~29 (Galaxi disalahkan)

1.6K 97 3
                                    

Hallo!

Aku update lagi!

Rekor baru nih, 4 chap dalam satu minggu. Padahal udah ditargetin satu minggu 1 chap tapi karna tangan aku lagi gatel banget buat publish jadi ya gitu.

Jangan lupa vote, comment dan share sama temen-temen kalian yaaaaa.

Tinggalkan kritik dan sarannya, terimakasih

Happy reading!❤

🌹🌹🌹🌹🌹🌹

"Semua yang Kak Dean omongin itu bohong." Ratu melihat Raja yang memasang wajah seriusnya.

"Bang Ardi emang lagi nyari pendonor buat gue, gue punya penyakit serius Raja." Ratu dapat melihat ekspresi terkejut, marah, terluka dan kecewa dari Raja seperti dugaannya.

Ratu menatap lekat Raja, lalu tawanya langsung pecah saat itu juga.
"Itu kan jawaban yang lo mau?"

"Enggak lucu!" Kesal Raja.

"Jangan bercanda soal penyakit, gue enggak suka!"

"Lo sendiri yang pengen denger gue ngomong gitu." Raja diam, memang benar Raja menginginkan jawaban seperti itu. Tapi ternyata mendengar itu dari Ratu membuatnya takut dan ia tidak suka itu.

"Emang Kak Dean pernah bohong sama lo? Enggak kan? Kak Dean emang lagi ngelakuin penelitian gitu. Tentang jantung kalau enggak salah sih. Ya gitu deh pokoknya, gue juga enggak terlalu paham." Raja menghela napas lega saat mendengar itu. Melihat Ratu yang menjawab dengan santai dan lancar tanpa nada gugup membuatnya tahu satu hal, Ratu sedang tidak berbohong padanya.

"Gue bayar dulu." Ratu mengangguk.

Ratu melihat punggung kembarannya itu dengan tatapan sedihnya dan berulang kali mengucapkan maaf di dalam hati.

Dan hari ini menjadi bukti, jika Raja salah. Mungkin selama ini Ratu tidak bisa membohonginya, namun itu hanya pemikirannya saja. Karena nyatanya, Ratu memang tidak pernah membohongi Raja. Tidak, lebih tepatnya Ratu belum pernah membohongi Raja mengenai hal sebesar ini.

-----------
XII- IPA 3

Kring.Kring.Kring

Mendengar bel istirahat sudah berbunyi membuat seluruh murid membereskan bukunya.

"Baik, Ibu akhiri perjumpaan kali ini. Ingat, minggu depan kita ada kuis mengenai materi minggu lalu dan minggu ini." Mendengar itu seluruh siswa nampak tidak senang kecuali Keisya yang memasang wajah biasa saja.

Keisya merapihkan bukunya dan meletakannya di kolong meja lalu melepas kaca matanya dan meletakannya ke dalam wadah kacamatanya.

Ratu berdiri di sebelah Amara,
"Kei, Kei." Keisya langsung menoleh pada Ratu. "Ini berapa?" Tanya Ratu sembari mengangkat tiga jarinya di depan Keisya.

Keisya yang melihat itu berdecak kesal.
"Please ya! Mata gue itu cuma minus bukan buta!" Amara tertawa mendengar itu sedangkan Ratu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Mau jajan apa nih?" Tanya Amara yang sudah merangkul kedua sahabatnya yang berdiri di sisi kanan dan kirinya.

"Gue harus ke perpus. Biasa, persiapan lomba." Amara dan Ratu langsung tatap-tatapan dan memberikan tatapan sinis yang dibuat-buat pada Keisya. Amara juga melepaskan rangkulannya pada Keisya.

"Sana-sana! Orang sibuk mah enggak usah ditemenin ya Ra?" Ratu mengangguk.

Keisya mendegus malas.
"Orang sibuk ini juga yang ngasih kalian contekan kalo lagi kuis ya! Jangan lupa."

Ratu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang