Hukuman

180 98 12
                                    

Kenapa setiap hari gue harus ngeliat lo?

-Elsa

~

"Cewek itu minta di perjuangin Daf. Jangan nyerah gini dong" Daffa menatap Bella dengan mata yang berbinar-binar. Dia sangat beruntung mempunyai Bella.

Air yang ada di dalam mulut Liam langsung menyembur keluar ketika mendengar ucapan Bella kepada Daffa yang menurut nya alay itu.

"Alay lo Bel" tawa laknat Liam sudah tak tertahan lagi. Membuat Bella mengerutu kesal.

"Apa seh Liam. Sewot aja lo dari tadi kalo gue ngomong" Bella mulai menarik mangkok mie ayam spesial milik nya dengan kesal lalu memakan nya brutal.

"Mampus lo Liam. Bakalan nggak di restui hubungan lo sama Alana" tawa mereka meledak medengar ucapan Alvin termasuk Bella yang ikutan tertawa mendengar nya.

"Mana mau Ana sama Liam yang kere ini" seru Daffa membuat tawa mereka semua petcah kecuali Liam yang kini tengah menatap mereka tajam lalu ikutan tertawa setelah nya.

Liam tahu jika Daffa tengah melempar kan candaan, jadi dia tidak ambil pusing dengan ucapan nya.

❄❄❄

"Ah sial. Gue kesiangan" Elsa terlonjak kaget ketika melihat jam  dinding nya. Dengan gerak cepat Elsa melompat turun dari kasur nya lalu berjalan ke arah handuk dan melangkah masuk kedalam kamar mandi.

Dengan terburu-buru Elsa turun dari kamar nya menuju lantai bawah. Lalu berteriak memanggil Tante nya.

"Tante buruan Elsa udah telat nih" Elsa sedikit berlari ke arah teras.

"Iya iya. Udah telat aja baru buru-buru" gerutu Mira Tante - Elsa yang kini tengah berjalan mengikuti Elsa dari belakang.

Selama di perjalanan tak ada suara perbincangan. Hanya suara sautan klakson mobil dan motor yang memenuhi telinga mereka masing-masing.

"Dah Tante" ucap Elsa menyalimi Mira lalu membuka pintu mobil dan sedikit berlari kecil memasuki gerbang.

"Iya hati-hati"

Mobil merah itu kini melesat meninggal kan daerah sekolah Elsa.

Hembusan nafas lega di keluarkan Elsa. Ia sangat beruntung kali ini, karena bel masuk belum di bunyikan. Jadi dia tidak harus terkena hukuman karena terlambat.

Kini Elsa sudah menduduki kursi nya,,,dan tak lama kemudian bel masuk pun di bunyi kan. Guru jam pertama mulai berdatangan tanpa di undang sedikit pun.

"Pagi semua" di depan kelas sudah berdiri Buk Nia yang kata orang-orang dia itu sangat pemarah. Beliau adalah guru IPA di kelas Elsa sekaligus guru yang sangat di hindari oleh siswa di sini.

"Pagi buk" jawab kami serentak dengan wajah tegang.

"Kumpulkan tugas nya kedepan!" mata Elsa membulat penuh ketika mendengar perintah pengumpulan tugas.  Ia sama sekali tidak mengetahui jika ada tugas hari ini.

Elsa sudah pasrah dengan sangsi yang akan di berikan kepada nya.

"Siapa yang tidak mengerjakan tugas tolong berdiri!!!" Elsa menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya dengan keras, ia bangkit dari duduk nya sehingga membuat semua pasang mata yang ada di kelas ini melihat kepada nya.

"Kenapa kamu tidak mengerjakan tugas nya?" Kepala yang tadi nya tertunduk kini diangkat nya agar bisa menatap Buk Nia. Terlihat jelas sekarang ini Buk Nia tengah menahan emosi dan itu semua karena diri nya.

"Lupa buk" singkat ku yang berhasil membulat kan semua pasang mata yang ada di kelas saat ini. Berani sekali Elsa berbicara kepada Buk Nia dengan santai nya, apakah dia tidak takut dengan sangsi yang akan di berikan guru yang terkenal kiler ini. Ah mungkin seperti itu lah fikiran siswa yang ada di dalam kelas saat sekarang ini.

"Keluar!!" Tanpa ragu Elsa melangkah keluar kelas. Ya mau gimana lagi, dia memang salah jadi wajar untuk di suruh keluar kelas.

Ketika Elsa tengah melewati lorong tiba-tiba saja ada seseorang yang memanggilanya dari belakang. Elsa membalikan tubuh nya untuk bisa berhadapan dengan orang itu.

"Geraldine Gracia Elsa" teriak guru piket yang kini melangkah mendekati Elsa. 

"Ya"

"Nanti sehabis bel pulang di bunyi kan kamu temui saya di ruang piket, kamu di suruh oleh Buk Nia untuk mengunci semua kelas di SMA ini tanpa pengecualian. Karena itu hukuman dari beliau. Ok?" Guru piket itu pun pergi meninggalkan Elsa setelah Elsa menganggukan kepala sebagai jawaban nya.

❄❄❄

"Nih kunci nya. Nanti kalau udah selesai berikan saja kepada penjaga sekolah. Ok?" Elsa menerima kunci yang di sodorkan oleh guru piket itu pada nya. Lalu pergi setelah menganggukan kepala sebagai jawaban nya.

Di SMA ini ada sekitar 33 kelas yang akan Elsa datangi untuk menguncikan nya. Naik turun tangga membuat kaki Elsa pegel nya bukan main. Tak sedikit umpatan yang di lemparkan Elsa pada Guru IPA nya itu.

Tega-tega nya dia menghukum Elsa dengan menjelajahi semua kelas yang jumlah nya tidak sedikit ini. Tarikan nafas lega dari Elsa ketika sampai pada kelas terakhir yang akan ia kunci. Kelas XII IPA 4,,,kelas dimana Elsa harus menanggung malu karena ucapan nya yang tidak sopan kepada Daffa.

Alis mata Elsa saling bertautan ketika melihat seorang cowok yang berada di pojok paling belangkang sambil membenamkan kepala nya di atas meja.

Tok...Tok...Tok...

Cowok itu mengangkat kepala nya lalu menatap Elsa kaget. Elsa yang di tatap hanya membalas dengan tatapan dingin.

"Elsa? Ngapain lo di sini?"

Next»»»

Hai...
Gimana nih buat part kali ini? Coment aja ya di bawah kalau kalian mau next ke part selanjut nya. Ok?

Btw. Aku sekeluarga mengucapkan selamat hari raya idul fitri 1441 H. Minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin😇 Semoga puasa kita tahun ini di terima oleh Allah SWT. Amin...

Dan semoga wabah ini segera berakhir,,,sehingga kita bisa kembali melakukan rutinitas kita yang selama pandemi ini tertunda. Amin...

Thank You and See You In Next Part💖

My Secrets [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang