40 ~ Sisi Rapuh Raja

2.4K 184 38
                                    

Hallo!

Semoga suka sama cerita ini yaaaaa:)

Jangan lupa vote, comment & share sama temen-temen kalian yaaaaaa.

Luv u banyak-banyak gaissss❤

Happy reading!

🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Raja mengerjap-ngerjapkan mata saat sinar matahari sudah sangat menyilaukan. Tadi setelah dari balkon ia langsung kembali bergelung dengan selimut milik Ratu.

"Kok gue tidur di sini sih? Ini Ratu kemana lagi?" Matanya terbelalak saat melihat jarum jam sudah menunjukan angka 10.

"Ratu! Lo kok enggak bangunin gue sih?" Tanyanya sambil  berteriak kesal. Raja memakai sandal rumahan lalu ingin melangkah menuju toilet untuk mencari Ratu, namun langkahnya terhenti saat ia mengingat sesuatu.

"Ratu kan lagi di rumah sakit." Ucapnya dalam hati.

Raja menghela napas berat, lalu berjalan ke kamarnya.

------------

Raja menuruni tangga rumahnya, sudah rapi dengan kemeja dan celana jeans hitam.

"Gue mau ke rumah sakit pake mobil." Ucapnya pada pengawal yang berbaris di bawah tangga.

Salah satu pengawal yang berpangkat lebih tinggi di sana mengangguk.

Raja menuju dapur dan mengambil susu kotak rasa cokelat. Lalu meminumnya sambil berjalan ke mini bar dan duduk di sana.

Ia menghela napas berat melihat susu kotak yang ada ditangannya. Itu minuman kesukaan Ratu.

"Gue bahkan bisa minum ini tanpa harus rebutan dulu sama lo." Raja melihat sekelilingnya.

Sepi, tidak ada keributan yang ia ataupun Ratu timbulkan.

Raja menoleh pada kursi di sebelahnya. Ia dapat melihat Ratu yang sedang tersenyum lalu menghilang.

Raja memejamkan mata sejenak lalu membukanya kembali.

Ia bangkit dan langsung menuju pintu keluar.

-----------

Bagaskara's Hospital

Di sepanjang perjalanannya menuju ruang rawat Ratu, Raja dapat melihat banyaknya pengawal yang berjaga ketat di sepanjang lorong. Ruangan Ratu tentu berada di ruang VVIP.

Saat salah satu pengawal membukakan pintu untuknya, ia bisa melihat banyaknya orang. Raja memasang wajah dinginnya. Berjalan pelan ke arah Ali lalu mendekapnya erat yang dibalas tak kalah eratnya oleh Ali.

"Yang kuat, yang sabar." Raja memejamkan mata sejenak. Sulit sekali melakukan dua tindakan itu.

"Ratu akan baik-baik saja." Raja tetap mengangguk meskipun ia tahu itu hanyalah sebuah kalimat penenang.

Raja melepaskan pelukannya dan beralih memeluk Ciara.
"Keano harus selalu kuat untuk Ratu." Raja kembali mengangguk. Setelah itu melepaskan pelukannya.

"Kean masuk dulu." Ali dan Ciara menganggukan kepala.

Raja masuk ke ruang rawat Ratu dan memakai pakaian steril yang ada di dekat pintu. Setelah memakai pakaian itu baru ia mendekati Ratu.

Raja memejamkan mata melihat selang yang menyumpal mulut Ratu juga kabel-kabel yang ada ditubuh gadis itu.

Raja duduk di kursi yang ada di sebelah ranjang Ratu, menggenggam tangan Ratu.

Ratu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang