Part 36 : Welcome Chisan

13.1K 2K 153
                                    

Tadi ada yang minta foto Chisan kan? Tuh di atas, btw kalau gak sesuai selera ya halukan sendiri aja guys, aku ga pinter gambar soalnya. 😅💔🎉


Padahal ia hanya ingin menyelesaikan semuanya dengan baik, tapi kenapa mereka suka sekali melakukan kekerasan.





Dan ... Sekarang suasana canggung terjadi antara kepala sekolah dan rekan juga muridnya.

"Ekhem, jadi begini, Duke. Aku tidak menyalahkan muridmu, aku hanya bertanya... Jadi tolong kurangi tatapan dan auramu, aku bisa mati mendadak kalau seperti ini terus," ucap kepala sekolah dengan wajah gusar. Ia mengelap keringat dingin yang terus membanjiri dahinya.

Apalagi hawa panas dan dingin yang tercipta karena pandangan-pandangan dari Duke Chellion, Arlon, Lio, Andra, dan Olivia. Abaikan Arin, karena ia tetap memasang wajah polos bak anak ayam tidak bersalah.

Huh, kasihan juga sebenarnya penampilan Arin yang mirip gembel di dunia modern.

Boom!!

Tiba-tiba saat suasana masih tegang Chisan datang membawa macaron dan memiringkan kepalanya kaget, ia kira Olivia ada di kamar, lagipula ini sore hari.

Tapi ternyata dia berada di ruang kepala sekolah. Chisam ingin menepuk dahinya tapi karena membawa banyak sekali coklat, camilan, dan macaron jadi ia tidak dapat melakukan hal tersebut.

Chisan mengunyah macaron yang ada di dalam mulutnya, pipinya menggembul karenanya. Olivia yang awalnya kesal dan marah luluh.

Ia mencubiti pipi Chisan dengan ekspresi datar namun dengan tatapan mata yang berbinar. Tsundere, ungkapan yang cocok untuk Olivia saat ini.

Sementara Chisan? Ia, sosok Yandere, lebih berbahaya tentunya. Karena tawanya dan kebaikannya tidak pasti apakah berujung baik, atau malah kematian.

"Klwebwaskan twangan Nwona dwali Pwipwiku," ucap Chisan kesusahan karena selain mengunyah macaron miliknya, Olivia terus memainkan pipinya bak marshmellow.

Chisan berkata 'lepaskan tangan Nona dari pipiku' namun hal tersebut terdengar sangat lucu jika diucapkan oleh Chisan.

Kepala sekolah langsung menggebrak meja dengan keras.

Brakk!!

"Kalian ini benar-benar tidak ada adab!! Kalian ini sudah besar tapi memalukan!! Bagaimana kalian bisa berbuat seperti ini kepadaku yang sudah tua dan rentan ini?!!" teriaknya dengan nada membara dan urat leher yang menonjol akibat amarahnya.

Dia menyihir Olivia dan para anteknya menjadi katak.

Lalu kepala sekolah tertawa selayaknya orang kesetanan. "Hahahaha, rasakan itu!! Makanya kalian jangan bertingkah seenaknya!! Aku ini kepala sekolah, namaku adalah Alan!! Siapa yang berani berurusan denganku, hah?!!" bentak Alan, selaku kepala sekolah yang sudah berumur 57 tahun. Namun, wajahnya terlihat masih berumur 47 tahunan.

Ctek.

Petikan jari dari Olivia membuat Alan tersadar dan menegang. Ya, tadi itu hanya khayalan sematanya saja, mana berani dia berlaku demikian? Bisa-bisa kepalanya menghilang dari tempat seharusnya.

"I-iya?" tanya Alan gugup, oh ayolah kenapa ia jadi gugup?!!

Olivia memberikan sekotak marshmellow kepada Alan dan berucap sambil memandang kepala sekolah sengit. "Ini adalah sogokan. Bapak, harusnya membela saya yang cantik jelita dong!! Jangan nanti Bapak kasih saya hukuman. Percuma ganteng kalau suka ngehukum, cih dibuang sama Medelin baru tahu rasa!! Jadi bapak diem trus terima sogokan saya ya?!! Oke, selamat tinggal, Bapak!!" ucap Olivia dengan nada dingin di awal dan berubah lagi menjadi bobrok seperti sifatnya yang seharusnya ia tunjukkan.

Reinkarnasi Sang PermaisuriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang