Part 15 : Bersama Arlon

25.5K 3.1K 93
                                    

Olivia berhenti kala melihat sebuah permen seperti awan.

"Wahh! Aku mau itu, eh. Bagaimana jika aku mengundang Arlon juga?" gumamnya lagi.

Setelah berpikir cukup lama, Olivia akhirnya memutuskan untuk mengundang Arlon ke pasar.

Arlon, apa kau mendengarku?” tanya Olivia melalui telepatinya. Ya, Olivia memutuskan untuk memanggil Arlon melalui telepati, karena jika memakai gelembung sihir akan memakan banyak tenaga, dan Olivia tidak suka terlalu sibuk dan kelelahan.

Setelah beberapa saat berlalu. Arloj menjawab.

“Iya, My Lady. Ada apa? Apakah kau rindu denganku? Haha,” jawab Arlon dengan nada menggoda. Memang bocah tengil, pikir Olivia.

Olivia berdehem. “Siapa yang merindukanmu, huh?! Percaya diri sekali anda ini. Aku ingin mengajakmu untuk menjelajah pasar, bagiamana?” tanya Olivia menawarkan.

Arlon tampak diam sejenak. Kemudian ia menjawab dengan tegas. “Apa kau pikir aku sangat luang, hm?” ujar Arlon. Olivia nampak mengiyakan hal tersebut.

“A-ah, baiklah kalau begitu. Aku akan—.” belum sempat Olivia melanjutkan ucapannya. Arlon sudah memotong ucapannya terlebih dahulu. Memang tidak patut di contoh.

“Oh ayolah, Liv. Aku memang luang, tunggu 5 menit. Aku akan segera kesana!” ujar Arlon bersemangat. Sudut bibir Olivia berkedut.

Tanpa kata-kata lagi, Olivia memutuskan telepati tersebut.

"Nona? Nona!" panggil Medelin. Olivia segera tersadar dan menatap ke arah Medelin dengan wajah bingung.

"A-ah, iya?" jawab Olivia sekenanya.

Medelin segera menghela nafas dan menarik Olivia kesisinya.

"Anda menghalangi jalan, Nona." Medelin menjelaskan dengan sabar.

“Kenapa Nona akhir-akhir ini suka melamun, ya? Apakah Nona mempunyai masalah?” batin Medelin bergumam.

Olivia menatap Medelin yang tampak sedang melamunkan sesuatu. "Lin! Ada apa?" tanya Olivia sembari memegang tangan Medelin.

Medelin tersadar. "A-ah, tidak apa-apa, Nona. Mari kita ke toko kue," ucap Medelin. Ia tersenyum sendu kala melihat wajah Olivia yang dengan polosnya menanyakan keadaannya.

“Nona begitu perhatian terhadapku, ahh ... Aku sangat terharu,” batin Medelin berkata.

“Ada apa dengan anak ini?” batin Olivia kebingungan.

Setelah itu Olivia berjalan ke arah depan sembari menggandeng tangan Medelin. Dan Aldi mengikuti mereka berdua dari belakang.

Sesampainya di toko kue. Olivia berhenti dan duduk di bangku depan. Medelin berdiri di belakang kursi Olivia.

"Nona, kenapa anda tidak masuk saja?" tanya Medelin penasaran. Olivia mendongak.

"Em, aku sedang menunggu, Arlon. Tunggu sebentar ya, Lin," ujar Olivia. Medelin segera mengangguk patuh.

Aldi menatap ke sekitar dengan waspada, ia takut jika Olivia di serang oleh orang-orang yang tidak menyukai keluarga Ollion.

Sudah sebagai tugasnya untuk memastikan keamanan Olivia.

Setelah menunggu 5 menit. Arlon datang sembari berlari dan melambaikan tangannya ke atas.

Olivia membalas lambaian tangan Arlon.

"Kenapa kau lama sekali, hm?" tanya Olivia dengan senyum yang terpatri di mulutnya. Namun, hak tersebut berupa sindiran dari Olivia.

Arlon menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Ahaha, maafkan aku. Tadi ada sedikit masalah," ucap Arlon. Ia menghela nafas dan melihat arlojinya.

Reinkarnasi Sang PermaisuriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang