"Benar, aku juga mendapatkan undangan dari kediaman Ollion."
•
•
•
•
•"Saya menyapa Nyonya Duchess Ollion. Semoga keberkahan selalu mendampingi Anda," ujar seorang wanita berkepala tiga menyambut kedatangan Ibu Olivia.
Duchess tersenyum. "Terimakasih telah menyambut saya, Nyonya Baroness. Semoga kebahagiaan selalu menyertai Anda," balas Duchess tidak kalah sopan.
"Hahaha, panggil saya seperti biasanya saja Nyonya. Dan, apakah Anda ingin membuat sebuah gaun? Atau langsung membeli saja?"
Duchess tersenyum. "Saya ingin langsung membeli saja. Karena nanti malam 'kan kediaman saya akan menyambut kembalinya putra saya yaitu Nathan. Dan, saya membawa putri saya juga kemari, dia sedang menjemput saudari angkatnya," ucap Duchess dengan wajah ramah dan senyum elegan.
"Ohoho ternyata begitu. Saya akan melayani Anda dengan sepenuh hati, Nyonya Alana," ucapnya sambil membungkuk. Duchess Alana hanya mengangguk dan melihat-lihat.
Lalu tak lama kemudian Olivia datang dengan menarik tangan Arin. "Salam Nona Olivia dan Nona Arin. Silakan ikuti saya, Duchess Alana sudah menunggu," ucap salah satu pelayan wanita dengan sopan. Olivia hanya mengangguk dan mengeratkan genggaman tangannya.
Olivia berbisik ke arah Arin. "Jika kau mengacau atau membuatku kesal ... Aku akan mengembalikan dirimu ke tempat asalmu yang dulu," bisiknya ringan seolah tengah berkata ‘besok akan diadakan ujian’. Tubuh Arin menegang tanpa sadar dan mengangguk.
Ia takut dengan ancaman Olivia yang terlihat sungguh-sungguh. Arin tidak mau kembali ke tempat tercela itu lagi, tidak akan pernah.
Ia sudah bersusah payah merangkak dari sana dan menikmati hidup mewah. Dia tidak mau kembali dan memakan makanan sisa dari tempat sampah.
"Baik," jawab Arin gemetar.
Olivia tersenyum dan pergi.
"Oh, apakah ini Lady Olivia yang terkenal akan kecantikan dan kesopanannya itu? Wah, Anda terlihat sangat anggun dan memiliki aura seorang pemimpin!!"
Olivia tersenyum manis. "Anda terlalu memuji, Madam. Jika dibandingkan adikku ini, aku tidak berarti apa-apa," ucap Olivia dengan rendah hati. Arin disampingnya tersentak dan kebingungan.
“Apa dia mengakui bahwa aku lebih baik darinya? Hahaha, memang seperti itu seharusnya,” batin Arin mengejek.
Polosnya dia karena tidak tahu kelicikkan apa yang dapat dibuat oleh Olivia hanya dengan kata-kata.
"Apa maksud Anda, Nona? Bahkan adik Anda tidak bisa dibandingkan dengan kecantikan Anda barang sedikitpun!!" ucap Madam tersebut sambil memasang ekspresi terkejut.
Arin terkejut.
"Hahaha, mana mungkin, Madam. Bukankah adik saya lebih cantik dari saya? Saya hanyalah gadis tua biasa, sementara dia gadis muda yang segar," ucap Olivia dengan senyum manis. Madam tadi menggeleng dan menggenggam tangan Olivia.
"Bagaimana Anda bisa berkata seperti itu, Nona? Anda jelas unggul dalam bidang apapun, sementara adik Anda ... Maaf saya tidak yakin," keluhnya terhadap Olivia. Sang empu terkekeh kecil dan menggelengkan kepalanya pelan.
"Madam Gilda, Anda sangat lucu. Baiklah sudah cukup, aku dan putriku akan membeli gaun terindah di butik ini. Dan tolong berikan gaun yang sangat menawan untuk putriku Olivia. Dan ... Arin, kau sebaiknya memilih sendiri, nak. Ibu tidak tahu seleramu seperti apa," jelas Duchess Alana kepada Madam Gilda dan juga Arin. Arin mengangguk semangat walaupun hatinya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinkarnasi Sang Permaisuri
FantasyKarya Asli. Terimakasih telah membaca~ Mohon bijak dalam berkomentar, menerima kritik dan saran pembangun! Olivia Autumnt Dell Ollion-sosok Permaisuri kejam dan terkenal egois. Berumur 40 tahun, telah memegang urusan harem di istana selama 25 tahu...