Part 17 : Panggil Hot Daddy ku

22K 3.2K 156
                                    

Pict di atas ialah. Hot Daddy-nya Olivia (っ.❛ ᴗ ❛.)っ

°
°
°
°
°
°

"Nona! Apa yang anda lakukan?" tanya Aldi. Ia bingung saat Olivia turun dari atas kuda dan berlari ke arah Arlon yang mematung dari tadi.

"Oliv, apa kau yakin?" tanya Arlon dengan wajah polos. Olivia langsung membusungkan dadanya dan tersenyum sombong.

"Tentu saja, aku sangatlah .... Tidak yakin," ujar Olivia yang membuat Arlon menepuk kepalanya pelan.

"Lantas kenapa kau banyak gaya seperti tadi?" Arlon memijat pelipisnya yang berdenyut karena ke-tolol-lan Olivia.

Olivia hanya menunjukkan cengiran khas tidak bersalah miliknya. "Haha, biar aku terlihat keren tentunya, tapi jujur aku tidak yakin akan kembali hidup-hidup kalau melawan monster gunung itu," ucapnya lirih. Arlon melihat ke arah monster tadi dan mengangguk.

Arlon menghela nafas. "Bagaimana jika kita menggabungkan kekuatan kita? Bukankah itu sedikit cukup?" tanyanya. Olivia nampak memegang dagunya dan mengangguk-angguk.

Sementara Aldi dan Putra Nahkota dibuat bingung akan tingkah Olivia yang hanya diam sambil berceloteh ria bersama teman laki-lakinya.

“Sebenarnya, Nona sedang melakukan apa?” batin Aldi kebingungan.

“Apa yang dilakukan wanita aneh itu?” batin Putra Mahkota tidak habis pikir.

"Arlon, kemarikan telingamu," pinta Olivia. Arlon dengan cepat mendekat ke arah Olivia.

"Bagaimana kau kita suit, siapa yang kalah ... Maka, ia akan menjadi pengalih perhatian, sementara yang menang akan menjadi penyerang?" tanya Olivia memberi saran. Arlon nampak kurang puas tapi tetap mengangguk patuh bak anjing rumahan.

"Bagus," ujar Olivia puas.

Setidaknya kalau dia akan mati, aku bisa kabur,” batin Olivia tersenyum licik.

Licik? Iya, walaupun Olivia terlihat baik dan ramah dengan yang lainnya. Namun, sebenarnya ia masihlah seekor rubah yang perlu di waspadai.

"Batu, kertas, gunting!" ucap Olivia dan Arlon secara bersamaan.

Dan yang menang adalah Olivia.

Arlon langsung memasang wajah lesu.

"Baiklah, kau harus menyerang dengan baik, Liv. Jika tidak, temanmu yang tampan dan rupawan ini akan tinggal kenangan saja," ujar Arlon dengan lesu. Ia sangat takut saat ini.

Olivia menyentuh pundak Arlon dan memberikan senyum manis.

"Tenang, jika kau mati ... Aku akan menguburkan mu di laut, mungkin kau bisa bereinkarnasi menjadi ular naga, atau ubur-ubur?" hibur Olivia kepada Arlon. Awalnya Arlon ingin tersenyum dan mengangguk dengan kekhawatiran dari gadis-nya.

Tapi ia lupa siapa Olivia itu.

Dia rubah cantik yang licik. Dan dia kejam.

Rasanya Arlon ingin menangis di pangkuan ibundanya saat ini.

Olivia memiringkan kepalanya bingung.

"Kenapa? Bukankah ubur-ubur atau kura-kura itu baik? Ayolah, atau kau mau menjadi udang? Itu tidak buruk, kan?" Arlon semakin yakin bahwa Olivia sedang mendoakannya untuk mati hari ini.

Ia ingin menangis, tapi ia tidak boleh. Mau ditaruh mana mukanya nanti.

“Ada apa dengan anak ini? Bukankah kura-kura dan hewan laut itu baik? Walaupun menyeramkan sih,” batin Olivia bergumam.

Reinkarnasi Sang PermaisuriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang