55 ~ Ratu Tahu

2K 147 34
                                    

SELAMAT PAGIIIII!

Aku harap kalian suka ya💜

Happy reading!💜

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Hari ini adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh Ratu. Karena hari ini ia sudah diperbolehkan pulang. Kania dan Marvin yang menjemput putrinya itu tersenyum bahagia saat melihat Ratu yang sangat  antusias karena hari yang ditunggu-tunggu telah tiba.

"Bunda, nanti Ratu bisa nengokin Kak Dean kan?" Kania mengangguk.

"Iya sayang." Ratu digendong oleh Marvin dan di dudukan di kursi roda.

Ratu memang bisa berjalan sendiri, tapi Marvin yang notabene Ayah protective pada Putrinya lebih memilih menggendong Ratu agar gadis itu tidak kelelahan karena berjalan.

"Nanti sore boleh kan, Bunda?" Kania menatap Marvin, Marvin yang mengerti langsung berdehem.

"Ratu kan baru pulang hari ini, jadi Ratu istirahat dulu ya satu atau dua hari. Nanti, baru kita ketemu Kakak." Ratu memanyunkan bibirnya mendengar ucapan Marvin.

"Tapi janji kan? Enggak diundur-undur lagi?" Marvin tersenyum meyakinkan sembari mengusap puncak kepala Ratu.

"Enggak, sayang. Ayah janji." Ratu menyodorkan jari kelingkingnya yang langsung diterima oleh Marvin.

"Sekarang kita pulang ya?" Ratu mengangguk.

Sebelum mendorong kursi roda Ratu, Marvin menghela napas berat. Dalam hati ia bertanya-tanya apa kah keputusannya ini sudah benar? Memberitahu Ratu tentang kematian Deana di saat dirinya sendiri pun masih belum bisa menerima kenyataan pahit itu. Terhitung sudah dua bulan lebih kejadian itu berlalu, namun ingatan tentang wajah pucat Deana yang sudah terbujur kaku di brankar rumah sakit masih sangat teringat jelas dalam benaknya.

Harapannya saat ini hanya satu, semoga Ratu dapat menerima kenyataan pahit ini tanpa membahayakan kesehatan jantungnya lagi.

-----------

Dua hari sudah berlalu, seperti janji Marvin pada Ratu saat masih di rumah sakit dua hari yang lalu. Sore ini, seluruh keluarga Pratama dan Bagaskara beserta Rendi, Amara dan Keisya akan menemui Deana.

Ratu tampak mengernyitkan dahinya bingung saat melihat semua orang menggunakan pakaian serba hitam. Ada apa sebenarnya? Mengapa mereka janjian tanpa mengajak dirinya?

"Kalian janjian?" Tanya Ratu yang baru saja tiba di ruang tamu dengan kursi roda yang di dorong Raja. Ratu menggunakan baju berwarna navy dan celana jeans panjang berwarna putih.

"Kalian ini mau jengukin Kak Dean atau mau ngelayat sih?" Ali tersenyum dan berjalan mendekati Ratu, lalu mengusap-usap puncak kepala gadis itu.

"Berangkat yuk, takut kemaleman." Ratu mengangguk.

Ali mengambil alih kursi roda Ratu dan berjalan lebih dulu disusul yang lainnya.

Delano mengusap wajahnya frustasi, Fajar menatap sendu sepupu perempuannya itu. Yang lain pun tidak jauh berbeda, mereka menatap Ratu dengan tatapan sendu dan penuh penyesalan. Entah apa yang akan terjadi nanti. Mereka hanya bisa berdoa dalam hati agar tidak terjadi apa-apa dengan gadis itu. Sedangkan Raja? Remaja laki-laki itu hanya memberikan ekpresi datarnya.

------------

Perasaan Ratu menjadi tidak enak saat mobil yang dinaikinya berhenti di sebuah pemakaman keluarga yang tidak jauh dari kediaman utama Pratama.

"Kita mau ziarah ke makam nenek dulu ya, Bund?" Kania yang duduk di samping Ratu hanya bisa memberikan senyuman dan usapan lembut di punggung tangan gadis itu.

Ratu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang