Part 3 : Balas Dendam Secara Perlahan

37.8K 4.7K 58
                                    

"Ah... Aku tadi membantu paman Chan membuat hidangan ringan untuk sarapan," ucap Olivia dengan malu-malu yang membuatnya terlihat imut.

"Wah! Apa itu benar, koki Chan?" tanya Ayah bangga dan seakan tak percaya. Lalu koki Chan mengangguk senang dan memberikan tepuk tangan untuk Olivia kecil.

Disisi lain Arin tengah menggenggam ujung pakaiannya dengan erat sampai membuat ujung pakaiannya kusut, Mona yang melihat hal tersebut menjadi ikut kesal dan mempunyai rencana untuk menjebak Olivia.

"Ah! Nona Olivia! Bukankah Anda belajar dari nona Arin? Saya sangat senang karena Anda mampu belajar dengan cepat, benar 'kan, Nona Arin?" tanya Mona sambil tersenyum dan tersirat nada membanggakan didalam ucapannya.

Olivia memandang datar kearah Mona, Mona memanglah pelayan setia Arin karena Mona adalah salah satu teman Arin saat ia masih dalam keadaan miskin (gelandangan) .

"A-em... iya... kakak belajar dengan cepat dariku, yah... hehe," ucap Arin bahagia sambil berdiri dari tempat duduknya dan berjalan kearah Olivia dengan langkah kaki riang. Medelin memasang muka kesal melihat tingkah kaum rendahan yang hanya dipungut oleh nona besarnya.

“Hiih! Jika saja Nona tidak memungutmu, maka kau tidak akan bisa sombong seperti saat ini Arin... aku sangat kesal,” batin Medelin.

"Aku? Belajar darimu? Lalu ... apa nama makanan itu, Rin?" tanya Olivia dengan wajah polosnya. Arin mendadak langsung kaku dan melepas pegangan tangannya dari Olivia. Ia mulai tergagap dan kebingungan untuk menjawab ucapan Olivia. Ia bahkan sempat melirik Mona untuk bertanya apa nama makanannya namun naas Mona pun menggeleng karena tidak tau.

Mau menjebak? Belajarlah dahulu. Agar tidak mempermalukan diri sendiri, haha,” batin olivia senang.

"A-ah... Itu namanya adalah kenyal ... kenyal... makanan kenyal iya-benar 'kan. Makanan kenyal dari daerah benua... Benua Alwin?" gagap Arin dalam menjawab pertanyaan Olivia. Olivia langsung tersenyum smirk ketika mendapati Arin yang tak mampu menjawab dengan benar.

"Wah... Arin bagaimana kau ...." Olivia berpura-pura kaget. "Bisa salah! Wah... padahal 'kan kau yang mengajariku. Koki Chan, apa aku diajari oleh Arin?" tanya Olivia berusaha memojokkan Arin, gadis itu langsung menundukkan kepalanya karena malu dan berusaha untuk menghentikan ucapan Olivia.

"Ah... bukankah nona besar yang belajar sendiri? Saya tidak melihat bahwa nona Arin menjawab nama masakan ini dengan benar," jawab koki Chan jujur sambil menatap kearah Ayah Olivia tegas.

Ayah Olivia hanya mampu menatap datar kearah Arin.

"Kurasa ada bibit-bibit pembohong didalam keluarga Ollion, Kepala pelayan, Ren! " panggil Ayah Olivia tegas, lalu setelah itu ada seorang prlayan paruh baya yang menampakkan dirinya di samping Ayah olivia.

"Saya, Tuan," jawab Pelayan Ren dengan tatapan yang tegas dan menatap Arin seakan ingin memakannya hidup-hidup. Olivia yang melihat hal tersebut hampir tertawa terpingkal-pingkal.

Pfftttt... Aku telah membalaskan dendamku dulu, Arin. Rasakanlah balas dendamku yang akan membunuhmu perlahan-lahan,” batin Olivia menyeringai.

Flashback

"Olivia! Kenapa kau berbohong kepada Ayah?! Apakah Ayah telah mengajarkan hal tersebut padamu?! Kau itu keluarga Ollion bukan keluarga rendahan! Kepala pelayan Ren! Cepat ajari tata krama kepada Olivia dengan benar," bentak ayah Olivia sambil menatap marah kearah Olivia, sementara sang empu hanya mampu menangis dan menatap sendu ke arah Arin yang berpura-pura sedih atas hal yang menimpa Olivia.

Reinkarnasi Sang PermaisuriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang