Tanpa tahu keributan apa yang akan terjadi kedepannya.
•
•
•
•
•"Kemana gadis itu?" tanya Duke Chellion kepada Arlon, Lio, dan Andra tentunya.
Lio membuang muka dan tidak mau menjawab, sebab dia memang tidak tahu.
Sementara Arlon, dia menatap malas ke arah Duke Chellion. Kenapa lagi-lagi ada pak tua itu, pikirnya geram.
“Apa lagi yang akan dilakukan Tua Bangka ini,” batin Arlon kesal.
“Kenapa ada bocah itu,” batin Lio jengkel, ia ingin mengumpat jika melihat wajah dan tingkah laku Duke Chellion.
Andra menghela nafas dan berjalan pergi dari sana, karena ia tahu. Tidak ada yang tahu dimana calon istrinya itu berada. Dan Andra tidak mau banyak berseteru dengan para saingannya, dekat-dekat saja ia ogah.
Andra berjalan ke arah perpustakaan mengingat Olivia suka membaca, ah lebih tepatnya tidur di sembarang tempat.
Dan Andra merasa bahwa perpustakaan merupakan tempat yang paling memadai untuk melakukan hal tersebut.
Lio sementara itu menatap sebal ke arah kepergian Andra, saingan terberatnya karena ia mampu memanipulasi Olivia untuk tersenyum hangat dan menerima seluruh perlakuan manisnya.
“Lagi-lagi keduluan oleh bocah itu! Kenapa bocah zaman sekarang tidak ada adab dengan orang tua,” batin Lio Menggeram marah.
Ia langsung mengibaskan jubahnya dan menghilang. Sementara Arlon yang saat ini tengah bersama Duke Chellion hanya menggelengkan kepala kesal dan diiringi dengan decakan-decakan kecil.
"Ck, kenapa Tuan Duke yang terhormat datang ke sini dan mencari Olivia?" tanya Arlon dengan nada menyindir, wah tidak di ragukan lagi pasti seru perdebatan mereka.
Duke Chellion memandang Arlon dengan tatapan dingin. "Memangnya kenapa jika aku menemui muridku, ada masalah denganmu?" tanyanya dengan tatapan mengintimidasi. Arlon seakan kebal hanya memutar bola mata malas.
"Murid? Memang ada seorang guru yang mencium dan menyukai muridnya sendiri? Memalukan, Duke," ujar Arlon dengan nada mencibir. Lalu tanpa menunggu jawaban Duke Chellion, Arlon menghilang seperti Lio dan mencari Olivia.
Rahang Duke Chellion mengeras. "Memang kenapa jika aku menyukai gadis kecil itu? Ah, sudahlah," gumam Duke Chellion merasa frustasi.
Memang ia selalu menyangkal perasaan yang ia miliki, namun bukan malah hilang tapi malah bertambah dan menumpuk menjadi sajak rindu.
Kalau Olivia mendengarnya pasti ia akan menjawab. 'Halah tua Bangka sok puitis'.
Bisa dipastikan itu, secara 'kan dia masih dendam karena first kiss nya diambil oleh Duke Chellion.
Duke Chellion akhirnya berjalan menjauh dari lorong asrama perempuan tempat mereka semua tadi bertemu. Toh, tugasnya masih banyak.
Olivia masih tertidur pulas dengan wajah yang ditutupi oleh buku. Memang aneh kalau orang cantik, mau tidur sembarangan, mau makan, atau melakukan hal apapun akan terlihat cantik dan elegan.
Beda dengan orang biasa.
Makan, terlihat celomotan.
Tidur di sembarang tempat, ileran.
Bengong terlihat seperti orang idiot.
Bercanda, memang ada beberapa yang demikian tapi ada beberapa yang memang terlahir dengan sifat sempurna seperti Olivia. Tapi percayalah, tidak ada manusia yang sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinkarnasi Sang Permaisuri
FantasyKarya Asli. Terimakasih telah membaca~ Mohon bijak dalam berkomentar, menerima kritik dan saran pembangun! Olivia Autumnt Dell Ollion-sosok Permaisuri kejam dan terkenal egois. Berumur 40 tahun, telah memegang urusan harem di istana selama 25 tahu...