Part 22 : Kesucian Yang Hilang

22.6K 2.8K 196
                                    

"Aku harap, aku bisa membuat diriku lebih berguna," gumam Olivia dengan nada kecil.

Bahkan Medelin tampak tidak bisa mendengarnya.

°
°
°
°
°

"Baiklah, pagi ini aku sudah sarapan, sudah melakukan bercocok tanam dengan Madam Sofia," gumam ku dengan suara kecil. Aku mencoret daftar kegiatan yang telah kulakukan dengan sihir dimana terdapat secarik kertas dengan nama-nama kegiatan yang tergantung bebas di udara dan sebuah kuas seperti pulpen dan mencoret daftar kegiatan yang telah di lakukan.

"Em, apa yang harus kulakukan, ya?" gumam ku dengan wajah serius.

Tentu, aku serius tengah kebingungan.

Aku kaya, aku cantik, aku anggun, dan....

.... Yang jelas aku ini seorang Nona besar. Jadi, jelas saja banyak pengangguran yang ku kerjakan setiap hari.

End Olivia POV.

Olivia melangkahkan kaki ke arah mansion Ollion dan berjalan ke arah kamarnya.

Saat ia melewati ruang baca, ia mendengar bahwa Arin ingin membuatnya terkena hukuman dan tidak bisa bertemu dengan kakaknya.

"Bagaimana caranya, Nona Arin?" tanya salah satu pembantu yang telah di sogok oleh Arin untuk melakukan kejahatan.

Olivia saat ini tengah berada di antara Arin dan laki-laki itu. Tentu saja ia menggunakan sihir transparan miliknya, ia tidak sebodoh itu untuk sekedar menguping dan di ketahui oleh Arin.

Lebih baik mendekat kan? Biar lebih jelas apa yang tengah di rencanakan oleh pirang ular itu.

"Hm, kau cukup mencampurkan alkohol pada minumannya dan membuatnya mengamuk di pesta penyambutan nanti malam, setelah itu bayaran akan aku berikan setelah kau menyelesaikan tugas yang diberikan," ujar Arin dengan smirk yang terpampang jelas di wajahnya. Pelayan lelaki kurang ajar itu tersenyum dan mengangguk. Wajahnya seperti seekor babi yang menjijikan.

Olivia terus mengumpat dalam hati. Ia tidak habis pikir dengan Arin, kenapa ia suka sekali mencari perkara? Apakah tidak cukup hidupnya yang sudah seperti putri dalam semalam itu?

Ah, entahlah. Olivia juga bingung, kenapa Arin begitu bertekad untuk membunuhnya. Padahal, jika dilihat Olivia memberikan banyak hal untuk gadis licik itu.

Mulai dari kekayaan, baju, guru, kasih sayang, suami? Ya, Olivia juga membuat Arin menjadi selir untuk suaminya, ups ... Maksudnya mantan suami Olivia.

"Baiklah, Nona. Tapi anda harus menjamin keselamatan saya," ujarnya dengan wajah mesum. Arin berdecih.

"Baiklah, tapi kalau kau sampai gagal, kepalamu akan ku penggal," sahut Arin dengan senyum meremehkan. Pelayan pria tadi mengangguk dan memilin janggutnya dengan tatapan mesum.

Arin hendak pergi, namun pelayan tadi mencekal tangan Arin. Arin akhirnya berbalik dan menatap jijik ke arah pelayan itu.

"Ada apa?" tanya Arin tidak mau berbasa-basi. Pelayan tadi mengelus tangan Arin, dan hal tersebut sontak membuat Arin mendelik dan menghempaskan tangan pelayan itu secara kasar.

"Beraninya kau menyentuhku! Apa kau mau di penggal, huh?!" bentak Arin dengan nada tinggi. Pelayan itu tersenyum dan menarik pinggang Arin, yang sontak membuat gadis itu menjerit.

"Aaaaaaaaa, bajingan!" Arin berteriak ketakutan. Namun sayang, tidak ada satupun yang berlalu lalang di sana.

Olivia sedikit terkejut dan mengeluarkan sihir perekamnya. Ia tidak bisa meninggalkan kesempatan emas untuk menjatuhkan Arin, bukan?

Reinkarnasi Sang PermaisuriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang