Part 29 : Chisan Imut!

17.4K 2.5K 127
                                    

"Gadis kecil, kenapa kau terbaring selayaknya putri dongeng, lagi?"







Keesokan harinya, di kediaman Ollion.

"Bagaimana keadaan Olivia?" tanya Arlon kepada Lio. Ia memang hanya mengetahui identitas Lio sebagai seorang penyihir hebat, tapi ia tidak tahu hubungan apa yang dimiliki Lio dengan Olivia.

Lio menoleh ke arah Arlon. Ia mengamati dari ujung rambut Arlon sampai ujung kakinya.

"Masih belum sadar," jawabnya singkat. Ia menoleh lagi untuk melihat Olivia.

Arlon melotot kesal.

Sementara dikediaman Duke Chellion.

"Kemana anak itu?" gumam Duke Chellion kepada asistennya.

Asisten atau Amar menggeleng. "Saya tidak tahu siapa yang Anda maksud, Tuan?" Duke Chellion menatap Amar kesal.

"Tentu saja muridku, Olivia. Kau kira siapa? Anak tetangga? Yang benar saja, Amar," gerutu Duke Chellion kesal. Amar menatap sulit ke arah Duke Chellion selaku sang atasan.

"T-tapi, Tuan. Kita tidak memiliki tetangga, lagipula siapa yang mau membuat rumah di lereng gunung berapi? Selain Anda tentunya," ucapnya jujur dan diakhiri dengan suara lirih.

Duke Chellion menatap ke arah Amar datar. "Apa kau ingin bekerja lembur? Tidak sayang waktu luangmu?" tanya Duke Chellion. Auranya sangat pekat, membuat Amar gelagapan dan segera menggelengkan kepalanya.

"Tidak-tidak!! Saya salah, saya masih ada kerjaan yang belum diselesaikan. Mohon izin kepada Duke yang terhormat!!" Amar lari terbirit-birit keluar dari ruangan Duke Chellion.

Karena apa? Ia masih sayang nyawa, ia sudah bekerja lembur lebih dari seminggu penuh. Jika diteruskan, mungkin nyawanya akan melayang dan segera menemui neneknya.

Setelah kepergian Ama, Duke Chellion berencana untuk segera menyelesaikan tugas negaranya dan pergi menemui sang murid yang sudah lebih dari 5 hari tidak mengunjunginya.

"Hah ... Kenapa aku selalu memikirkan bocah nakal itu? Aish, sudahlah!" Duke Chellion mengacak-acak rambutnya karena frustasi.

Lalu ia segera menyelesaikan urusannya.


°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

"Tunggu. Dimana ini? Kenapa gelap semua, hei! Nggak tahu apa kalau aku minus di tempat gelap seperti ini?" tanya Olivia bermonolog.

Ia mengelilingi ruangan luas yang hanya berisikan kegelapan dan kehampaan dimana sejauh mata memandang.

"Weiii!! Ini dimana, tolong. Udah kayak anak ilang aku itu! Nanti Ibuku mencari, hei! Jangan bermain-main! Kalaupun ada malaikat maut, sok lah muncul jangan kucing-kucingan! Di kira aku anak SD apa?!" ucap Olivia ngegas. Padahal jelas-jelas tidak ada orang, namun ia masih berbicara sendiri selayaknya orang gila.

Ya, walaupun ia memang gila, sih.

"Hihihi."

Tiba-tiba terdengar suara kekehan imut di sana. Sontak saja Olivia bergedik ngeri.

"Siapa itu?" tanya Olivia.

"Hehehe, halo kakak cantik!" ucap sebuah suara imut dan halus. Olivia tidak takut suaranya, ia hanya takut yang di ajak bicara itu setan, soalnya tidak ada tubuh yang terlihat melainkan hanya suara saja.

Reinkarnasi Sang PermaisuriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang