Part 45 : Baku hantam, Kak?

4.7K 851 160
                                    

Sebelum kalian mulai membaca aku mau bilang dulu, mau ngasih khotbah.

Kalian ',kan cantik-cantik, manis lagi kaya gula aren, mahal juga nggak murahan limited edition bukan best seller. Bisa dong, kalian Vote dulu sebelum baca.

No! No! No! Stop, bilang lupa, kalau lupa kalian ulang dulu dilihat sayang ya, udah di vote pa belum. Karena apa? Kalian kan bilang, aku dukung Author aku dukung ini novel, aku suka, aku pingin ini novel lanjut, dll.

Tapi, eits eits eits, diam, sttt!

Kalian tidak vote, tidak komen, tidak follow, jadi siders. Kit ati tau author nih, liat yang vote bkin miris hati huhu.

Masa yang baca banyak yang vote ¼? What gitu sayang, ihh.

Dan buat temanku Rl, yang aku sayangi yang aku cintai. Kamu baca 'kan sayang, di VOTE dolo, kamu nih manis tapi bkin diabetes ya bkin sakit. Pokoknya Vote dlu, bukan maksa tapi kalian kan ga bayar duit gtu, bayarlah make vote, komen, share, and follow.

Aku tau kalian mager, tapi aku lebih mager liat pembaca 2 ribuan lebih yang vote cuma 400-500 an. Kenapah?! Apa salah dakuh?! Vote mulai sekarang atau disantet Arlon! Atau Duke Chellion. [Gausah seneng!]

Okey ya sayangku yang aku cintai aku banggakan aku utamakan. Btw maaf ya Author baru balik, soalnya males loh liat yg vote tuh dikit, bukan ga bersyukur hei. Tapi yg baca loh banyak, kalian kalau ga dukuung akuh ga usah bacah! Tidiak usyah buacah!

And terakhir, Minal Aidzin Wal Faidzin ya semua sayangku yang terkasih. Maafkan dakuh yg banyak salah dan dosa ini. Sugeng  Riyadi Sedoyo Riders!

°
°
°
°
Para senior kelas dua menoleh. "Iya, Dik. Cari siapa, ya?" mereka menjawab serempak secara ramah.

"Em, kami sedang mencari Senior William dan Senior Ronald. Apakah ada, Kak?" tanya Agatha bingung mau memanggil bagaimana. Jelas, pertama mereka tidak kenal, dan kedua ia malas sekali jika tidak ditemani Olivia.

Salah satu murid perempuan berambut hitam panjang mendekati mereka. "Owh, itu mereka tadi sedang ke kantin, kalau boleh tahu kalian siapa dan ada urusan apa mencari mereka, ya?" tanya murid perempuan itu ingin tahu. Pasalnya tidak jarang banyak murid dari kelas satu maupun tiga yang mencari pangeran William dan Ronald. Apalagi pasti ingin menyatakan perasaan.

Gadis berambut hitam itu merasa bahwa Olivia dan Agatha salah satu dari gadis-gadis yang ingin mengungkapkan perasaanya.

Olivia membungkuk sedikit sesuai tata krama bangsawan. "Perkenalkan aku adalah Olivia, murid kelas 1. Dan ini adalah temanku, Agatha, dia juga murid kelas satu, kami di sini ingin ...."

Belum sempat menjelaskan dengan jelas, gadis berambut merah datang dari belakang gadis berambut hitam. "Oh, apakah junior ini ingin mengutarakan perasaan hatinya?" cibir gadis berambut merah dengan mata menelisik tampilan Olivia dari atas ke bawah.

Gadis berambut hitam menepuk punggung sahabatnya itu pelan. "Jangan menakuti adik kelas kita, Mora. Lagipula siapa yang tidak suka pada pangeran es dari kelas kita? Pfftt, pastinya tidak ada kan. Ah, maaf. Aku hanya memberi saran saja, jangan sampaikan perasaan kalian, pasti nanti akan di tolak mentah-mentah," ujar gadis berambut hitam dengan mata yang mencemooh.

Olivia kira mereka baik, apalagi gadis berambut hitam itu. Namun ternyata salah, hanya orang-orang sombong yang mulutnya tidak pernah melantunkan doa.

Tunggu tanggal main karma bukan, ya. Orang-orang seperti mereka?” batin Olivia berkata dengan santai.

Reinkarnasi Sang PermaisuriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang