Sang Iblis

113 60 12
                                    

Aku miris melihat mu yang selalu mengejar, tapi selalu di tinggal.

-Elsa

~

"Sumpah demi goblok nya Liam, gue dendam sama buk Shinta. Tangan gue pegel banget nyatat 5 kali lipat. Dan itu semua gegara lo Liam" teriak Bella sambil mengebrak meja kantin tidak terlalu keras.

Tapi tetap saja, beberapa pasang mata melihat kepada nya dengan tatapan horor, apa lagi Liam. Dengan enteng nya Bella bersumpah demi goblok nya Liam, ya so pasti marah dong si empu nya.

"Lo barusan bilang apa? Gegara gue? Dan apa? goblok?" Tanya Liam mengulangi beberapa kata Bella dengan geram. 

"Kan itu salah elo, elo yg nantangin gue by one free fire pas jam nya buk Shinta. Ya auto kenak marah dong kita nya" sambung Liam tak terima di salahkan. "Lagian bukan lo doang kali tangan nya pegel, gue juga mbing" tambah Liam sedikit geram.

Bagaimana pun, ini semua pyur salah berdua. Tidak bisa saling menyalahkan begitu saja.

"Ya abis nya lo ngeselin sih. Baru booyah satu kali aja dari gue sombong nya sampe langit ketujuh" balas Bella tak kalah nyolot nya.

Daffa dan Alvin hanya diam menjadi pendengar bacotan teman nya yang berdua ini. Dari dulu Liam dan Bella ini memang sering bertengkar hanya karena hal sepele yang di perpanjang-panjangkan.

Padahal Daffa sudah menginggat kan Bella loh. Kalo keseringan berantem sama Liam bisa jadi jodoh. Tapi mereka tidak mempercayai tahuyulan itu.

Alvin menggeleng sambil menarik mangkok mie instan milik nya "udah ah. Berantem mulu, ntar jodoh" ujar Alvin sambil tertawa meledek.

Bella dan Liam saling bertatapan, sedetik kemudian mereka berdua menggidikkan bahu jijik.

"Duh mit amit deh" sambut Bella.

"Ogah ogah ogah" begitu pun Liam yang tidak rela berjodoh dengan Bella.

Mendengar reaksi mereka berdua membuat Daffa dan Alvin bertos ria dan tertawa keras.

Sedang enak-enak nya tertawa, tawa mereka terhenti setelah datang nya seseorang ke meja mereka "Daf lo di panggil sama buk Shinta tuh!"

"Hahah mampus lo mampus" sambut Liam ga ada akhlak.

Daffa menghentikan aktifitas nya lalu menatap orang itu heran "ngapain? Dimana?"

"Ga tau juga gue. Ruang guru" setelah nya orang itu pergi meninggalkan meja Daffa dkk.

Daffa berdiri dari duduk nya, sedikit terbesit cemas di hati nya. Bagaimana tidak, tadi pagi ia telat masuk kelas nya buk Shinta. Biasa anak remaja SMA pagi-pagi itu rutinitas nya ke kantin dulu. Kalau engga mah nggak afdol belajar nya.

Di tengah perjalanan Daffa sempat melihat Ratu dkk menuju taman belakang sekolah yang memang jarang di gunakan. Ketika ia ingin berbelok mengikuti kemana arah langkah Ratu. Tiba-tiba --

"Daffa buruan. Buk Shinta udah nunggu nih" dengan berat hati Daffa mengurungkan niat nya untuk mengikuti Ratu.

❄❄❄

Elsa Pov

Mata ku mengerjap beberapa kali membiarkan cahaya masuk dari sela-sela mata ku. Kepala ku tersa sangat sakit dan tubuh ku tidak bisa digerakkan seperti tengah terikat.

Ternyata benar, tubuh ku kini tengah terduduk di kursi dengan tangan dan kaki terikat dengan kursi. Mata ku mulai melihat ke sekeliling.

Seperti nya aku tengah ada di dalam gudang sekolah, kentara sekali dengan meja kursi yang sudah usang dan tak layak digunakan.

Padangan ku beralih pada seseorang yang baru saja memasuki ruangan ini. Dahi ku mulai berkerut melihat seorang cewek dengan jaket pink kebanggan nya dan tak lupa antek-antek yang mengikuti nya di belakang.

Terlihat senyum miring di bibir cewek itu, yang membuat ku sedikit bergidik ngeri. Tapi, bagaimana pun aku tidak boleh terlihat pengecut di depan mereka.

Cewek itu mulai melangkah mendekati ku "hai Elsa, udah bangun ya dari tidur nya?" Tanya Ratu mengejek.

Aduh, saking sering nya dia berurusan dengan ku hingga aku bisa hafal nama nya. Ya. Siapa lagi, kalau bukan nenek lampir ini yang selalu cari masalah dengan ku.

"Ga bangun juga ga papa, ya ga Ra?" sahut salah satu antek nya Ratu yang membuat ku geram ingin menarik lidah nya.

"Hahaha bener juga sih" tawa Ratu menanggapi nya.

Aku tatap mereka dengan tatapan ingin membunuh. Aku heran dengan mereka semua, apa untung nya sih ngebully kayak gini. Dasar kurang kerjaan.

"Mau lo apa sih?" Teriak ku bosan mendengar bacotan mereka.

Telihat jelas jika Ratu kini tengah menyeringai licik "dari awal gue udah bilang sama lo, jangan pernah deketik calon tunangan gue! Pakai pelet apa sih lo sampai Daffa tertarik banget sama lo hah?"

Baru calon tunangan aja udah belagu. Dasar buchen, gumam ku dalam hati.

"Calon kan? Lagi an 'calon' tunangan lo itu yang deketin gue. Kenapa gue yang lo bully kayak gini?" Seru ku sedikit menekan kan kata calon disana karena tak terima di perlakukan seperti ini.

Ratu melangkah mendekat kepada ku. Ia mencengram pipi ku dengan kuat "gara-gara lo Daffa jadi berani ngebentak gue! Dan gara-gara lo pertunagan gue mulai di tentang sama Daffa. Arrgg dasar cabeee!"

Author : dari jaman nya batu kali Daffa menentang pertunangan itu_-

Daffa : aku pada mu thor, muchh😘

Plakk

Pipi ku memanas setelah tangan Ratu menampar dengan kuat hingga membuat sudut bibir ku sedikit berdarah. Ingin rasa nya aku membalas, tapi apa daya tubuh ku tengah terikat kuat.

Sedetik kemudian Ratu tertawa bak iblis turun dari neraka "selamat menikmati malam yang panjang ya di sini. Girls cabut!!"

Next»»»

Gimana? Dapar feel nya ga? Oh engga ya, heheh.

VotMen...

See you😘

My Secrets [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang