~25 (Tersinggung)

1.7K 116 2
                                    

Jangan lupa vote, comment dan share sama temen-temen kalian yaaaaa.

Tinggalkan kritik dan sarannya, terimakasih

Happy reading!❤

🌹🌹🌹🌹🌹🌹

"Triplets!" Seru Ratu sembari berlari dengan merentangkan tangannya ke arah tiga orang laki-laki dengan wajah yang sama.

"Jangan lari!" Seru mereka bertiga ditambah Raja dengan berbarengan.

Ratu hanya menyengir kuda lalu memeluk mereka bertiga yang langsung dibalas.
"Kok telat sih nyampenya?"

"Pesawatnya delay." Ratu menatap malas Kelvin. Iya Kelvin, ia terlahir kembar tiga.

"Ratu baru tau dari Jakarta Pusat ke Kemang harus naik pesawat!"

"Bukan gue, tapi mereka tuh." Jawab Kelvin menunjuk kedua kembarannya itu.

"Cuacanya lagi buruk, jadi mau enggak mau ya harus nunggu sampai stabil lagi." Jawab Kelvan yang langsung mendapat anggukan dari Ratu.

"Terus kalian bakal nginep di sini kan?"

Kenan tersenyum lalu mengusap-usap kepala Ratu.
"Untuk malam ini." Ratu mengerucutkan bibirnya.

"Kok cuma malam ini sih?"

"Besok kami harus meneliti sesuatu untuk jadi bahan skripsi, sayang." Jawab Kenan lembut yang mendapat anggukan dari Kelvan.

"Loh! Kak Kelvin aja belum skripsi. Kok kalian udah?"

"Kami kan cerdas." Jawab Kenan dan Kelvan secara bersamaan. Kelvin hanya memutar kedua bola matanya malas.

Ratu menoleh pada Kelvin lalu menggelengkan kepala.
"Kembar emang enggak selalu sama, buktinya mereka plus kamu minus." Ucapnya dengan wajah prihatin yang dibuat-buat.

Kelvin berdecak malas lalu mengambil cermin kecil yang selalu ada di kantongnya. Lalu mengarahkan cermin itu ke wajah Ratu.
"Ngaca! Lo sama Kean juga sama. Otak Kean mah cakep beut, lah lo? Sama otak lumba-lumba juga kalah." Ratu menatap tajam Kelvin.

Apa-apaan dia? Enak saja otak Ratu yang minimalis dibandingkan dengan otak lumba-lumba! Tentu saja masih kalah, eh!

"Jangan diledekin, entar nangis lo yang bingung." Ucap Raja mengingatkan. Raja sudah berdiri di sebelah kanan Ratu.

Raja bersalaman ala lelaki dengan Kelvin, Kelvan dan Kenan.
"Apa kabar Kak?"

"Alhamdulillah sehat. Bunda sama Ayah gimana kabarnya?" Balas Kenan.

"Alhamdulillah sehat. Ngomong-ngomong sampe sini kapan?"

"Tadi jam delapan. Niatnya mau langsung ke sini tapi Kenan nya lagi enggak enak badan jadi ya udah nunggu dia enakan dulu." Raja mengangguk mengerti.

"Harusnya enggak usah maksain ke sini kalo emang lagi enggak enak badan." Ratu mengangguki ucapan Raja.

"Santai, udah sehat ini." Sahut Kenan.

"Oh iya, nih." Kelvin memberikan sebuah kotak sedang berwarna hijau muda.

"Wah apaan nih? Ratu enggak mau kalo murahan ya!"  Ratu mengambil kotak itu dan membukanya.

Senyuman senang langsung terbit dari bibirnya kala sebuah kotak musik berada ditangannya.
"Kan kalo gini jadi makin sayang. Sini peluk." Kelvin tersenyum dan langsung memeluk Ratu.

Dia memang urakan, namun untuk Ratu ia selalu berusaha menjadi yang terbaik.

"Udah-udah, takut rabies. Lo kan belum di vaksin!"  Raja memisahkan mereka berdua dengan berdiri ditengah-tengah.

Ratu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang