Aku ingin pergi, tapi hati ini tidak mengizin kan ku untuk pergi. Dan ketika aku memilih bertahan, rasa nya begitu menyesakkan.
-Rissa
~
Langit senja sudah mulai menggelap. Udara yang sedikit dingin menerpa lembut kulit seorang gadis yang sedari tadi tidak beranjak dari duduk nya. Ia menatap sendu langit yang mulai menggelap dengan seulas senyum miris.
Detik selanjut nya tatapan gadis itu turun pada ponsel yang ada di genggaman. Mungkin beberapa orang akan mengira diri nya bodoh, tapi ia berharap jika layar gelap ini berubah menjadi sebuah panggilan masuk dari seseorang.
"Lo ga mau pulang juga Daf?" Tanya Liam.
Daffa menggeleng lemah "gue mau jaga in bunda di sini"
Mereka berempat tengah berjalan menuju parkiran rumah sakit. Daffa juga sudah berganti pakaian. Seragam yang tadi basah kuyup karena di guyur hujan sudah ia ganti dengan sweater yang sengaja ia bawa sebelum pergi kesekolah.
Langkah mereka berempat sedikit melambat ketika tidak sengaja melihat seorang gadis yang cukup familiar tengah duduk sendirian di bangku taman rumah sakit. Kebetulan, taman rumah sakit berada tidak jauh dari parkiran. Sehingga dari parkiran saja bisa melihat ke taman. Mereka saling melempar tatapan tanya.
"Ya udah Daf. Lo masuk lagi aja, bunda lo sendirian di dalem" seru Bella yang di angguki setuju Alvin dan Liam. Daffa mengangguk sekilas lalu pergi meninggalkan mereka bertiga di parkiran.
Setelah kepergian Daffa, Bella kembali melempar tatapan tanya pada Alvin dan Liam "itu bukan nya teman Elsa ya?" Tanya Bella sembari menunjuk seorang gadis dengan isyarat mata nya.
"Iya, tapi kenapa dia masih disini?" Tanya Liam.
"Nunggu ojol kali" celetuk Alvin asal.
"Masa sih?"
"Kalo lo nggak percaya, tanya aja sendiri ke orang nya" balas Alvin sembari menaiki motor nya acuh.
Liam melongo mendengar ucapan Alvin "eh ya kali gue nanya pacar orang. Dia kan udah punya pacar, ntar gue di fitnah pecakor lagi"
"Pecakor apaan njir?" Celetuk Bella tidak paham dengan kosa kata aneh dari Liam.
"Perebut Pacar Orang"
Pletakk
Bella menjitak kepala Liam sedikit keras "K nya di kemana in njrit"
"Mana saya tahu, saya kan ikan" Liam menaik turun kan bahu nya dengan wajah sok polos minta di tampol.
Bella ingin melayangkan satu bogeman mentah pada Liam, tapi dengan sigap Liam menghindar.
"Eits nggak kenak" Liam menjulur kan lidah nya yang membuat Bella semakin kesal.
"Liaammm" Bella menendang tulang kering cowok itu, tidak keras namun teriak berlebihan dari Liam membuat orang sekitar menatap mereka.
"Auuuuuu sakitt anyingg" Liam memegangi kaki yang baru saja di tendang oleh Bella.
Sebenar nya tidak sakit, tapi ia hanya ingin menggoda Bella hingga gadis itu marah. Entah kenapa jika melihat Bella marah, rasa nya ahh mantapp🤣😂
"Ehmm" Alvin yang ada disana seakan jadi kambing congek. Sedari tadi ia hanya diam melihat dua manusia ini berdebat.
Bella dan Liam menghentikan debat nya yang tidak berkesudahan itu. Dan mereka berdua menoleh kepada Alvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secrets [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM LANJUT KECERITA NYA!] ♡ Rasa nya aku ingin mati saja saat ini juga, dari pada harus menyaksikan pemakaman kedua orang tua ku dan adik ku secara bersamaan. -Geral...