Part 52 : Primadona?

831 59 11
                                    

Mereka masuk ke dalam pemerannya, sebelum itu mereka wajib menggunakan topeng agar tidak diketahui orang lain.

Mereka duduk di bangku set nomer dua yang lumayan jauh dari panggung, namun tetap memiliki sudut pandang yang pas.

Setelah selesai mereka keluar untuk mencari toko terdekat.

Olivia meregangkan tangannya.

Duke Chellion menawarkan tangan ke arah Olivia.

Olivia mendongak, senyum kecil muncul, dia merasa Duke Chellion sangat manis.

Kenapa ia baru sadar, ya?

Olivia menerima ukuran tangan Duke Chellion.

"Ayo~"

Duke tersenyum dan mengusap kepala Olivia pelan. Gerakannya halus dan hati-hati.

"Apa yang mau kamu makan, Tuan Putri?" Olivia memikirkan dengan tenang.

Ia juga bingung, makanan apa yang harus mereka makan.

"Apapun itu, aku tidak tahu mau makan apa, Lion."

Duke Chellion gemas, dia memalingkan wajah untuk menyembunyikan wajahnya yang tersenyum manis.

Rasanya ia ingin melahap Olivia dalam satu suapan.

"Baiklah," jawab Duke Chellion setelah menghela nafas pelan.

Olivia kembali ke kamar.

Merebahkan diri di kasurnya yang nyaman.

Tak lama setelah itu ada ketukan pelan dari jendela kamarnya. Olivia memalingkan wajah ke arah jendela dan melihat laki-laki berambut merah.

Olivia mengayunkan tangannya ke arah jendela dan jendela itu terbuka.

"Terlalu lelah untuk bangun, pemalas?"

Olivia memutar bola matanya malas.

"Arlon, kenapa rambutmu berubah menjadi merah?" Arlon masuk ke dalam dengan gagah.

Ia berjalan pelan ke arah Olivia, satu tangannya dimasukkan ke saku celana, dan tangan satunya menyugar rambut ke belakang.

Ia mendekati Olivia dan berjongkok di dekat kasur.

"Olivia aku menyukaimu," ucapnya pelan, suaranya tenang dan pandangan matanya tegas dan bertekad.

Olivia mengetahui hal itu sejak lama, tapi ia tetap menolak untuk menunjukkan bahwa ia tahu.

"Biarkan aku membuktikan bahwa aku pantas untukmu," lanjutnya berucap.

Olivia tetap diam, tapi dia melihat tatapan sendu Arlon, itu mirip dengan tatapannya dulu yang memohon kepada mantan suaminya untuk mempercayainya.

"Sainganmu banyak," jawab Olivia pelan. Dia menutup wajahnya dengan satu lengannya.

Arlon mendekat dan duduk di kasur, ia mengambil tangan Olivia, mencium jari-jarinya pelan.

Mwah.

"Tidak keberatan, asalkan itu kamu, Olivia," jawab Arlon pelan. Ia menatap Olivia dengan senyum manis.

Olivia membuka mata, menatap Arlon yang terlihat senang.

Olivia mengangguk. "Tapi aku belum suka padamu, jadi... jika tidak berhasil, jangan sedih," kata Olivia.

Arlon mengangguk.

"Tentu saja, aku yakin kamu akan jatuh hati padaku," ucapnya sedikit bercanda. Tapi ia sudah bertekad.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Reinkarnasi Sang PermaisuriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang