Nathan tersenyum dalam diamnya malam. "Olivia, milikku," ucapnya entah kepada siapa.
•
•
•
•
•"Siapa yang milikmu?" tanya empat suara bass dari belakang tubuh Nathan.
Lelaki itu berbalik dan menatap ke arah suara tersebut. "Dia milikku, ada masalah, hm?" tanya Nathan dengan ekspresi mencibir.
Lio menggertakkan gigi kesal. "Jangan melampaui batasmu!!" teriaknya dengan suara keras. Disampingnya Arlon tampak mengangguk dan memasang wajah horor, sementara didekat Arlon terlihat Duke Chellion memasang wajah masam dan aura membunuhnya sudah menguar ke mana-mana.
Oh, jangan lupakan Andra yang memberi tatapan tajam ke arah Nathan.
Wah, betapa menyenangkannya diperebutkan lelaki tampan.
Tidak usah pusing-pusing memikirkan jodoh yang tidak kunjung datang.
Karena sudah banyak para cogan alias cowok ganteng yang berbaris rapi di garis depan.
Tinggal pilih mau yang mana, lalu menikah dan punya anak yang cantik dan tampan.
Tapi, disarankan untuk tidak banyak mengkhayal. Karena hanya Olivia yang mampu melakukan hal yang tidak mungkin menjadi nyata tersebut.
Nathan berdecak kagum. "Wah, siapa kalian yang mempunyai hak berkata demikian? Bagaimana jika aku membalik kata-kata darimu??"
Duke Chellion melemparkan bola api kepada Nathan, dan dihindari dengan cepat oleh sang empu.
"Menyingkirlah dari muridku," ucap Duke Chellion mengancam. Nathan malah terkekeh seolah mengejek kata-kata Duke Chellion.
"Rebutlah jika mampu," ucap Nathan menantang. Ia menyugar rambutnya ke belakang dan pergi ke arah asramanya.
Andra melemparkan meja ke arah Nathan dengan sihirnya.
Namun dengan mudahnya di tepis oleh Nathan menggunakan tangannya, seolah tengah memukul nyamuk yang berkeliaran di dekat tubuhnya.
•
•
•
•
•"Hoam, Nona. Selamat pagi!" sapa Chisan dengan senyum yang mengembang. Ia memeluk Olivia hingga sang empu terbangun.
"Hm," jawab singkat dari Olivia. Chisan menempelkan pipinya ke arah pipi milik Olivia. Lalu Olivia dengan teganya mendorong pipi milik Chisan ke arah lain.
"Aku mau mandi, Chisan," ucap Olivia memberitahukan. Chisan dengan malas menyingkir dari sana. Sebelum Olivia sampai ke kamar mandi, Chisan memeluk tubuhnya dari belakang. Lalu ia mencium pipi Olivia dan langsung kabur begitu saja.
Olivia menggelengkan kepala. "Ugh, anak itu memang," gumam Olivia pelan. Ia segera menuju ke arah kamar mandi dan melakukan ritual mandi paginya.
Setelah selesai mandi, Olivia memakai seragamnya dan menuju keluar kamar.
Di sana sudah ada Agatha yang menunggu Olivia untuk keluar. Agatha langsung memeluk lengan Olivia dan mengajaknya ke dalam ruang kelas ajaran pertama.
Di academi terbagi menjadi tiga kelas, kelas pertama untuk murid ajaran baru, kelas kedua untuk murid ajaran kedua, dan kelas tiga untuk murid ajaran terakhir.
Selain tingkatan kelas terbagi juga beberapa golongan, seperti kelas berbakat, unggulan, dan biasa.
Kelas berbakat ditujukan kepada murid dengan kekuatan ber-elemen langka, seperti es, metal, batu, dan masih banyak lagi. Di kelas ini semua fasilitas sangat lengkap dan lebih unggul dari dua kelas yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinkarnasi Sang Permaisuri
FantasyKarya Asli. Terimakasih telah membaca~ Mohon bijak dalam berkomentar, menerima kritik dan saran pembangun! Olivia Autumnt Dell Ollion-sosok Permaisuri kejam dan terkenal egois. Berumur 40 tahun, telah memegang urusan harem di istana selama 25 tahu...