Part 2 : Perubahan Gelar Olisia Menjadi Arin

41K 5.3K 151
                                    

"Huffff... nyamannya," ucap Olivia yang tengah berendam didalam air hangat.

Setelah selesai mandi Olivia berganti pakaian dengan pakaian santai yang terbilang biasa dan tidak penuh dengan rubi atau batu kristal seperti biasanya. Olivia juga tidak paham kenapa dulu ia bisa menyukai pakaian yang mewah dan terlihat norak seperti itu. Tapi dikehidupannya saat ini, ia ingin terlihat lebih sederhana tetapi tetap berkelas.

"A-nu, Nona. Bukankah Anda seharusnya memakai pakaian yang ada di dalam lemari ... bukan yang sederhana seperti itu?" tanya Medelin hati-hati takutnya ia akan dimarahi seperti beberapa hari yang lalu. Olivia menatap Medelin polos yang membuatnya terlihat gemas.

"Kupikir itu terlalu norak, iya 'kan?" menatap Medelin dengan tatapan bertanya. "Aku suka pakaian yang ini, jadi tolong buang saja pakaian yang terlalu mewah dan berkesan norak itu, atau jika ada yang mau sumbangkan saja di panti asuhan, " ucap Olivia mantap dan menunjuk setumpuk pakaian mewah dan glamor miliknya.

"Apa tidak apa-apa, Nona? Itu 'kan pakaian kesukaan Anda," tanya Medelin berusaha mencari kebohongan didalam mata Olivia tetapi, nihil. Olivia memang bertekad untuk membuang baju-baju itu.

Olivia menggeleng. "Tentu saja. Apa kau keberatan?" tanya Olivia, Medelin langsung saja menggelengkan kepalanya.

"Baguslah. Aku sudah lapar, ayo kita makan malam," ajak Olivia sambil menggenggam tangan Medelin. Medelin terlihat salah tingkah dan bingung.

"Tidak apa-apa," ucap Olivia mantap yang membuat Medelin entah kenapa menjadi lega dan mengikuti Olivia.

Saat olivia turun sambil menggandeng tangan Medelin, Olisia atau lebih tepatnya Arin karena belum dilantik—menatap Medelin tajam. Medelin tidak menghiraukannya dan menatap kearah Nyonya dan Tuannya atau lebih tepatnya orangtua Olivia.

Arin segera berdiri dari tempat duduknya dan berjalan ke arah Olivia. Olivia pun tidak menghiraukannya, ia hanya acuh tak acuh seperti tidak melihat kedatangan Arin.

"Hei! Lepaskan tangan kotormu dari kakakku!" marah Arin sambil memutuskan pegangan tangan Olivia dan Medelin. Olivia langsung mendelik tajam kearah Arin. Arin tampak kaget dan melepaskan tangan olivia yang sempat ia pegang.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Olivia dengan nada tinggi. Ia sungguh kesal dengan Arin. Ia muak dan jijik dengan wajah sok polosnya itu.

"K-kakak. Aku, 'kan," ucap Arin gugup. Olivia langsung memotong ucapannya karena geram.

"Apa?! Berhenti melakukan apa yang kau mau! Tidak segalanya di dunia ini harus selalu sesuai keinginanmu! Jangan memerintahkanku," ucap Olivia tajam, Arin seketika membeku dan tidak mampu berkata apa-apa lagi. Olivia menyuruh Arin agar kembali ke tempat duduknya semula.

Ayah dan Ibunda Olivia kaget melihat reaksi olivia yang sangat ketus terhadap Arin, padahal beberapa hari yang lalu ia bergelanyut kepada ayahnya agar ia memungut Arin menjadi adiknya dan bahkan ia akan mengganti nama Arin menjadi Olisia dan mengikutkan dengan marga Ollion. Marga keluarga Olivia.

Tetapi setelah melihat kejadian ini Ayah dan Ibunda Olivia tidak yakin dengan apa yg dimohonnya beberapa hari yang lalu.

Olivia duduk dibangkunya dekat dengan ibunda dan didepannya ada Arin yang tertunduk sedih. Sementara Medelin berada dibelakang kursi makan Olivia.

Makan malam dimulai, hidangan pertama adalah steak sapi dan sup kentang, untuk minumannya ada Jus dan juga Wine (sebangsa minuman keras dari anggur seperti Whisky) untuk Ayah.

Arin memakan makananya dengan anggun dan ia terlihat makan dengan dagu yang terangkat, Olivia yang melihat hal itu langsung memandang remeh kearah Arin. Dan sang Ibunda tidak pernah luput memandangi sikap putrinya yang berubah, ia terkejut melihat pandangan merendahkan dimata sang putri untuk anak pungut itu.

Reinkarnasi Sang PermaisuriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang