Part 32 : Terpesona, Eh?

15K 2.2K 72
                                    

"Jangan mengurusi urusanku. Dan ingat, ini keluargaku, rumahku, milikku, bagaimana bisa orang luar sepertimu berkata lancang kepadaku? Sudahkah kau mengaca? Melihat dirimu yang lebih memalukan? Aku tidak butuh muka di kelas sosial, karena aku tidak mencari muka sepertimu. Dan untuk pernikahan, aku bisa memiliki selusin bahkan beratus-ratus suami. Sementara kau? Ups, aku rasa tidak ada," jawab Olivia dengan cercaan yang lebih ketara. Ia sengaja mengucapkannya keras-keras agar para maid tahu bahwa walaupun Arin anak angkat, Olivia tetaplah anak utama.

Dan dimana pun itu, anak utama selalu menang.





Olivia memasuki ruang makan dengan wajah tanpa ekspresi, hanya ketenangan yang ada. Dan lagi-lagi hal tersebut membuat Arin mengeram marah.

Kenapa ia bisa menjadi gadis anggun seperti itu?! Pikir Arin marah.

"Selamat datang, Nak," sapa Duchess kepada Olivia. Gadis itu mengangguk dan membalas salam dari sang Ibunda.

Ia duduk dengan tegap dan mulai memakan sarapan yang ada bersama keluarga. Arin sedang berpikir bagaimana caranya untuk mencelakai Olivia.

Arin sangat membenci gadis itu.

Olivia sangat pusing sekarang. Di sisi lain ia khawatir dengan kehidupannya di masa depan. Karena, sekarang semuanya semakin rumit. Dan Olivia memiliki tanggung jawab yang besar.

Setelah selesai makan, Ayah dan Ibunda Olivia meminta Olivia juga Arin untuk tetap berada di tempatnya.

"Oliv, Arin. Kalian akan memasuki Academy besok, dan Ayah harap kalian bisa melaksanakan pembelajaran di sana dengan baik. Dan ingat, jangan membuat masalah. Sekian, kalian bisa kembali ke kamar masing-masing," ujar Duke Edgard dengan suara lantang. Raut wajahnya tegas dan terkesan tidak sedang bermain-main.

Olivia mengangguk. "Baiklah, Ayah. Saya akan menjalani pembelajaran dengan baik," jawab Olivia dengan raut wajah yang masing tenang dan terkesan seperti bidadari anggun.

Arin ikut mengangguk semangat dan menunjukkan raut wajah cerianya. "Ayah! Aku akan menjadi murid tebaik di Academy!! Aku berjanji kepada Ayah dan Ibu." Arin menatap ke arah Duke Edgard dengan wajah bersemu seperti kelinci putih kecil yang lucu. Lalu ia juga tak lupa melihat ke arah Duchess Alana dengan wajah tegas.

Duke menatap ke arah Arin tanpa minat. "Hm," jawab Duke dengan malas. Lalu ia beranjak sambil mengajak Duchess yang sangat risih dengan keberadaan Arin.

Olivia terkekeh setelah kepergian orang tuanya. "Pffth, apaan itu barusan?" tanya Olivia dengan wajah menyeringai. Ia menopang kepalanya dengan tangan kanan.

Wajah Olivia yang ayu dan rupawan sejenak membuat Arin tertegun.

Olivia yang menatap Arin sedang melamun segera mengeluarkan seringainya. "Terpesona, eh?" tanya Olivia dengan wajah yang semakin mendekat ke arah Arin. Ia sengaja memainkan anak rambut Arin dan menatap ke arah Arin meremehkan.

Arin segera sadar dan wajahnya memerah bak kepiting rebus. Ia memalingkan wajahnya dengan gugup.

Olivia memandang ke arah Arin jijik. "Heh, jangan bilang kau jatuh cinta padaku. Jika iya, sangat menjijikkan," ucap Olivia sembari menarik rambut Arin. Sontak saja Arin menatap ke arah Olivia dengan tatapan takut.

Olivia beranjak dari tempatnya sembari melepas sarung tangannya yang tadi sempat memegang Arin.

