"Selamat beristirahat, Tuan Putri," ujar Duke Chellion. Ia segera pergi dengan senyum manis yang menghiasi wajahnya.
°
°
°
°
°OLIVIA POV.
Dimana ini?
Padang rumput yang sangat luas.
Apakah aku mati, lagi? Tapi, aku belum membalas dendam.
Lantas bagaimana nanti keluargaku?
Apa mereka akan dipenggal lagi?
Tapi aku tidak mau itu terjadi.
Aku harus lari. Iya, aku harus mencari jalan untuk kembali.
Aku berlari dengan langkah cepat, berharap ada sesuatu yang bisa membuatku kembali ke rumah.
Lalu aku melihat sebuah cahaya hijau yang menyilaukan, setelah itu terdapat sebuah bunga mawar yang sangat cantik.
Karena tergoda, aku pun menyentuhnya.
Setelah itu kegelapan menyapaku.
Dalam pikiranku hanya satu.
Takut. Itulah yang kurasakan saat ini.
Aku belum membalas dendam, dan aku belum puas melihat orang tuaku.
Lantas, apa aku sekarang harus mati?
Itu semua membuat kepalaku rasanya sakit.
END OLIVIA POV.
"Nona, kapan anda akan sadar? Sudah lima hari anda terlelap seperti ini," ujar Medelin dengan suara serak. Mungkin selama menangis ini, suaranya menjadi habis.
"Engh," lenguh Olivia. Ia membuka mata perlahan dan menyesuaikan cahaya matahari pada netra matanya.
Medelin terkejut dan menangis kembali, ia tidak percaya bahwa pada hari ke 5 Olivia telah terbangun.
"Nona! Akhirnya anda bangun, hiks, hiks. Saya sangat takut, hiks," rengekannya menjadi-jadi. Ia memeluk tubuh kecil Olivia dengan erat, seolah jika ia melepaskannya atau melonggarkan nya, Olivia akan pergi menutup mata kembali.
Olivia terkejut dan ter-beo. "A-ada apa?" tanya Olivia kebingungan. Yang ia tahu, setelah kegelapan menyapa. Ia terbangun dan tiba-tiba Medelin telah menangis dan memeluknya erat.
Ini sangat sesak, pikir Olivia.
Medelin mengendurkan pelukannya dan menangis di hadapan Olivia.
"Nona! Jangan pernah tinggalkan saya lagi, bila anda ingin pergi dari dunia ini, ajak saya juga! Saya tidak mau kesepian," ucap Medelin membuat Olivia sontak tersentak.
Apa maksudnya meninggalkan dunia ini? Apa jika aku mati, aku harus mengajak Medelin? Pikir Olivia.
"Jadi, jika aku mati, aku harus membawamu juga?" tanya Olivia dengan wajah polos. Medelin tersentak, lalu ia segera mengangguk dengan cepat dan antusias.
“Lebih baik mati bersama Nona dari pada hidup di dunia tapi bagaikan di nereka.”
“Nggak bener ini otak Medelin. Jika orang lain di ajak mati tidak mau, eh malah dia mau? Kan aneh,” batin Olivia tidak habis pikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinkarnasi Sang Permaisuri
FantasyKarya Asli. Terimakasih telah membaca~ Mohon bijak dalam berkomentar, menerima kritik dan saran pembangun! Olivia Autumnt Dell Ollion-sosok Permaisuri kejam dan terkenal egois. Berumur 40 tahun, telah memegang urusan harem di istana selama 25 tahu...