Part 4 : Bertemu Penyihir Tampan?

37.5K 4.6K 210
                                    

"Ta-tapi Nona, bukankah Anda harus mengganti pakaian dahulu? Nona masih memakai baju tidur," ucap Medelin memberitahukan, Olivia langsung saja melihat pakaiannya dan ternyata benar ia masih memakai baju tidur, sungguh memalukan pikir Olivia.

"Hehe, Medelin bisa saja, kalau begitu Olivia mau pergi mengganti pakaian dahulu, hehe ... aaaa, malunya," ucap Olivia dengan malu dan akhirnya ia berlari dengan terbirit-birit, sementara itu Medelin tersenyum lembut melihat tingkah lucu Nona-nya, sikap majikannya sangat berbeda jauh setelah kejadian mimpi buruk itu.

Tingkahnya sangat dewasa bahkan hampir sama dengan ibunda Olivia, tetapi Medelin bahagia setelah melihat Nona-nya kembali menjadi gadis kecil yang imut dan periang, bukan sosok pemarah dan suka bermain tangan.

Sementara itu dikamar.

Olivia menutup pintu kamarnya dengan perlahan dan setelah itu ia membanting tubuhnya di atas kasur.

"Huh, untung saja Medelin tidak curiga. Tetapi aneh juga jika aku terus saja berperilaku seperti anak kecil, memalukan. Tapi menyenangkan juga menjadi seperti anak kecil lagi, jadi aku tidak perlu mengurus masalah politik, harem kekaisaran, kehidupan rakyat dan masih banyak lagi sampai membuat otakku lelah," ucap Olivia terhadap dirinya sendiri, Olivia juga merasakan kebahagiaan tersendiri dengan perubahannya sebagai gadis kecil yang tidak perlu mengurusi masalah yang ada. Ia hanya perlu tersenyum, bermain dan memenuhi kebutuhan balas dendamnya.

"Baiklah mari kita berganti pakaian! Wuu!" sorak Olivia sembari bangun dari Queen sizenya, Olivia mengambil gaun yang menurutnya cantik, lalu segeralah ia keluar dari kamar untuk menuju ketempat Medelin berada.

"Yang cantik itu banyak. Tapi yang
Good attitude itu langka."

_Farida Ratri_


Setelah mendapatkan style yang diinginkan, Olivia segera berangkat menuju ke pusat kota untuk melakukan misinya.

"No-nona, apakah Anda yakin tidak masalah bila kita berdekatan dengan rakyat biasa?" Medelin menatap tak percaya kearah Olivia yang tampak telah berubah banyak dari sifat maupun penampilannya yang dulu. Olivia hanya membalas ucapan Medelin dengan senyum cerah dan anggukan riang miliknya.

"Aku harap tidak ada yang tahu mengenai kelahiranku kembali, karena jika menurut umurku sekarang sangat tidak cocok untuk bersikap polos dan lucu," batin Olivia meremehkan dirinya sendiri.

Medelin hanya menghela nafas dan menerima kenyataan ini dengan lapang dada. Olivia terlihat lumayan antusias saat bersapaan dengan para rakyat jelata maupun bangsawan tingkat rendah. Medelin bangga kepada Olivia yang tetap ceria dan semakin menjadi pribadi yang anggun dan murah hati.

Seakan merasakan tatapan dari Medelin, Olivia langsung saja menatap bingung kearahnya.

"Kenapa wajahmu menatapku seperti itu, Medelin? Apa aku kelihatan konyol? Aihh, aku bingung. Sikap apa yang harus kutunjukkan." Olivia bergumam sambil menghela nafas gusar, ia pikir dengan berubah menjadi pribadi yang kalem dan ceria maka ia dapat membuat orang yang telah ia hina dan sakiti dimasa lalu akan bahagia, tetapi melihat sikap Medelin, Olivia menjadi pesimis.

"E-eh! Ti-tidak Nona! Anda sangat membuat saya bangga, saya sampai lancang memandang Anda. Mohon hukum saya, Nona. Karena saya adalah pelayan yang sudah lancang!" Medelin tergugup saat mengetahui tatapan matanya membuat Olivia menjadi risih, ia menyesal telah berani memandang kearah Olivia yang notabenenya adalah sang majikan.

"Eh." Olivia menatap cengo kearah Medelin.

"Medelin, anu tapi kau 'kan tidak salah. Memangnya ada aturan dimana pelayan tidak boleh menatap kearah majikannya karena khawatir?" Olivia berusaha mencairkan suasana yang tiba-tiba terasa canggung. Ia hanya ingin Medelin bahagia itu saja. Bahkan ia sampai mau menurunkan harga dirinya yang seorang permaisuri menjadi anak kecil kembali.

Reinkarnasi Sang PermaisuriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang