~33 (Jadian)

1.5K 119 4
                                    


Hallo!

Sebelumnya aku mau tanya nih, menurut kalian lebih bagus mana aku double update atau update seminggu dua sampai tiga kali? Tolong dijawab yaaaa

Semoga kalian suka sama cerita ini dan bahagia selalu:)

Seperti biasa, sebelum baca ceritanya jangan lupa vote, comment dan share sama temen-temen kalian yaaaaa.

Tinggalkan kritik dan sarannya, terimakasih

Happy reading!❤

🌹🌹🌹🌹🌹🌹

"Dia orang jahat. Siapa?" Tanya Ratu pada Risma setelah ia membaca ketikan gadis kecil itu.

Belum sempat Risma mengetikan sesuatu di ponsel Ratu, seorang gadis berkulit tan keluar dari kamar Rendi dan tersenyum ramah pada Ratu hingga menampilkan lesung pipinya.

"Cantik, tapi siapa?" Batin Ratu.

"Hai, siapa ya?" Tanyanya dengan ramah.

"Gue Ratu, temen Rendi." Ratu mengulurkan tangannya yang langsung dibalas oleh gadis itu.

"Seruni." Jawabnya lembut.

Mereka melepaskan jabatan tangannya.

"Siapa Run?" Tanya Rendi dari dalam kamar.

"Temen lo Ren, namanya Ratu!" Balas Seruni.

"Serius? Suruh kesini mau liat!" Teriak Rendi yang langsung dibalas kekehan oleh Seruni.

"Dia emang rada-rada jadi mohon dimaklumi ya." Ratu hanya tersenyum membalas ucapan Seruni.

"Oh iya, masuk-masuk." Ratu mengangguk, ia langsung masuk ke dalam meninggalkan Seruni dan Risma didepan kamar.

Melihat tidak ada siapa-siapa, Seruni langsung memegang kedua lengan Risma dengan kuat menyebabkan gadis itu menampilkan wajah kesakitan. Wajah polos yang menampilkan senyum manis tadi langsung hilang seketika digantikan dengan tatapan tajam.

"Jangan. Ngomong. Macam. Macam." Risma mengangguk perlahan. Setelah itu ia langsung pergi dari sana secepat yang ia bisa.

Seruni merotasikan kedua bola matanya, sebelum masuk ke dalam kamar Rendi ia mengatur senyumnya lebih dulu.

"Ra, dia Seruni. Sahabat gue, jadi jangan cemburu."

"Kemaren anjing tetangga gue kepedean, terus besoknya mati. Jadi ya hati-hati aja."

Rendi memasang wajah teraniayanya pada Ratu.
"Kamu jahat, masa aku disamain sama anjing."

"Geli banget sih muka lo!" Seruni tertawa mendengar itu.

"Suka kayak orang keabisan obat kan Ra?" Ratu tertawa mendengar itu.

Rendi menatap malas Seruni.
"Runi yang cantik tapi enggak bisa ngalahin Ratu cantiknya, tolong masakin sup ayam dong." Seruni mendengus malas.

"Gunanya keluarga lo bayar chef di sini apaan kalau apa-apa minta dimasakin gue?" Rendi menampilkan cengirannya.

"Masakan lo kan juara, jadi tolong dong cantik." Seruni merotasikan kedua bola matanya sebelum meninggalkan kamar Rendi untuk memasak makanan yang diminta.

Setelah Seruni tidak terlihat, tangan kiri Rendi menepuk-nepuk ranjangnya yang kosong,
"Duduk sini." Ratupun menurut.

Kini posisi mereka duduk bersebelahan dengan badan yang bersandar pada sandaran ranjang.

Ratu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang