~32 (Dia siapa?)

1.5K 129 1
                                    

Hallo!

Semoga kalian suka sama cerita ini dan bahagia selalu:)

Seperti biasa, sebelum baca ceritanya jangan lupa vote, comment dan share sama temen-temen kalian yaaaaa.

Tinggalkan kritik dan sarannya, terimakasih

Happy reading!❤

🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Ratu membuka pintu kamar Raja dan langsung masuk begitu saja. Raja yang sedang melipat sajadahnya pun menghela napas kesal.

"Emang enggak punya sopan santun ya lo? Udah dibilangin berkali-kali kalau masuk kamar orang itu ketuk pintu dulu. Kalau tadi gue lagi telanjang gimana?"

Ratu yang berdiri dekat sofa di depan ranjang Raja pun langsung melempar bantal sofa ke arah Raja dan bantal itu tepat mengenai wajah Raja. Namun, Raja tetap tidak menggubris Ratu.

"Ja." Raja tetap diam sembari melipat sarungnya.

"Raja ih! Budeg ya lo?!" Kesal Ratu.

Ratu mendudukan dirinya di sofa dengan kesal.

"Apaan sih?! Balik sana ke kamar lo."

Raja memasuki ruang wardrobe-nya dan setelah keluar ia sudah memakai Piyama berwarna hitam.

Raja membaringkan dirinya di ranjang king size miliknya.

"Lo tuh ya! Enggak pernah bisa banget ngehargain gue sebagai kakak. Pilih kasih tau enggak sih lo? Giliran ngomong sama Kak Dean aja alus banget, giliran sama gue? Kayak orang ngajak tawuran." Raja menatap Ratu meremehkan.

"Muka-muka kayak lo itu enggak ada pantes-pantesnya jadi Kakak." Setelah mengatakan itu tanpa rasa bersalahnya Raja menarik selimut sebatas perut lalu memejamkan mata.

Melihat itu Ratu langsung mendekati Raja dan menarik selimutnya dengan kencang.
"Raja ih mau cerita! Jangan tidur!" Ratu menarik-narik bagian depan Piyama yang dipakai Raja.

Dengan kesal namun Raja bangkit dari tidurnya lalu melepaskan tangan Ratu pada Piyamanya. Raja menatap Ratu kesal.

"Tidur Ratu! Ini udah malem."

"Baru jam setengah sepuluh, dengerin dulu gue cerita. Gue bingung banget."

Lagi, Raja menghela napas kesal. Ratu dan sifat pemaksanya tidak bisa terpisahkan!

"Duduk di sana terus cerita, gue dengerin dari sini." Ratu menurut, ia berjalan menuju sofa dan duduk di sana. Sedangkan Raja sudah membaringkan kembali tubuhnya dan memejamkan mata. Sungguh, ia sangat lelah hari ini.

"Kak Kel bilang Rendi di rumah sakit, gue pengen jenguk tapi enggak boleh." Ratu memulai ceritanya tanpa melihat Raja yang sudah memejamkan mata.

"Terus ya Ja masa gue tuh sekarang sering banget liat Rendi, padahal dia lagi dirumah sakit. Aneh banget kan? Masa iya gue kangen dia sih? Enggak elit banget kan, Ja?" Ratu yang tidak mendengar jawaban Raja pun terdiam sejenak lalu melanjutkan kalimatnya.

"Raja, kalau gue suka Rendi gimana?" Ratu yang masih tidak mendengar sahutan dari Raja pun akhirnya menoleh dan menghembuskan napasnya kasar.

"Dasar adek laknat, kakaknya lagi cerita bukannya didengerin bener-bener malah ditinggal tidur."

Ratu berjalan mendekati Raja, setelah berada disebelahnya ia menarik selimut Raja sebatas dada. Lalu mengambil remot pendingin Ruangan untuk menaikan suhu agar tidak terlalu dingin.

Ratu menatap Raja lagi dan tersenyum, lalu mengusap puncak kepalanya dengan sayang.

"Lo pasti capek banget ya hari ini? Tidur yang nyenyak ya, mimpi indah." Setelah mengatakan itu Ratu keluar dari kamar Raja dan menutup pintunya dengan sangat perlahan agar tidak menimbulkan suara bising yang dapat menganggu tidur Raja.

Ratu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang