"Baik," jawab Olivia dan Arin secara serempak.
Duke Chellion mengangguk.
"Jika kalian adalah seorang Kaisar, lalu keuangan negara kalian tengah dalam masa krisis dan juga, para rakyat berbondong-bondong meminta bantuan kepada kalian. Maka, apa yang harus kalian lakukan sebagai seorang pemimpin dan Kaisar mereka?" pertanyaan meluncur mulus dari bibir Duke Chellion.
Arin terbengong sementara Olivia memikirkan jawaban yang telah ada di luar kepalanya. Yah, ia hanya berpura-pura berpikir, karena dulu ia telah mengalaminya sendiri. Dan ia kesal, karena dulu dia bodoh dan mengambil langkah yang merugikan rakyatnya.
Duke Chellion menatap Olivia dan Arin secara bersamaan, "baiklah, aku akan memberikan waktu 10 menit. Maka, pikirkanlah dengan sebaik-baiknya dan dengan bijak." Duke Chellion menggambar lingkaran sihir aneh di udara. Arin merasa terheran-heran sementara Olivia tetap stay cool, padahal sebenarnya ia juga kagum akan hal yang pertama kali dilihatnya itu.
"Untuk mencegah percontekan, aku memberi kalian kertas sihir. Kalian hanya perlu memikirkan penyelesaianya, lalu secara otomatis di dalam kertas tersebut akam tertera apa isi pemikiran kalian." Duke Chellion kembali bersuara. Olivia mengangguk, sementara Arin. Ia mulai kebingungan.
Kemarin yang ia lakukan hanyalah merencanakan pembunuhan dan membuat keluarga Ollion bangkrut. Ia lupa untuk belajar tentang taktik pengendalian kerajaan seperti yang di tanyakan.
“Wah, ini mengesankan!,” batin Olivia terkagum.
“Sialan! Bagaimana ini? A-aku belum belajar tentang materi ini!” Arin mengumpat dalam batin-nya.
Duke Chellion duduk dan menyesap tehnya.
Dua kertas tersebut telah membawa Arin dan Olivia pergi dari ruangan tersebut.
Masing-masing berada di Istana, dimana entah para pangeran, para prajurit, kaisar, menteri maupun penjara bawah tanah akan mereka kunjungi. Itu semua tergantung dengan kemauan dari kertas portal dan penulis pikiran itu.
Di tempat Arin berada.
"E-eh?!" kagetnya. Pasalnya Arin saat ini tengah berada di kediaman pangeran ke dua, nama dari pangeran tersebut adalah Audrey Laurence Dell Agraf. Beliau adalah sosok pangeran yang ramah, namun ia akan menjadi bodoh saat mencintai seseorang. Anggap saja ia berbahaya jika sudah menjadi bucin (budak cinta).
"Siapa kau?!" suara dingin di belakang badan Arin membuatnya menegang. Disamping lehernya telah terdapat sebilah pedang yang tajam, sekali ia berbalik maka di pastikan goresan akan tercipta disana.
Arin bergetar. "A-aku ... T-tolong, jauhkan pe-pedang, anda," ucapnya tergagap. Yah, ia tidak salah sih. Siapa juga yang akan berani jika nyawa bisa saja melayang dalam sekejab? Tentunya tidak ada kan.
Dilain tempat, diaman Olivia berada.
Ia terkejut saat berada di ruangan Permaisuri saat ini.
"Ah... Ruangan ini," gumamnya bermonolog.
Ia segera mengaktifkan sihir persembunyiannya. Dalam artian, ia tidak akan terlihat oleh orang lain, sihir kamuflase ini berjarak selama 1 setengah jam.
Olivia memandangi ruangan yang dulu sempat dihuninnya.
"Benar, disinilah ... Awal mula kelamnya hidupku di mulai," kata Olivia sembari tertawa kecil.
Bayangan-bayangan dimana ia frustasi, depresi dan ingin bunuh diri tergambar jelas di depan matanya.
Jika ia bisa, maka ia tidak mau berada di ruangan menyesakkan ini. Namun, kertas portal itu membawanya ke sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinkarnasi Sang Permaisuri
FantasyKarya Asli. Terimakasih telah membaca~ Mohon bijak dalam berkomentar, menerima kritik dan saran pembangun! Olivia Autumnt Dell Ollion-sosok Permaisuri kejam dan terkenal egois. Berumur 40 tahun, telah memegang urusan harem di istana selama 25 tahu...