Part 46 : Sebaiknya Anda Periksa Mata, Senior

7.2K 823 232
                                    


William menggedikkan bahu acuh. Lalu ia menyeret tangan Olivia dan mengajaknya untuk makan malam.

Olivia makan makanan yang telah disediakan oleh William, memang sederhana namun ia menyukainya dan menikmatinya dengan sungguh-sungguh.

William makan dengan jujur, ia makan dengan gerakan yang anggun. Jika dilihat lama-lama mereka seperti sedang dinner formal dengan tema makan yang sederhana. Tampilan aura mereka membuat orang yang lewat akan merasa bahwa mereka memang sedang melakukan dinner formal bersama pasangan.

Tapi, tidak ada yang lewat karena rumah lelaki tua ini berada di ujung desa dan disampingnya ada hutan belantara.

Setelah selesai makan malam, mereka membereskan peralatan makan bersama-sama. Dan dari situlah semak-semak mulai bergoyang dan burung gagak terbang di atas hutan, seolah akan ada sesuatu yang tiba sebentar lagi.

Olivia segera menyiapkan peralatan panah di punggungnya, ia memegang busur di tangannya untuk berjaga-jaga.

William beranjak dari tempatnya dan segera membuat Barrier perlindungan. Ia mengucapkan mantra yang Olivia tidak tahu itu mantra apa.

Olivia mulai melihat Barrier tersebut mulai melindungi seluruh ladang, dan tekanan yang diberikan sangat kuat.

Olivia tidak bisa meremehkan William, namun ia juga tidak dapat memandang tinggi laki-laki itu, karena faktanya ia lebih tua.

Para Goblin mulai bermunculan, ada yang pergi ke desa dan ada yang menetap di ladang. Olivia ingin menghentikan Goblin yang masuk ke desa namun William mencegahnya pergi.

"Jalankan misi saja," ucap William dengan suara serak, entahlah mungkin karena ia tadi belum sempat minum.

Olivia menatap ke arah William dan kemudian menoleh ke arah Goblin yang sudah berjalan memasuki desa, ia melakukannya secara berulang-ulang sampai keputusan akhir ia menetap bersama William.

Ya, ia khawatir dengan para wanita di desa, karena nyatanya selain mengganggu ladang lelaki tua ini, mereka juga menculik wanita untuk dijadikan bahan pemuas nafsu.

Keji memang, apalagi rupa mereka yang jelek siapa coba yang mau bersama mereka?

Minimal, kalau mau menculik wanita harus tampan, kalau jelek seperti itu ya tidak ada wanita yang mau.

Olivia mulai menembakkan anak panah ke arah Goblin yang akan menyerangnya.

William juga mengeluarkan pedangnya dan dengan gerakan gesit, semua Goblin tumbang ke tanah. Ada yang kepalanya putus dari tempatnya, ada yang badannya sudah termutilasi, dan ada juga jantungnya yang keluar dari tempatnya akibat tertusuk pedang milik William.

Mereka berdua terus-menerus membunuh Goblin yang tiada habisnya. Olivia melesatkan panah dengan cepat, dan ya, mengenai sasaran yang ditargetkan.

Olivia membuat gerakan meninjukan tangannya ke atas dan berkata 'bagus' dengan bersemangat.

Setelah itu mereka istirahat dan menunggu Goblin yang tadi pergi ke arah desa, Olivia sekalian ingin memberantas sampai ke akar-akarnya.

Beberapa saat kemudian para Goblin muncul sembari membawa wanita dari desa yang sudah dibuat pingsan.

Mereka bersembunyi di balik pohon dan dengan tenang mengikuti para Goblin tersebut.

"Bagaimana bisa ada ratusan Goblin di sini?! Padahal kita sudah membunuh banyak sejak tadi?!" pekik Olivia pelan. Ia sungguh tidak suka kepada sekawanan Goblin jelek ini.

Bukan menghina tapi ini adalah fakta.

Ada pepatah yang mengatakan, jujur itu rasanya pahit, kalau kebohongan jelas terasa manis.

Reinkarnasi Sang PermaisuriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang