Part 44 : Detensi Mulai!

7.3K 1K 157
                                    

Agatha mulai membuka matanya, siluet pertama yang dilihat adalah Olivia.

Agatha langsung bangun dan memeluk Olivia. "Huhu, Olivia. Kupikir kau terluka parah. Maaf karena tidak menjengukmu, tadi aku sudah berusaha tapi kata senior aku harus kembali ke kamar. Aku takut kau kenapa-kenapa!" Olivia menerima pelukan dari Agatha dan membalasnya.

Tangan Olivia menepuk pelan punggung Agatha yang gemetaran, entah apa yang dilewati gadis itu sebelum ia bangun, pikir Olivia. "Aku baik-baik saja. Lihatlah!" ucap Olivia dengan nada halus dan bersemangat.

Agatha melepas pelukannya dan menatap ke arah Olivia. "Hiks, t-tadi sebelum kau bangun. Kelompok kita dimintai barang-barang tugas. Lalu tim 1 dan 2 telah mendapatkan bahannya dengan lancar, t-tapi karena kita tidak berhasil melewati rintangan dan menemukan Mutiara Cahaya. K-kita berdua akan mendapatkan masalah," kata Agatha. Wajahnya terlihat cemas dan khawatir terhadap kesehatan Olivia.

Pasalnya sejak siang hari tadi baru sekarang Olivia bangun.

Olivia menaikkan sebelah alisnya. "Oh, tidak apa-apa. Kita setidaknya menjalani konsekuensi bersama, 'kan?" Olivia berusaha membuat Agatha tidak terlalu cemas.

Agatha mengangguk.

.......

Setelah berbincang-bincang dengan Agatha. Olivia kembali ke kamarnya dan melakukan aktivitas mandi pada umumnya. Ia memasuki kamar mandi dan berendam dalam bak.

Ia juga mencuci rambutnya yang kusut. Rambut panjangnya menjuntai ke bawah.

"Hai anak manusia," ucap suara dalam keheningan mandi Olivia.

Olivia membuka matanya dan menatap ke sekitar. "Siapa itu?" tanyanya dengan pose siap menyerang, ia menyembunyikan pisau di dekat bak mandinya.

"Tenanglah. Aku adalah kerang yang tadi mengajakmu berbicara, maaf aku baru menunjukkan diriku sekarang."

Olivia mengernyitkan dahi. "Kau bercanda? Kenapa tidak muncul dari tadi?! Ya Dewa, kenapa kau menyusahkan saja. Kau ingin aku cepat mati, ya?" tanya Olivia dengan nada marah.

Kalau sedang bersantai emosinya itu labil. Ya, maklum juga dia 'kan wanita.

Kerang ajaib tidak menyangka akan mendapatkan protes seperti itu. "A-itu, tadi aku ketiduran jadi tidak bisa berbicara padamu. Maaf," ucap kerang merasa bersalah. Olivia memajukan bibirnya.

"Iti tidi iki kitidirin jidi tidik bisi birbiciri pidimi. Halah, bilang saja kau memang tidak niat membantu. Mengaku saja, lagipula kenapa di awal pakai jual mahal segala, sih? Memang kau Kaisar? Seperti wanita saja. Dasar labil!" jawab Olivia mengejek.

Kerang ajaib bingung. Yang labil itu dia atau malah gadis muda di depannya?

"Bukankah itu kau? Yang marah-marah tidak jelas 'kan kau , Nona," jawab kerang tersebut.

Olivia mengerutkan dahi. "Kalau aku kenapa?! Tidak suka? Ayo duel. Dan lagi kau ini laki-laki atau perempuan. Kok banyak bicara, hih!" Kerang ajaib terlihat ternista kan di sini.

Niatnya mau menyerahkan Mutiara Cahaya agar Olivia dapat menyelesaikan tugas. Tapi, reaksi gadis itu sangat galak. "Em ... Kau mau makan? Lapar, ya?" tebak kerang.

Setelah beberapa saat hening. Olivia menghela nafas. "Maaf, aku memang lapar. Maaf, ya. Memang aku kalau lapar suka labil dan emosian, walaupun tidak ada yang membuat emosi. Tolong keluar dahulu," ujar Olivia setelah kewarasannya cukup hadir kembali.

Kerang saat ini merasa diremehkan. "Nona, tolonglah bagaimana aku bisa keluar sedangkan kau menggantung jubahmu tinggi-tinggi di sini, sementara aku hanyalah seekor kerang kecil. Tolonglah pengertiannya." Olivia seakan menyadari kesalahannya.

Reinkarnasi Sang PermaisuriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang