Part 21 : Harem? Sosok Misterius?!

22.4K 2.6K 113
                                    

“Sialan! Beraninya kau membuat nenek tua ini menjadi hewan mu,” batin Olivia kesal.






Lio tersenyum. "Karena kau itu imut," ucap Lio. Dan ucapan tersebut mampu membuat jiwa tua Olivia bergetar.

Blush!

Pipi chaby Olivia menjadi merah seperti buah apel. "Ma-mana ada! A-anda membual," ucap Olivia gelagapan.

Sial! Untung dia tampan, coba kalau tidak, sudah ku tampol itu muka,” batin Olivia mengumpat.

Lio terkekeh. "Tapi kau memang lucu," ujarnya menggoda Olivia.

Sementara Olivia memasang wajah masam dan menyilangkan kedua tangannya ke depan dada, setelah itu ia membuang muka dan menggembungkan pipinya.

Lio tertawa, ia segera memegang rambut Olivia dan mengusapnya pelan. "Kenapa kau sangat imut, hm? Bagaimana jika aku jatuh?" tanya Lio yang membuat otak kapasitas rendah Olivia berpikir.

"Maksud anda? Saya kan tidak mendorong anda jatuh dari tebing, dan jika saya melakukan itu ... Anda bisa langsung memultilasi saya," jawab Olivia dengan wajah berpikir. Mimik mukanya terlihat seperti orang yang terkena sembelit berhari-hari dan belum melakukan pembuangan.

Tawa yang keluar dari mulut Lio meledak. "Kau ini selain imut, ternyata polos juga, ya? Hahahaha, lucu sekali gadis kecil ku ini," kata Lio dengan senyum manis miliknya.

Olivia bingung.

Bener kan? Aku tidak menjatuhkannya dari tebing atau jurang, lalu ... Maksudnya jatuh apa? Tolonglah, otak nenek ini berkapasitas rendah, jangan main-main,” batin Olivia kesal.

"Ah sudah-sudah! Lebih baik Tuan penyihir segera pergi! Kerjakan tugas sana!" usir Olivia kepada Lio. Lio mengernyitkan dahi.

Ia lalu menyentil jidat paripurna milik Olivia.

Tak.

"Ash! Kenapa anda memukul jidat saya!" kesal Olivia. Jidatnya pasti akan memerah sebentar lagi.

"Panggil aku, Lio. Jangan panggil Tuan penyihir," ucap Lio dengan wajah serius. Olivia sedikit bergedik dengannya.

"B-baik," jawab Olivia tergagap.

Sial! Pakai acara gagap segala.”

Lio tersenyum penuh kemenangan. Ia mengusap puncak rambut Olivia.

"Anak manis," ujar Lio. Olivia menggembungkan pipi kesal.

Ia bukan anak kecil!!

Ia adalah nenek tua kurang belaian!

Dan tentunya banyak dosa dan dendam.

Oh, dan juga ia suka menggoda lelaki tampan.

Kenapa rasanya seperti ada yang menuliskan hal jelek tentangku, pikir Olivia. Tapi ia segera menepis hal tersebut. Mana mungkin, ini kan dunia nyata, pikirnya.

"Baiklah, aku pergi dulu. Besok, aku akan menemuimu, ya?"

Olivia mengangguk. "Baik, Lio," jawabnya riang.

Lio dalam kedipan mata langsung menghilang dari pandangan Olivia.

"Hufft, hari yang melelahkan," ucapnya dengan suara kecil. Lalu ia segera menjatuhkan tubuhnya dan memeluk boneka beruang besar di dekatnya. Tak butuh waktu lama, Olivia segera menyelami lautan mimpinya yang panjang.

°
°
°
°
°

Olivia POV.

Halo.

Reinkarnasi Sang PermaisuriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang