"Olivia!!" panggil seorang gadis berusia sama seperti Olivia dengan suara manis, ia berlari kecil untuk mengejar langkah Olivia.
Olivia pun memelankan langkahnya dan berbalik.
"Huh, a-aku ... Sangat senang, huh, bahwa kau bersekolah di hari dan kelas yang sama denganku!!" ucap gadis itu memekik girang. Olivia hanya tersenyum, sementara Chisan bersembunyi di belakang tubuh Olivia, seolah ia takut dengan suara teriakan gadis itu.
"Agatha, kau mengagetkan Adikku," ujar Olivia memberitahukan. Agatha tersenyum dan meminta maaf.
"Ada apa?" tanya Olivia dengan wajah polos. Agatha rasanya ingin mencubit pipi gembul milik Olivia, namun ia masih harus mempertahankan imagenya.
"A-anu, aku berada di samping kamarmu, sebenarnya aku ingin satu kamar denganmu. Tapi katanya kau meminta kamar pisah dengan yang lain, heum jadi aku tidak bisa tidur dan memeluk mu. A-ah anu maksudku tidak bisa belajar bersama, iya, hehe," ujar Agatha dengan wajah yang memerah entah itu karena cuaca sore yang panas atau memang karena dia malu.
Olivia gemas sendiri dalam hati, namun di depan ia masih menampakkan wajah coolnya.
"Semester dua, tidurlah bersamaku," ujar Olivia sembari menepuk pundak Agatha. Sementara gadis cantik itu tercengang sampai bibirnya terbuka.
Chisan diam-diam mengambil foto Agatha dengan drone miliknya.
“Pufft,” batin Chisan tertawa.
Setelah itu Olivia kembali ke kamarnya bersama Agatha. Chisan sudah menghilang bagaikan angin saja.
"Apa kau tahu? Butik Madam Elly sangat bagus!! Aku bahkan ingin membeli semua gaun-gaunnya!!" ucap Agatha berceloteh ria selayaknya anak kecil, sementara Olivia, orang tua itu hanya mengangguk dan menahan hasratnya untuk mencubit dan mencium pipi Agatha yang imut.
Jika Chisan ada di sini pasti ia akan tertawa dan berkata. 'Hei, nenek! Pipimu juga gembul, kenapa tidak cium pipi sendiri?' tak lupa tentunya dengan salah satu alisnya yang dinaik-turunkan.
Mari kita lihat dimana Chisan berada.
Asrama laki-laki di Akademi.
Tok.
Tok.
Tok.
Kaca jendela seorang remaja diketuk menggunakan batu kecil oleh seseorang.
Remaja lelaki itu membuka jendela dan langsung jatuh tersungkur kebelakang.
Bugh!!
"A-ahahahahaha, maaf-maaf," ujar Chisan sembari berdiri dari tubuh Varlon.
Varlon, sepupu Arlon.
"Hai, maaf menganggetkan," ucap Chisan sembari menyatukan kedua telapak tangannya. Varlon yang baru sadar segera mengedipkan matanya dengan perlahan.
"Chisan?" panggil Varlon. Chisan mengangguk dan duduk di jendela dengan satu kaki tergantung ke bawah jendela. Sementara tangannya bersedekap di dada dengan sombong.
Varlon mengambil kursi dan ikut duduk.
"Kemana saja kau, ha? Dasar, anak kecil!" ucap Varlon dengan nada merajuk. Ia menyandarkan punggungnya di kursi dengan tangan yang bersedekap di dada. Matanya menatap tajam ke arah Chisan.
Sementara gadis kecil imut itu hanya tertawa seperti orang gila.
"Hihihi, tebak aku pergi kemana, Kakek?" ujar Chisan dengan nada menggoda.
Varlon melotot saat mendengar Chisan memanggilnya Kakek. Ia memukul kepala Chisan pelan.
Tuk.
"Siapa kakekmu dasar bocah cebol?!" Chisan terkekeh. Ia menunjukkan tablet besar di tangannya, lalu tanpa sadar terdapat luka sayatan besar di tangan Chisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinkarnasi Sang Permaisuri
FantasyKarya Asli. Terimakasih telah membaca~ Mohon bijak dalam berkomentar, menerima kritik dan saran pembangun! Olivia Autumnt Dell Ollion-sosok Permaisuri kejam dan terkenal egois. Berumur 40 tahun, telah memegang urusan harem di istana selama 25 tahu...