~22 (Perubahan)

1.8K 134 2
                                    

Double Update!

Jangan lupa vote, comment dan share sama temen-temen kalian yaaaaa.

Tinggalkan kritik dan sarannya, terimakasih

Happy reading!❤

🌹🌹🌹🌹🌹🌹
"Jadi pacar gue ya?" Ratu menatap mata Rendi yang terlihat sangat berharap ia akan menjawab iya.

Ratu melepaskan tangan Rendi lalu balik menatap mata Rendi.

"Kalo lo beneran mau jadi pacar gue, lo harus berubah mulai besok. Enggak ada lagi nih Rendi yang pake tindik-tindikan begini, terus pake ikat kepala juga, terus seragam lo harus rapih dan juga bawa buku pelajaran sesuai mata pelajarannya. Buku cetaknya juga enggak boleh campur-campur, satu mata pelajaran satu buku cetak. Bisa?" Mata Rendi berbinar mendengar itu. Senyumnya juga merekah.

"Terus kalo gue udah Rapih, kita pacaran?" Ratu menggeleng. Senyum Rendi langsung hilang.

"Kenapa?"

"Gue mau liat lo beneran berubah atau enggak selama dua minggu. Bener-bener berubah. Gue enggak mau lo emosian lagi, harus ngerjain pr sama tugas dari guru."

"Belajarnya bareng lo tapi." Ratu menghela napas pelan, lalu mengangguk.

"Oke! Gue bakal berubah mulai besok." Ucap Rendi penuh semangat.

-----------
Keesokan harinya
Di SMA WIJAYA

Semua mata tertuju pada Rendi yang baru saja memasuki arena Sekolah. Bagaimana tidak? Rendi yang biasanya berpenampilan urakan kini menjadi terlihat sangat rapih.

Sepanjang perjalanan menuju kelasnya Rendi bersiul, terlihat sekali suasana hatinya sedang senang. Bahkan ia menyapa tukang kebun yang sedang bekerja dengan ramahnya.

Langkah Rendi terhenti saat berpapasan dengan Arjuna dan Raja yang nampaknya baru saja mengantarkan Ratu ke kelasnya.

Rendi menatap mereka berdua dengan senyum sombongnya.

"Gimana? Keren kan gue?" Arjuna dan Raja bertatapan setelah itu tertawa bersama.

"Ketempelan setan apaan lo? Gila culun abis hahahahaha." Mata Rendi melotot tidak terima saat Arjuna berkomentar seperti itu.

"Tau lo! Gila enggak pantes banget." Sahut Raja.

Rendi mengusap-usap dadanya berusaha meredam emosi yang hampir terpancing.

Inget, Ren. Ini demi Ratu! Lo harus nahan emosi, jangan gebukin anak orang lagi. Apalagi Duo iblis ini. Ucap Rendi dalam hati.

"Ganti gih!" Rendi menggeleng.

"Demi sang pujaan hati, Babang Rendi siap berganti style. Lagian kalo good looking itu bebas mau gaya kayak gimana juga. Oh iya cadipar nanti sore belajar bareng ya, daaah gue duluan." Rendi menepuk pundak Raja dua kali lalu kembali berjalan menuju kelasnya.

"Cadipar?" Tanya Raja bingung.

"Calon adik ipar hahahaha." Jawab Rendi tanpa menoleh ke belakang.

"Dih najis!" Umpat Raja sedangkan Arjuna sudah tertawa mendengar julukan baru untuk Raja.

-----------

Kantin

"Kamu mau makan apa?" Tanya Rendi pada Ratu.

"Wah bucin abis ini orang." Komentar Arjuna.

"Iri bilang bos!" Sahut Rendi.

Ratu yang melihat itu hanya menggelengkan kepala.
"Mau makan apa?" Tanya Raja yang berdiri di sisi kiri Ratu.

"Mau Roti aja, sama air putih." Raja mengangguk lalu pergi dari sana.

Rendi berdiri,
"Kalian mau mesen apa? Biar gue yang pesenin."

"Nanggung banget lo, orang tuh kalo mau keliatan berubah total ya sekalian bayarin bukan cuma pesenin." Rendi menoleh ke arah Arjuna lalu ke arah Ratu.

"Emang gitu, Ra?" Ratu yang melihat Arjuna memberikan kode padanya melalui mata pun mengangguk.

"Oke! Gue bayarin."

"Nah gitu dong."

"Mau pesen apa?" Tanya Rendi sekali lagi.

"Gue mau mesen sendiri." Arjuna berdiri lalu pergi untuk mencari makanan yang ia inginkan.

Rendi menoleh pada Amara dan Keisya yang duduk di barisan Ratu.
"Kalian mau apa?"

"Gue soto ayam deh, tapi enggak pake bawang goreng sama minumnya es teh aja." Jawab Amara.

"Gue batagor aja, sama es teh." Rendi mengangguk lalu pergi.

"Si Rendi lo apain, Ra? Bisa berubah banget gitu." Tanya Amara yang di angguki oleh Keisya.

"Dia nembak gue, tapi gue kasih syarat." Jawab Ratu pelan sehingga hanya Amara dan Keisya yang dapat mendengarnya.

"Ha?" Teriak Amara karena terkejut. Ratu meringis mendengar itu, ia sudah tau respon Amara akan seperti itu. Keisya sebenarnya juga terkejut, namun ia dapat menahannya.

"Syaratnya dia harus nurut sama lo?" Ratu menggeleng menjawab pertanyaan Amara.

"Gue bilang kalo dia mau jadi pacar gue, dia harus berubah." Amara dan Keisya memgangguk mengerti.

"Tapi sebenernya perasaan lo sendiri ke dia gimana, Ra?" Ratu terdiam mendengar pertanyaan Keisya.

"Gue cuma enggak mau, lo dianggap ngasih harapan palsu ke dia juga gue enggak mau kalo sampe lo kepaksa jadian sama dia karena kasian." Amara mengangguk menyetujui ucapan Keisya.

"Gue lagi ngeyakinin hati gue, Mar, Kei. Gue ngasih waktu dua minggu buat ngebuktiin dia beneran mau berubah atau enggak, dan selama itu juga gue bakal ngeyakinin perasaan gue." Amara dan Keisya mengangguk mengerti.

Arjuna, Raja dan Rendi jalan bersamaan dengan nampan di tangan mereka masing-masing.

"Lo tuh orang kaya tapi gayanya kayak orang susah, pelit banget sama gue. Lagian lo kalo mau jadian sama sepupu gue ya harus baikin gue biar dapet restu." Rendi berdecak malas.

"Restu restu tai kucing! Lo ini lagi malak gue."

Raja yang mendengar perdebatan mereka sedari awal pun hanya menggelengkan kepala.

Perdebatan mereka di mulai saat Rendi melihat banyaknya jajanan yang dibeli Arjuna.

***
Tbc

Ratu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang