Part 48 : Plot Twist

3.5K 267 41
                                    

Arlon menatap ke arah Olivia dan melambaikan tangannya, ia berlari dan merentangkan tangannya berusaha memeluk Olivia.

Olivia menatap ke arah Arlon dengan sinis, ia menempelkan telunjuknya di dahi Arlon dan membuat pemuda itu memberikan ekspresi cemberut.

"Tetap di situ," kata Olivia datar.

Agatha yang melihat Arlon diam membeku dan memberikan wajah seperti anak anjing yang terlantar langsung saja tertawa.

"Pffttt, Olivia sangat galak," katanya pelan.

Olivia tersenyum kecil. "Agatha, aku harap aku bisa menjauh dari William. Entahlah, aku merasa dia sangat aneh," kata Olivia dengan wajah serius. Agatha mengangguk.

Arlon bergelanyut manja di tangan Olivia, ia menyandarkan kepalanya di pundak Olivia.

"Olivia, jangan dekat-dekat dengan orang lain. Apakah kau tidak tahu perasaanku sakit saat kau dekat dengan orang lain," kata Arlon pelan sembari dengan nyaman menghirup bau tubuh Olivia yang wangi.

Olivia memutar bola matanya malas. "Jika sakit pergi ke dokter saja, kau juga bukan orang miskin, 'kan?" saran Olivia dan Arlon langsung memukul kepalanya pelan lelah menghadapi sikap Olivia yang dingin ini.

Tapi tidak ada kata menyerah di kampus Arlon.

Olivia menatap ke arah sekitar, "dimana Andra? Bukankah dia bersamamu?" Arlon tidak menjawab, Olivia kira ia tidak tahu tapi tiba-tiba Olivia merasa ada yang memeluknua dari belakang dan aroma parfumnya sangat dikenal oleh Olivia.

Inilah yang ia tanyakan tadi, Andra.

"Leandra," ucap Olivia dingin.

Andra memeluk leher Olivia erat.

"Aku rindu padamu," katanya dengan ekspresi polos.

Agatha merasa seperti obat nyamuk saat ini.

"Abaikan aku, aku hanyalah rumput yang bergoyang," batin Agatha miris.

Sementara itu.

Arin berjalan ke arah William dan dengan wajah cantiknya ia menatap ke arah William, ia membenarkan anak rambutnya ke belakang telinga.

"Senior a-aku kurang tahu daerah di sini, bisakah kamu membantu kelompok kami? Kumohon, senior, " pinta Arin dengan wajah menyedihkan. William yang sedang menatao ke arah Olivia segera tersadar dan menatap Arin.

"Baiklah," kata William tanpa sadar.

Arin tersenyum dan menggandeng tangan William.

Sesampainya di hutan kegelapan.

Olivia memanggilnya Chisan.

Chisan muncul dan berdiri di dekat Olivia. "Ada apa Olivia?"

Olivia sudah berpisah dengan Agatha tadi jadi ia bisa berbicara sendirian dengan Chisan. "Aku merasa nostalgia yang berkelanjutan, aku juga merasa dejavu. Setiap malam juga aku seperti bermimpi tapi aku lupa saat aku terbangun. Menurutmu aku sakit?"

Chisan terkejut namun dengan cepat ia tersenyum dan menenangkan Olivia. "Itu wajar, karena kamu sudah terlahir kembali dan ingatan di masa lalu mungkin akan masuk ke dalam kepalamu. Lagipula ingat tujuanmu Olivia? Balas dendam dan kembali," jawab Chisan yang membuat Olivia bingung.

"Lalu, Chisan. Kenapa kau bisa terhubung denganku? Kau dari masa depan dan aku hanyalah orang biasa yang belum pernah hidup di masa depan," kata Olivia bingung. Saat ia pikirkan semuanya sangat kebetulan.

Ia merasa sedikit hampa, seolah ia punya sesuatu yang lebih berharga.

Ia sudah membalas perbuatan Arin walaupun belum semuanya, ia bisa mencegah kematian kakaknya, ia bisa mencegah kematian banyak orang tersayangnya.

Reinkarnasi Sang PermaisuriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang