Part 42 : Dari Mulut Ke Mulut

5.7K 975 69
                                    

"Huh, tunggu," ujar Will. Ron yang paham apa maksud Will langsung membelalakkan matanya.

"T-tuan, Anda yakin? Di dalam sana a-ada ...." William mengangguk dan duduk dengan santai di dekat pohon rindang disampingnya.

Ron menatap sulit ke arah Will.

"Semoga saja Nona manis dan Nona sempurna baik-baik saja. Semoga tidak terjadi apa-apa," batin Ron berdoa.

Olivia terus berenang dengan instingnya. Entah kenapa ia lumayan takut dengan apa yang ada di dalam air, oh ingatkan jika ia memiliki phobia terhadap laut, dan air.

Saat berenang semakin dalam Olivia menemukan cahaya terang, dan di sana terdapat Agatha yang tubuhnya terlilit oleh tanaman lumut. Olivia dengan segera ke arah Agatha dan mencoba melepaskan lilitan lumut dari tubuh mungil itu.

Lumayan memakan waktu, karena tanaman lumut itu lumayan susah untuk dipisahkan dari tubuh Agatha.

"Hai anak manusia."

Olivia terkejut mendengar suara yang berdengung dikepalanya. Lalu ia menggerakkan kepalanya ke kanan dan kiri, berharap menemukan wujud suara yang berdengung dikepalanya.

"Siapa?" jawab Olivia dalam pikirannya. Olivia tidak tahu apakah ini bisa membantu, ia tidak terlalu perduli, tapi ia takut.

Ia benci danau, laut, sungai, apalagi yang gelap seperti ini. Olivia ingin menangis rasanya, air di danau juga membeku, Olivia tidak yakin setelah keluar dari danau ia masih bisa hidup atau lumpuh.

Suara itu muncul kembali. "Aku adalah kerang penjaga mutiara cahaya yang kau cari. Apakah kau mau bernegosiasi denganku?" tanya suara tersebut tanpa menampakkan wujudnya.

Olivia panik melihat Agatha yang semakin pucat. "Apa? Bisakah lebih cepat?" tanya Olivia. Ia juga mulai kehabisan nafas.

"Jika kau memberikan anak itu padaku. Maka mutiara langka ini akan menjadi milikmu, setidaknya dengan mutiara ini kau bisa memanggilku untuk mengalahkan ular naga di danau ini," kata sang kerang.

Olivia tanpa pikir saja langsung menolak. "Maaf sebelumnya. Dia bukan barang, dan setia lebih mahal harganya daripada mutiaramu. Jika aku dihadang ular tinggal serahkan diriku saja. Asalkan dia selamat," jawab Olivia mantap. Kerang yang memperlihatkan wujudnya hanya bisa terdiam.

Setelah dirasa tidak ada jawaban. Olivia bergegas berenang keluar.

Ia terus berenang, ia membagikan nafasnya pada Agatha. Sekarang yang terpenting gadis itu tidak mati.

Ternyata benar apa yang dibilang sang kerang. Ular naga besar melilit tubuh Olivia dan hampir memakan gadis itu. Namun, kerang tadi datang dan menyilaukan penglihatan sang ular. Olivia tidak diberi waktu untuk terkejut, sang kerang membantunya untuk mencapai daratan lebih cepat, lalu kerang raksasa itu merubah diri menjadi mungil dan masuk ke saku baju Olivia.

Ron yang tidak sabar hampir masuk ke dalam danau. Namun tubuh Agatha terangkat, Ron tak ambil waktu panjang segera membawa tubuh Agatha ke daratan.

Sementara Olivia mengambang di atas danau. William yang awalnya diam saja di bawah pohon rindang segera membantu Olivia.

Tak lama setelah Agatha dan Olivia keluar dari danau gelap itu, riak air semakin meninggi dan muncullah seekor ular naga berkepala tiga.

Warna kulitnya hijau gelap dan matanya berwarna merah darah, taringnya panjang.

William segera menyembunyikan Olivia di semak-semak, Ron juga melakukan hal yang sama dengan William.

Sekarang dua laki-laki itu menghadapi sang ular dengan skill masing-masing.

William membekukan air danau, dan Ron menyemburkan api ke arah sang ular.

Butuh waktu lumayan lama untuk memusnahkan ular tersebut, namun karena ketrampilan keduanya, ular besar itu mampu dikalahkan dengan mudah.

Will memberikan isyarat kepada Ron untuk membawa Agatha, sementara ia membawa Olivia.

Ron mengangguk dan menggendong punggung Agatha, sementara William menggendong ala kantung beras tubuh Olivia.

Dimana tubuhnya di taruh di bahu dengan posisi pinggul didepan dan kepala di belakang.

Turut prihatin dengan Olivia. Ron menatap ke arah William aneh.

Dalam perjalanan Olivia bangun. Perutnya sangat tidak nyaman, kepalanya juga pusing.

Olivia mengerjapkan mata dan menggelengkan kepalanya untuk memperoleh kesadaran. Saat melihat tubuhnya hampir jatuh, Olivia sontak bergerak-gerak.

William yang merasakan pergerakan Olivia segera memukul punggung Olivia.

Bugh!

"Aaa!" bukan Olivia yang berteriak, tapi Agatha.
Ia langsung memukul punggung Ron tanpa perasaan.

Ron yang terkejut segera menghindar. "Hei! Aduh! Nona manis jangan pukul lagi!" ujar Ron kesakitan. Belum tadi tubuhnya terluka karena melawan ular berkepala tiga.

Agatha merasa bersalah. Lalu ia menatap ke arah samping dimana Olivia berada.

"Olivia!" panggil Agatha dengan suara cemprengnya.

Olivia yang setengah sadar menjawab. "Hmm ...."



"Kenapa dengan Ketua?!" tanya kelompok yang diketuai oleh Olivia. Merek adalah para laki-laki dari kelompok satu dan dua, mereka telah berhasil mengambil daftar tanaman yang diperintahkan.

Olivia dijatuhkan dengan kasar oleh William. Sementara Agatha diturunkan dengan pelan dan sopan.

Agatha segera memeluk tubuh Olivia. "Olivia! Apa kau tidak apa-apa?! Ya Dewa!" gadis berambut pink itu gemetaran.

Vurlo segera datang entah dari mana dan memberikan obat kedalam mulut Olivia, namun obatnya tidak mau masuk. Vurlo segera menyuruh William untuk mendekat dan membisikkan sesuatu.

William dengan tampang datarnya meminum pil obat dan menyalurkannya dari mulut ke mulut. Banyak siswa/siswi yang melihat, tak terkecuali Arlon, Andra, Lio, Duke Chellion, bahkan Nathan.

Semua murid bersorak heboh akan hal itu. Karena pangeran yang dingin mau mencium Olivia yang notabennya murid tidak populer!

"Aaaaa ... Bagaimana dengan kita jika Pangeran menyukai murid wanita itu?" ucap salah satu siswi di sana yang merupakan fans dari William.

"Bukankah Pangeran itu dingin?! Bagaimana bisa mencium gadis itu, huhu. Aku putus asa jika saingannya secantik itu." gadis lain menyahuti dengan tatapan memelas.

"Aaaaa, aku patah hati!"

"Kenapa Pangeran harus suka dengan gadis cantik?! Aku 'kan tidak mampu bersaing."

"Hei, walaupun ucapanmu menohok jantung dan ragaku, tapi kuakui itu benar, sial," kata salah satu gadis berkacamata bulat, dengan tubuh gendut.

Arlon mengertakkan giginya. Sementara Andra telah memberikan tatapan membunuh kepada William.

Duke Chellion dan Nathan yang tidak tahan segera datang dan ingin membawa Olivia pergi.

Namun mereka terlambat, Lio telah membawa Olivia pergi dari kerumunan dengan sihirnya.

William yang melihat hal tersebut hanya menampilkan ekspresi wajah datar. Lalu ia pergi bersama Ron. Agatha yang ditinggalkan dibawa ke Uks Academy untuk perawatan lebih lanjut.


Up keduaaaaa(≧▽≦)

Gimana perasaan kalian saat dighosting dari jadwal up?

Btw kasih author kata-kata mutiara kalian!!

Reinkarnasi Sang PermaisuriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang