Kita tidak saling mengenal, tetapi mengapa kau bersikap seolah-olah aku adalah teman dekat mu?
-Elsa
~
"Daffa" botol itu terjatuh begitu saja dari genggaman cewek berjaket pink itu dengan mulut sedikit tebuka.
"Da..Daffa maafin aku. Ini semua gara gara cewek sialan itu" tunjuk nya pada ku. Enak saja dia menyalah kan ku. Jelas-jelas dia yang mencari gara-gara dengan ku.
Cewek itu terlihat ingin membersihkan wajah cowok yang baru saja ia panggil dengan sebutan Daffa itu. Tapi cowok itu segera menepis nya dengan kasar.
"Jangan sentuh gue" bentak cowok itu.
"Arrghh ini semua gara-gara elo" umpat cewek itu yang berniat ingin mencakar wajah ku. Ketika aku ingin menangkis nya, gerak ku langsung di tikung oleh cowok itu.
"Lo goblok atau gimana sih Ra, nggak ngerti gue sama diri lo" oceh cowok itu seraya menghadang tangan cewek yang tadi nya ingin mencakar ku.
"Kok kamu tega bilang aku goblok sih Daf" balas cewek itu yang hampir saja menangis di buat nya.
Dari pada aku melihat drama di sini. Mending aku pergi ke toilet lalu membersih kan pakaian ku yang sedikit lengket dibuat nya karena minuman cewek itu. Lebih berfaedah dari pada nonton drama di sini.
Langkah ku mulai pergi menembus kerumunan ini. Kerumunan yang tadi nya begitu padat dan tidak ada celah untuk dilewati, tiba-tiba saja terbuka lebar ketika aku melewati nya. Aku fikir mungkin saja karena aku tokoh utama yang tadi nya mereka pertontonkan.
Ketika aku ingin berbelok tiba-tiba saja langkah ku di hentikan oleh teriakan nama ku dari belakang.
"Elsa"
Ku henti kan langkah ku, lalu berbalik menghadap sumber suara. Di sana terlihat seorang cowok yang tengah berlari kecil ke arah ku. Ya, siapa lagi kalau bukan Daffa. Hanya dia yang tau nama ku disini.
"Lo nggak papa kan?" Tanya Daffa yang sudah berada di depan ku.
Aku hanya menampil kan wajah datar dan tatapan dingin. Ada apa dengan orang ini? Kenapa dia sok perhatian dengan ku? Kenal juga enggak, ucapkan dalam hati.
"Mending lo pakai aja jaket gue ini. Trus tu baju lo bersihin, dari pada lengket ntar" ujar Daffa yang kini mulai membuka jaket hitam nya.
Ah. Aku makin tidak mengerti dengan cowok ini, kenapa dia bersikap seperti ini. Aku risih di buat nya.
"Nggak perlu" ku berikan lagi jaket itu pada Daffa.
Tidak berhenti di sana, cowok itu memberikan nya kembali pada ku. Lalu pergi berlari menjauh dari ku. Daffa sempat mengucapkan sepatah kata tapi bel masuk berbunyi dengan lantang nya hingga aku tidak dapat mendegar nya dengan jelas.
Jika ku pikir-pikir benar juga. Aku tidak bisa memakai baju yang lengket seperti ini. Dan aku juga tidak ingin bolos di hari pertama ku masuk sekolah.
Jadi, jalan satu-satu nya kali ini memakai jaket yang di berikan oleh cowok yang bernama Daffa itu.
"Huft, hanya kali ini saja" gumam ku lalu pergi melangkah memaksuki toilet.
❄❄❄
Sudah hampir 30 menit aku berdiri seperti orang bodoh di halte ini. Setiap bis yang lewat selalu saja penuh. Bagaimana aku tidak kesal di buat nya.
Dan di tambah pandangan yang berbagai macam menilai ku karena sedang memakai jaket milik cowok yang bernama Daffa ini. Banyak yang sedang membisiki ku. Dan itu membuat ku kesal bukan main.
Tit...
Panjang umur, orang yang baru saja ku bicarakan kini tengah berdiri di hadapan ku dengan motor hitam besar yang di tunggangi nya.
"Jadi lo terima?" Cowok itu mulai membuka helm nya lalu tersenyum tidak jelas pada ku.
Tunggu sebentar. Dia bilang apa? Terima? Emang aku pernah membuat kesepakatan dengan dia?
"Terima?" beo ku tak paham tapi tetap dengan tatapan datar.
"Iya. Lo terima gue" ujar nya terkekeh.
"Gue nggak paham" balas ku dingin.
"Aduh masak lo ga inget. Waktu gue lari sehabis gue ngasihin jaket ke elo itu gue ngomong sesuatu" jelas Daffa yang tak henti nya tersenyum.
Ah. Mungkin dia sudah gila.
Tapi, benar waktu itu dia berujar. Tapi bunyi bel yang lantang membuat ku tak bisa mendengar kalimat nya dengan jelas.
"Gue bilang ke elo. Kalau lo makek jaket gue, berarti lo nerima gue jadi teman elo" spontan alis mata ku naik sebelah.
Curang. Dia curang. Aku tidak mengetahui kalau dia akan berujar seperti itu. Jika aku mengetahui nya aku tidak akan memakai jaket ini.
"Iya. Dan lo makek jaket gue. Dan itu juga berarti lo nerima gue jadi teman lo"
Ku pandangi jaket yang bertenger dengan manis di tubuh ku. Aku sangat menyesal memakai nya. Bagaimana ini? Aku tidak ingin berteman dengan cowok ini?
Tit...
"Elsa, ayo" teriak seseorang dari balik kaca mobil merah yang tanpa sadar ku sudah berhenti tetap di depan motor hitam besar milik cowok yang bernama Daffa ini.
Ku pandangi orang itu. Ternyata orang yang ada di balik kaca mobil merah itu Tante ku.
Aku lihat cowok itu sebentar dengan tatapan dingin lalu pergi meninggalkan nya tanpa berujar sedikit pun.
Tangan ku mulai membuka mobil merah itu lalu mendarat kan pantat ku di kursi mobil nya. Ku lihat di kaca spion mobil, ternyata cowok itu masih berdiri di sana dengan senyum yang tak pudar sedikit pun.
"Dasar aneh" gumam ku.
Next»»»
Marhaban Ya Ramadhan...
Aku dan keluarga mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan 1441 H. Minal 'Aidin Wal Faizin, Mohon Maaf Lahir Dan Batin♡♡
Maaf kan aku kalau ada cerita atau part" cerita aku yg kurang berkenan di hati kalian semua.
Semoga lancar ya puasa nya...
Luv u💖💖
Jangan lupa untuk vote, coment, and share ya.
See You😇
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secrets [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM LANJUT KECERITA NYA!] ♡ Rasa nya aku ingin mati saja saat ini juga, dari pada harus menyaksikan pemakaman kedua orang tua ku dan adik ku secara bersamaan. -Geral...