~24 (Birthday Party)

1.6K 122 1
                                    

Double update!

Jangan lupa vote, comment dan share sama temen-temen kalian yaaaaa.

Tinggalkan kritik dan sarannya, terimakasih

Happy reading!❤

🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Mansion Leon

Pesta yang sudah direncanakan dari jauh-jauh hari itu akhirnya terlaksana juga. Namun, pesta dengan dekorasi mewah, yang dihadiri para petinggi-petinggi perusahaan itu justru tampak membosankan dimata Ratu.

Bagaimana tidak? Pesta yang seharusnya menjadi acara menyenangkan kini malah menjadi ajang pertemuan rekan bisnis. Sungguh, dengan otak minimalisnya itu Ratu menjadi tidak mengerti apa yang mereka omongkan barang sedikitpun. Hingga akhirnya, gadis bergaun biru selutut dengan hiasan mahkota di kepalanya itu memilih mengasingkan diri dengan duduk di pojok ruangan. Mengambil semua hidangan yang menurutnya enak.

"Ulang tahun kok mojok, mana sendirian lagi. Kalo sama gue mojoknya sih mending." Ratu yang sedang mengunyah makanan itu menatap malas Rendi.

"Nih." Ratu meletakan piring yang penuh dengan makanan itu di meja yang tidak jauh dari tempatnya. Lalu menerima kotak kecil berwarna pink yang diberikan Rendi.

"Apaan nih? Gue enggak nerima barang murahan ya." Rendi mengedikan bahunya.

Ratu membuka kotak kecil itu, lalu terperangah melihat hadiahnya. Jangan bayangkan hadiah yang mahal seperti kalung bertaburkan berlian atau apapun, karena hadiah yang Rendi berikan hanyalah sebuah gantungan kunci yang terbuat dari kayu. Namun, gantungan itu terlihat sangat indah dengan ukiran namanya, lalu di sisi bawah kirinya terdapat tulisan 'RANDI' dengan ukuran kecil.

"Makasih." Ucap Ratu tulus lengkap dengan senyumnya. Namun, senyum itu tak berlangsung lama karena Ratu yang tiba-tiba menyipitkan matanya.

"Randi itu apa?" Rendi terkejut mendengar pertanyaan itu, namun ia pandai menyembunyikannya.

"Kepo banget lo kayak Dora!" Setelah mengatakan itu Rendi pergi meninggalkan Ratu.

Di sisi lain pesta, Keisya sedang memakan kue yang diberikan pelayan di sana ditemani Raja yang berdiri di sampingnya.
"Lo kok ngeliatin gue terus sih? Ada yang salah ya? Bedak gue ketebelan? Atau jangan-jangan make up gue luntur? Ih kok lo enggak bilang sih dari tadi?" Keisya menaruh Kue itu di meja dan hendak bercermin dengan cermin kecil yang ia bawa di dompetnya, namun tangannya langsung ditahan oleh Raja.

"Lo cantik, makanya gue enggak bisa berpaling."

"Ha?" Raja mendekatkan wajahnya dengan wajah Keisya, lalu tersenyum mempesona.

"Lo cantik, makanya gue enggak bisa berpaling. Rasanya pengen cepet-cepet ngajak naik."

"Naik kemana?"

"Pelaminan."

Blush

Pipi Keisya langsung memerah. Sungguh, Raja dan gombalannya bukanlah perpaduan yang menyehatkan bagi jantungnya.

Keisya langsung memalingkan wajahnya.
"Cie pipinya merah." Goda Raja sembari menjawil hidung Keisya.

"Apaan sih?!" Tanyanya dengan nada kesal yang dibuat-buat.

"Detak jantung siapa tuh yang lagi disko?" Raja memegang jantungnya sendiri lalu menggeleng. "Bukan jantung gue, berarti jantung lo." Keisya langsung salah tingkah.

"Eh, bukan jantung lo aja sih yang detaknya kenceng banget." Raja mengambil tangan kanan Keisya lalu membawanya ke dada kirinya.

Deg.Deg.Deg

Ratu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang