Ratu turun dari motor sport berwarna hitam milik Raja, lalu menyerahkan helmnya pada Raja dan langsung diterima.
Sekarang mereka sedang berada di parkiran SMA Wijaya, tempat mereka menimba ilmu.
Keluarga Pratama memang salah satu orang terkaya di Indonesia, tapi putra dan putrinya selalu menolak jika mereka akan di sekolahkan di sekolah milik mereka sendiri.
"Gue ada rapat sama anak basket sebelum bel, jadi gue enggak bisa nganter lo sampe depan kelas. Lo di anter sama mereka aja ya?" Raja menunjuk dua orang yang berpakaian serba hitam yang sedang berdiri di depan gerbang sekolah itu. Mereka berdua merupakan pengawal yang diperintahkan khusus untuk menjaga Ratu, sebenarnya lebih dari dua namun Ratu menolak mereka mentah-mentah dan akhirnya menyetujui hanya dua orang saja.
"Heh! Lo mau bikin gue jadi omongan anak-anak sini? Lagian enggak usah lebay deh, gue bukan bocah lagi. Lagian kalaupun ada orang yang mau nyelakain gue juga itu orang pasti bakal mikir lagi kali, ini sekolah tuh rame. Sekali gue teriak orang-orang bakal langsung dateng dan itu pelaku juga bakal langsung ketangkep."
"Ck! Gue anter lo sampe depan kelas." Ratu langsung melepaskan tarikan tangan Raja.
"Apaan sih Ja? Lo kan ada rapat sama team basket lo."
"Lo lebih penting dari apapun."
"Enggak usah lebay kenapa sih?"
Raja menarik pelan tangan Ratu.
"Harus lebay kalo bersangkutan sama lo." Ratu hanya pasrah saja, toh percuma jika menolak Raja.Mereka terus menyusuri koridor lantai satu dan dua karena kelas mereka berada di lantai tiga.
XII-IPA 3
Ratu dan Raja sudah berada di depan kelas Ratu.
"Udah sampe dengan selamat sentausa, puas?" Raja mengangguk sambil tersenyum.
"Banget, gue pergi dulu. Nanti kalo istirahat tunggu si Jujun, jangan sendirian karena gue enggak bisa nemenin lo."
"Enggak ada si Juna juga gue ada temen kali, Ja. Keisya sama Amara lo pikir bukan temen gue?"
"Enggak percaya gue sama mereka."
"Ck! Lo pikir mereka bakal nyelakain gue? Mereka itu temen gue dari kecil Raja! Please deh, curiga juga ada batasnya."
"Sama Jujun atau sama Rio?" Ratu memutar kedua bola matanya malas. Rio adalah salah satu pengawal yang berjaga di depan sekolah mereka.
"Juna." Raja tersenyum lalu mengacak rambut Ratu.
"Good girl." setelah mengatakan itu Raja langsung pergi meninggalkan Ratu.
"Dasar adek laknat! Untung gue sayang." Raja tersenyum, meskipun jaraknya dengan Ratu sudah agak jauh namun ia masih bisa mendengarnya.
"Uhhhh, Kean tuh pacarable banget sih. Mau dong jadi pacarnya Kean." ucap Keisya yang baru saja datang. Ratu dan Amara langsung memutar kedua bola matanya malas.
"Lo nya mau tapi si Kean?" Mendengar ucapan Amara membuat Keisya mencebikan bibirnya.
"Ratu kok lo enggak belain gue sih?"
"Ngapain gue belain lo? Lagian nih ya kalo si Raja mau gue juga ogah jadi ipar lo nantinya." Ratu langsung masuk kedalam kelas meninggalkan Amara yang tertawa dan Keisya yang mencak-mencak karena sebal.
"Mampus lo, si Ratu aja ogah iparan sama cewek gesrek macem lo." Amara langsung masuk ke dalam kelas masih dengan tawanya.
"Iya tinggalin gue aja terus tinggalin! Sahabat macem apa sih lo berdua? Heran gue bisa tahan sahabatan sama mereka dari umur delapan tahun." Keisya menyusul Ratu dan Amara yang sudah masuk ke dalam kelas lebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ratu
Teen Fiction#1 in siblingsgoals (15 Juni 2021) Menurutmu bagaimana rasanya menjadi putri dari keluarga kaya raya yang sangat dijaga oleh keluarganya? menyenangkan? Atau justru menyebalkan? Untuk bisa menilainya mari baca kisah seorang Keana Ratu Pratama