part 16 : Monster Di Hutan

22.9K 3.2K 45
                                    

"Eh, mereka mau kemana? Entahlah, Liv. Aku juga tidak tahu," jawab Arlon jujur. Olivia memasang wajah tegang.

"Ada yang tidak beres," ucap Olivia.

Arlon mengangguk karena setuju dengan ucapan Olivia. "Kau benar, sepertinya ada sesuatu yang mendesak," jawab Arlon seadanya.

Olivia mengangguk.

"Bagaimana kalau kita lihat? Sepertinya akan perlu bantuan kita para prajurit itu," tawar Arlon.

Olivia memikirkan sebentar. "Hm, baiklah. Ayo!" ajaknya. Namun, Aldi segera memegang tangan Olivia.

"Nona, jangan pergi. Disana bahaya!" ucap Aldi khawatir, hal tersebut dapat dilihat dari wajah tampannya yang memucat. Olivia mengangguk membenarkan ucapan Aldi.

"Memang benar, tapi aku yakin. Aku bisa membantu mereka," jawab Olivia percaya diri. Aldi tersentak.

Begitu pula Medelin yang ketakutan. Instingnya mengatakan bahwa jika Nonanya pergi, maka ia akan kehilangan majikan imutnya itu.

"Jangan khawatir, aku akan baik-baik saja," ucap Olivia menenangkan kedua bawahannya itu.

Setelah mengatakan itu Olivia berlari mengikuti para pengendara kuda itu. Begitu pula dengan Arlon yang telah mengikuti Olivia dari belakang.

Medelin gelisah. "B-bagaimana ini kesatria Aldi?" tanya Medelin ketakutan. Ia telah meremas sapu tangannya sendiri.

Aldi di sisi lain langsung menatap ke arah kepergian Olivia. "Kita harus memanggil penyihir Kerajaan sepertinya, Nona Medelin. Jika hanya kita yang membantunya, mungkin keadaan akan lebih buruk," ujar Aldi memberitahukan. Medelin mendengarkan sembari mengangguk.

"Baiklah, saya akan memanggil penyihir kerajaan. Anda sebaiknya mengikuti, Nona Olivia. Saya takut jika terjadi apa-apa," kata Medelin. Setelah Aldi mengangguk sebagai jawaban. Medelin segera bergegas pergi.

Aldi mencari kuda dan menyewanya.

"Dimana kuda yang paling cepat?" tanyanya dengan nada tegas.

Pemilik kuda langsung membungkuk dan memperlihatkan seekor kuda jantan berwarna hitam. Ia terlihat sangat elegan.

"Jika anda mengambil yang ini. Biayanya adalah 10 keping emas," ujar sang pemilik kuda.

Aldi mengangguk dan merogoh saku pakaiannya. Ia melemparkan sekantong uang yang berisi 30 keping emas ke arah sang pemilik kuda.

Pemilik kuda dengan gesit mengambil kantung tersebut. "Disitu ada uang sejumlah 30 keping emas. Jika kuda ini mati, aku akan memberi kompensasi lagi," ujar Aldi. Setelah itu ia segera menunggang kuda tersebut dan melaju ke arah hutan.

"Hei, kau harus lebih cepat. Seorang Nona sedang dalam bahaya," ujar Aldi membisikkan kata-katanya di telinga sang kuda.

Kuda tersebut meringkik dan segera menambah tenaga kecepatannya.

°
°
°
°

"Cepat juga larimu," ucap Olivia sambil berlari dengan kecepatan penuh. Ia berjalan di dahan-dahan pohon seperti seorang ninja.

Arlon terengah-engah. "Kenapa kau lari sangat cepat? Kau ini mau memeriksa atau lomba lari?" ujar Arlon mengadu. Olivia tersenyum.

"Kau saja yang kelewat lambat." setelah mengatakan hal itu. Olivia segera memutarkan badannya dan turun ke bawah jalanan bertanah.

Arlon pun mengikuti langkah Olivia.

Setelah berlarian selama lebih dari 1 jam. Olivia dan Arlon berhasil menemukan para pasukan berkuda yang sudah tumbang. Banyak darah berceceran di tanah.

Reinkarnasi Sang PermaisuriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang