50 ~ Kabar Baik dan Kabar Buruk

1.9K 156 24
                                    

Halo!

Selamat soreeeee. Aku update cepat kan? Btw seneng banget liat kalian main tebak-tebakan 😂

Semoga kalian suka!

Seperti biasa jangan lupa vote, comment & share sama temen-temen kalian yaaaaa.

Happy reading!💜

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Sudah agak jauh Aji menggendong Ratu, suara tembakan berbunyi. Aji membelalakan matanya saat melihat siapa yang tertembak, darah segar pun mengenai wajahnya.

"Kak Dean!" Teriak Raja yang baru saja tiba.

Tubuh Deana ambruk dalam dekapan Raja. Kepalanya tertembak, namun ia masih bisa tersenyum.

"Enggak! Kak Dean!"

Deana tertembak demi melindungi Ratu dengan posisi memeluk leher Aji dari depan guna menutupi gadis itu.

"Lo!" Raja murka. Ia memberikan tubuh Deana pada Rio.

Anak buah Seruni kalah jumlah, oleh sebab itu saat melihat banyaknya pengawal Pratama yang datang membuatnya mengambil jalan cepat. Namun, ia salah sasaran.

Raja mendekati Seruni yang ditahan oleh dua pengawalnya.

Plak!

Tangannya menampar kencang pipi kanan Seruni hingga menimbulkan bekas kemerahan.

"Segitu doang?" Seruni terkekeh lalu tersenyum mengejek. Baru saja tangan Raja akan melayangkan satu tamparan lagi, namun Rendi menahannya.

"Lo mau bela dia lagi?" Rendi menggeleng.

"Biar gue aja."

Plak!

Plak!

Seruni menatap tidak percaya Rendi.

"Lo ... lo nampar gue?" Lirih Seruni.

Polisi datang dan langsung menangkap para pelaku penculikan termasuk Seruni.

"Tunggu! Gue enggak salah!" Seruni meronta saat tangannya dipasang borgol.

"Mereka duluan! Si brengsek tua itu duluan yang ngehancurin keluarga gue! Gue cuma membalaskan dendam!" Seruni terus meronta saat dibawa paksa oleh petugas kepolisian.

"Rendi! Lo harus percaya sama gue! Gue enggak mungkin segila itu!" Rendi memejamkan mata mendengar itu.

Ia marah juga kecewa. Bagaimana bisa ia sebodoh itu? Bagaimana bisa ia tidak tahu kalau Seruni adalah Dalang dibalik semua ini?

Ratu dan Deana dibawa ke rumah sakit milik Bagaskara menggunakan ambulance, karena rumah sakit itu satu-satunya rumah sakit yang paling dekat dengan lokasi kejadian. Raja menemani Deana sedangkan Rendi menemani Ratu. Raja terus menggenggam kuat tangan gadis itu. Deana tampak memejamkan mata dan sesekali meringis.

"To-tolong se-la-mat-kan Ratu." Raja mengangguk.

"Kakak harus kuat. Kita akan sampai sebentar lagi." Deana hanya tersenyum menanggapi itu.

Air mata Raja tidak berhenti mengalir, dua saudarinya sedang terluka namun ia tidak bisa melakukan apa-apa. Ia bahkan tidak mempedulikan kaki serta tangannya yang jelas-jelas terluka, darah bahkan terlihat masih keluar dari luka-luka itu, lutut dan sikunya juga terlihat sobek. Namun, luka fisik yang sedang ia rasakan tidak sebanding dengan luka batin yang sekarang ia rasa.

Ratu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang