pintu itu dua kali sebelum akhirnya melangkah masuk.
Hatinya mencelus ketika melihat Rose yang masih berbalut bathrobe duduk di sudut sambil memeluk lulutnya sendiri. Mikael berjalan mendekatinya lalu berlutut dan memeluknya. Rose menangis semakin deras dan terisak semakin dalam selagi mencengkram kemeja Mikael dengan kuat.
"Aku minta maaf, El, aku minta maaf," ucap Rose sambil tersedu.
Mikael tidak berbicara apa-apa. Ia menyelipkan tangannya di bawah lutut dan leher Rose kemudian menggendong tubuh lemah wanita itu untuk duduk di ujung kasur. Lalu Mikael mengambil hairdryer dan mulai mengeringkan rambut Rose yang basah dengan diam.
Setelah rambut Rose kering, jemari Mikael menyisirnya perlahan-lahan. Pria itu menunduk untuk mencium kepala Rose berkali-kali dan menahan kecupan terakhirnya cukup lama.
Apa yang Mikael inginkan saat ini hanyalah menghapus semua hinaan Raeden di dalam diri Rose. Untuk pertama kalinya, ia menyaksikan harga diri Rose diinjak-injak dengan mata kepalanya sendiri. Ia melihat bagaimana Raeden meludahi Rose seakan-akan wanita itu tidak ada bedanya dengan keset kotor di tengah jalan. Dan membayangkan Rose diperlakukan tanpa harga seperti itu selama satu tahun ini, Mikael tidak mampu.
"Mikael, aku menyakiti kamu," ucap Rose lagi. Ia memegang lengan pria itu sehingga Mikael melepas kecupannya dan menatapnya.
"Aku minta maaf kalau ini semua tidak mudah. Aku yang membawa kamu ikut masuk ke hidupku yang penuh masalah dan aku minta maaf, El, aku minta maaf."
Rose menangkup wajah Mikael dengan sangat hati-hati. Air matanya tidak berhenti berderai saat ia mengamati luka-luka yang memenuhi wajah pria itu. Tangannya mengelus kepala Mikael lalu semakin terisak saat mendapati darah dari luka di kepala Mikael.
"Aku minta maaf," ulang Rose untuk kesekian kali. "Papa salah ketika berkata aku sama seperti namaku. Aku bukan bunga mawar yang bisa membuat orang bahagia karena selalu cantik dan wangi. Papa lupa kalau secantik apapun mawar itu, ujung-ujungnya akan layu, El. Layu dan dibuang begitu saja karena tidak ada lagi harganya."
Mikael membuang pandangannya saat matanya terasa panas. Ia mengatur nafasnya setenang mungkin sebelum meraih kedua tangan Rose di pipinya dan mengecupnya. Pria itu kemudian kembali mencium kepala Rose dan turun mencium setiap bagian wajah Rose. Mikael mengecup bibir Rose lalu turun lagi ke leher dan bahu wanita itu.
Sebentar Mikael menatap kedua mata Rose yang sayu. Kemudian Mikael menarik pita di jubah mandi Rose sehingga ia bisa melihat tubuh polos Rose tanpa terhalang satu helai benang pun. Lalu ia menidurkan Rose pelan-pelan dan melanjutkan kecupannya.
Tangan pria itu mengelus tubuh Rose sementara bibirnya mulai mencium dada wanita itu. Rose terpejam saat Mikael bertahan cukup lama di kedua payudaranya sebelum turun ke perutnya dengan lambat. Dan pria itu terus memberinya kecupan ke paha sampai ke ujung kakinya.
Mikael lalu menarik diri dan mengambil selembar kemeja. Rose terus memandangi ketika Mikael memakaikan kemeja itu di tubuhnya. Rose bisa merasakan bagaimana Mikael mencoba mengembalikan harga diri dan rasa percaya dirinya yang berserakan di mana-mana dengan ciuman-ciuman pria itu di sekujur tubuhnya. Ia melihat Mikael memandangnya penuh kekaguman yang membuatnya merasa bahwa ia begitu diinginkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fleurs Séchées | The Golden Shelf #1 [RE-WRITE]
RomanceA heartfelt tale. Michael Leclair has a neighbor. He never thought he would be able to love again after years had passed, but Rose Asmaralaya turned his world upside down in just a few weeks when she ran away and knocked on his door. For Michael, Ro...