"Hih, menjijikkan," gumam Olivia pelan sembari membuang sarungnya ke tempat sampah yang sudah tersedia.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Olivia tertawa saat melihat raut wajah Arin yang mengeras karena marah. Dan tentunya ia tertawa di dalam kamar, mana mungkin wajahnya yang sadis tadi dibuat jadi tertawa, 'kan tidak keren namanya.

Medelin menatap ke arah Olivia dengan wajah malas.

"Nona, saya permisi dahulu. Ada sesuatu yang harus saya urus," ucap Medelin membuka suara.

Olivia mengangguk dan membiarkan gadis itu pergi. Lalu Olivia tersenyum miring.

"Hahahaha .... Lama-kelamaan kau akan hancur, Arin," ucap Olivia dengan raut wajah yang mengerikan. Aura berwarna biru dan hitam bercampur dibelakang rubuhnya.

"Olivia!" panggil Arlon yang membuat Olivia terlonjak kaget.

Bahkan gadis itu sampai terpeleset dan hampir jatuh membentur meja dibelakangnya.

Benar-benar merusak suasana, pikir Olivia.

Arlon menegakkan tubuh Olivia dan menunjukkan senyum khas miliknya. "Maafkan aku, Olivia," ucapnya dengan wajah memelas.

Olivia melambaikan tangan sebagai tanggapan bahwa tidak apa-apa. Arlon bersemangat dan memeluk tubuh Olivia.

"Via, kenapa kau pergi dari pasar waktu itu? Aku bahkan akan memberikanmu kue coklat," ucap Arlon dengan intonasi sedih. Olivia tertegun.

"Ada apa?" tanya Olivia. Arlon menggeleng dan menyembunyikan kepalanya di ceruk leher milik Olivia.

"Tidak apa-apa," ucap Arlon dengan suara serak.

Olivia merasakan bahunya basah. Ia terkejut, apakah Arlon menangis? Pikir Olivia.

"H-hei? Arlon, kau kenapa?" tanya Olivia dengan bingung.

Arlon menggeleng dan semakin mengeratkan pelukannya.

Jika dipikir-pikir Arlon ini lebih dulu mengenal Olivia setelah reinkarnasi. Tapi, lihatlah. Dia kalah start dari yang lainnya.

Kasihan sekali engkau wahai anak muda.

Akhirnya setelah beberapa menit, Arlon duduk dengan tenang di belakang Olivia. Dia menyisir rambut biru laut milik Olivia dengan perlahan dan secara lembut.

Entah setan mana yang merasukinya.

"Em, ada urusan apa kau menemuiku?" tanya Olivia langsung pada poin utama. Arlon berhenti menyisir sejenak, sebelum melanjutkan kembali aktivitasnya yang terhenti.

"Jika aku merindukanmu bagaimana, hm?" Olivia tertegun. Ia menatap di depan kaca tepat ke arah wajah Arlon berada.

"M-maksudmu?" tanya Olivia tidak paham.

Arlon tanpa mengucapkan kata-kata lagi langsung mengecup pelan bibir Olivia, ia menutup mata Olivia dengan satu tangannya.

Angin malam dan sinar bulan membuat suasana menjadi tenang. Namun di gelapnya malam ada sosok lelaki yang berdecih kesal melihat adegan itu.


"Kenapa gadis kecil itu memiliki banyak penggemar? Menyebalkan," gumam Lio dengan raut wajah kesal.

Ia melenggang pergi dari sana dengan mantra sihirnya.

Olivia membuka mata dan menatap ke arah dimana Arlon seharusnya berada. Namun, lelaki itu saat ini telah pergi entah kemana.








Hai guys. Kembali lagi ketemu aku hehehe, maaf kalo epsnya agak pendek. Soalnya lagi gak enak badan, niatnya mau up dua hari ini.

And bertepatan juga sama gradu a.k.a wisuda an Author, ciah.

Yah, smoga suka aja. Author lagi sakit soalnya, pala cenut-cenut jadi gak bisa up banyak dulu. Doain cepet sembuh ya guys.

Mksih, See you next time!!

Love you guys💜

Reinkarnasi Sang PermaisuriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang