"Seharusnya Kakak mampu mendidik pelayan kakak dengan baik, a-aku hanya memberi saran, Kak. Ma-maafkan aku." Arin berusaha mendongak menatap Olivia yang menatapnya dengan tatapan datar. Arin berpura-pura tersentak dan berbicara dengan nada gemetar seperti seekor kelinci kecil yang tertindas oleh seekor harimau.
“Apa kau berpikir dengan begitu orang akan merasa kasihan? dengan kelakuanmu yang mirip siluman itu? Kenapa anak zaman sekarang tidak belajar dengan baik dan melakukan drama menjijikkan seperti ini?” Olivia mencibir Arin dalam hati dengan bahasa kasar yang pernah ia pelajari dulu.
"Tidak usah mencari sensasi dengan bertingkah seolah aku menyakitimu. Jadi tidak usah bersikap menjijikkan seperti itu...."
"Ahh, dan apa kau pikir ini sebuah panggung drama? Dimana kau berperan sebagai seorang upik abu dan aku yang memerankan sebagai seorang saudara tiri yang jahat dan kejam? Ck, simpan saja peranmu di lain hari." Olivia melewati kerumunan sambil menggandeng lengan Medelin. Ia tidak perlu bersusah payah mengotori tangannya hanya sekedar untuk menampar pipi busuk milik Arin.
Arin tersentak, ia kira Olivia akan masuk dalam jebakannya, dan dia akan menamparnya atau setidaknya ia mempermalukannya karena ia hanyalah seorang keluarga cabang. Tetapi apa yang terjadi? Olivia malah langsung pergi tanpa menatap kearahnya.
Arin begitu kesal dengan tingkah Olivia menurutnya seperti bukan Olivia yang dulu mudah untuk ditindasnya. Ia merasa bahwa Olivia yang saat ini penuh perhitungan dan terlihat lebih cantik, ia tidak suka hal itu.
“Apa dia bukan Olivia? Eh, tidak-tidak, dia tetap Olivia yang bodoh itu. Fokus Arin! Rebut semua milik Olivia dan jadilah putri kesayangan keluarga Ollion.” Arin membatin dengan pikiran liciknya.
“Akhirnya bisa lepas dari drama murahan milik Arin. Dia pikir aku orang bodoh yang akan diam saja jika dipermalukan di depan umum? Tentu tidak, dasar bodoh. Tunggu saja aku di rumah. Aku akan memberimu beribu hukuman jika diperlukan.” Olivia membatin dengan seringai iblis miliknya.
"No-nona maafkan saya! Sa-saya telah membuat nona dibenci oleh banyak orang." Medelin menatap Olivia dengan raut wajah sendunya. Olivia hanya mengerutkan dahinya kebingungan.
"Apa maksudmu? Siapa yang berani membenciku, Medelin?" tanya Olivia dengan wajah polos bak dewi miliknya. Medelin tercekat dengan tatapan polos Olivia, rasa bersalah semakin terasa di dalam ufuk hatinya. Ia tidak suka ada banyak orang yang mengolok-olok nonanya, namun ia juga tidak berdaya karena ia hanyalah seorang pelayan rendahan.
"Saya mendengar banyak bangsawan maupun rakyat yang mencibir tingkah laku Anda nona, saya seharusnya tidak membuat masalah. Sa-saya tidak suka ada seseorang yamg menghina Anda." wajah Medelin terlihat sangat sedih, Olivia tersenyum kecil melihat kesetiaan Medelin yang ia rasa sudah berada dilevel dunia lain.
"Abaikan mereka yang hanya bisa melihat tanpa bisa memahami, apa kau paham? Medelin, terkadang dalam hidup, kita juga perlu untuk menulikan telinga dan membutakan mata kit. Sebab, tidak semua orang mampu memahami isi hati milik orang lain. Mereka hanya melihat setitik noda hitam di kertas putih. Yang artinya mereka selalu mengedepankan kesalahan kita dalam berpandangan... dari pada beribu kebaikan yang telah kita lakukan. "
"Seperti tadi contohnya, aku hanya marah dan tidak menghiraukan Arin, tapi mereka langsung mencibir seolah-olah aku adalah buronan penjahat dari dunia dongeng yang sedang menindas putri polos. Tapi yang harus kau tahu adalah sifatku yang sebenarnya tidak seperti itu, benar? Jadi, abaikan saja mereka. Ingatlah suatu saat ucapan mereka akan menjadi harimau mereka." Olivia menjelaskan dengan bijak dan merangkai kata-kata yang menyentuh hati, Medelin bahkan sampai berkaca-kaca. Jangan lupakan kenyataan bahwa ia adalah mantan Permaisuri yang tegas, adil, walaupun sedikit tercemar dendam dan rasa iri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinkarnasi Sang Permaisuri
FantasyKarya Asli. Terimakasih telah membaca~ Mohon bijak dalam berkomentar, menerima kritik dan saran pembangun! Olivia Autumnt Dell Ollion-sosok Permaisuri kejam dan terkenal egois. Berumur 40 tahun, telah memegang urusan harem di istana selama 25 tahu...