"Rion, kau mengacaukannya," ucap Liam dengan nada datar dan dingin.
"Eh?!" lelaki berambut hitam yang ternyata bernama Rion hanya menatap kaget kearah sang Ketua yg saat ini tengah memancarkan aura-aura membunuh dibelakang tubuhnya.
"Kesini kau sialan!" Liam mengejar Rion yang telah berlari dengan kencang kearah bangunan guild berada. Rion tidak tau kesalahan apa yang telah ia perbuat sehingga singa dalam kandang tiba-tiba terbangun dan menampakkan cakarnya.
"Ibu tolong anakmu yang tampan ini! Sepertinya aku secara tidak sadar telah menyinggung ketua! Tamat riwayatku, huhu." Liam membatin sembari meminta tolong kepada sang ibu melalui telepatinya yang entah sampai zaman mamot hadir kembali tidak akan terjawab.
Dasar Rion sialan! Aku belum menanyakan tempat tinggal nona loli dan Rion telah berani membongkar identitasku?! Benar-benar harus diberi pelajaran. Liam mengumpat dalam hati.
Sementara itu dilain tempat, Olivia berada.
"Hufth! Si-sialan! Kenapa aku harus bertemu orang itu? Akh-Medelin! Kau membuatku terkejut." Olivia bergetar sembari terus mengeluarkan keringat dingin pada dahi dan tubuhnya. Sekilas kenangan buruk merayap dihatinya.
"Tidak! Ka-kakaku akan baik-baik saja. Iya benar! Pas-pasti baik-baik saja." Olivia berusaha menenangkan dirinya sendiri.
"Nona Anda kemana saja? Dan ... ya ampun, Nona! Apakah Anda merasa sakit?! Wa-wajah Anda terlihat sangat pucat!" Medelin berteriak kepada Olivia, ia sangat khawatir dengan keadaan Olivia yang sangat berantakan.
"A-aku baik-baik saja. A-ayo pulang!" Olivia memalingkan wajahnya dari tatapan cemas milik Medelin yang terasa sangat mengganggu. Medelin langsung mengikuti perintah Olivia, tanpa sadar ia kembali menelan kata-kata amarahnya kedalam hati. Ia tidak tau apa yg membuat Olivia menjadi ketakutan seperti sekarang ini.
Sesampainya dikediaman Ollion, Olivia bergegas turun dan memasuki ruang kamarnya. Ia merebahkan tubuhnya pada Queen size miliknya.
"Nona apakah Anda baik-baik saja? A-air hangatnya sudah siap," ucap Medelin dengan nada lirih, ia tidak mau mengganggu Olivia yang tampak kacau saat ini.
"Baik, kau bisa pergi, Lin," ucap Olivia tanpa menoleh kearah Medelin. Ia cukup terkejut dengan kehadiran sang pencabut nyawa milik kakaknya dimasa depan.
Ya, ia sangat ingat dengan jelas nama Ketua Guild Heroine. Orang itu dengan kejamnya telah membunuh kakaknya yang baru saja kembali dari medan perang, orang yang tanpa hati telah memenggal kepala sang kakak didepan matanya sendiri.
"A-aku tidak boleh lengah! Aku harus, emm. Aku harus mendekat atau menjauh? Jika aku mendekat maka nyawaku taruhannya tetapi jika aku menjauh, bukan berarti tidak akan ada alasan kepala kakakku akan tetap berada ditempatnya kan?. Ba-baiklah aku akan memilih resiko pertama!" Olivia membatin sembari menggigiti kukunya.
Tapi Olivia tidak menyadari bahwa ia tidak akan bertemu lagi atau mungkin kecil kemungkinan gadis itu dapat bertemu Rion kembali.
"Baiklah, ekhem. Tunggulah aku wahai malaikat pencabut nyawaku, eh, Kakakku maksudnya." Olivia berkata dengan nada dramatis yg luar biasa aneh. Olivia segera membasuh tubuhnya dan sedikit memutuskan untuk berpikir rileks agar otaknya tidak beku.
Tok, tok, tok.
"Nona apakah anda didalam?" tanya Medelin dari luar kamar Olivia.
"Iya," balas Olivia, lalu segeralah ia keluar dari kamarnya untuk melakukan makan malam bersama keluarganya.
Saat Olivia sedang berjalan melewati lorong kediamannya, ia tidak sengaja berpapasan dengan Arin yang sudah dapat ditebak sedang berjalan juga untuk menuju kedalam ruang makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinkarnasi Sang Permaisuri
FantasyKarya Asli. Terimakasih telah membaca~ Mohon bijak dalam berkomentar, menerima kritik dan saran pembangun! Olivia Autumnt Dell Ollion-sosok Permaisuri kejam dan terkenal egois. Berumur 40 tahun, telah memegang urusan harem di istana selama 25 tahu...