Dream?

127 75 5
                                    

Aku janji,,,akan menghukum orang yang membuat hidup ku menjadi seperti ini

-Elsa

~

Elsa Pov

"Elsa pulang" ucap ku ketika melangkah memasuki rumah.

Padangan ku bertemu dengan tatapan tante Mira yang kini tengah duduk di sofa ruang tamu sambil memegangi hp nya.

"Kok lambat pulang nya?" Tanya tante ku dengan nada mengintrogasi.

Aku menelan saliva ku paksa, bagaimana pun ia adalah orang tua pengganti bagi ku dan itu pasti sedikit membuat ku takut ketika dia murka "hm,,,tadi habis ke toko buku aku sempet mampir dulu ke Cafe buat makan" jelas ku berusaha tetap tenang.

"Masa'?" Tante ku menyipitkan mata untuk mencari kebohongan pada ucapan ku barusan.

Aku masih berusaha sekuat tenaga untuk terlihat tenang, jangan sampai tante ku menggetahui jika aku baru saja pergi bersama Daffa. Bisa-bisa dia berfikir macam-macam lagi. Tidak-tidak itu tidak boleh terjadi, batin ku.

"Buat apa Elsa bohong?" Ucap ku balik bertanya.

"Ok. Tante percaya, tapi lain kali kalau mau pergi sama Daffa bilang ke tante biar tante nggak khawatir" titah tante ku lalu kembali menatap layar hp nya lagi.

Mata ku membulat mendengar ucapan tante ku barusan. Dari mana dia mengetahui jika aku pergi bersama Daffa?

"Ta-tante tahu darimana Elsa habis sama Daffa?" Tanya ku sedikit gugup.

"Ya tahu lah. Tante kan cenayang"

"Ihh serius" seperti nya kesabaran ku tengah di uji oleh nya.

"Tadi sore tante pergi jemput mobil ke bengkel, trus pas pulang nya tante liat kamu lagi berduaan sama Daffa makan es cream"

Oh tidak. Bagaimana sekarang, pasti tante Mira berfikir yang aneh-aneh.

"Lagian Elsa sama Daffa juga nggak sengaja ketemu, jadi ya udah bareng aja" jawab ku sambil melangkah menaiki anak tangga.

Tante ku hanya meng'oh' ria di ruang tamu sekarang.

Ckliik

Tangan ku membuka pintu kamar, lalu menutup pintu nya kembali ketika aku sudah masuk ke dalam kamar.

Aku meraih haduk, lalu melangkah memasuki kamar mandi. Setelah mandi aku membaringkan tubuh ku di kasur empuk sambil memicingkan mata.

"Sejak kapan ya gue punya penyakit jantung? jantung gue bawaan nya pengencot aja kalau lagi bareng Daffa" gumam ku lalu terlelap.

❄❄❄

Daffa Pov

"Bunda kenapa pergi kebutik sih, ntar kalo kelehan down lagi" nasehat ku pada bunda yang tidak mau menurut akan nasehat nya sebagai anak.

"Issh apa an sih. Bunda ini kuat, lagian bunda udah lama banget nggak kesana, sem-" bunda ku menjeda ucapan nya lalu menundukkan kepala.

Aku tau jika bunda ku tengah menangis saat ini. Kentara sekali dengan bahu nya yang bergetar.

"Maaf untuk segala nya hiks...hiks... Aku merindukan mu Rayna"

Aku meremas stir mobil, melihat keadaan bunda seperti ini membuat dada ku sesak. Bagaimana pun semua ini salah ayahku.

Ayah lah yang harus membayar semua kesalahan ini, bukan bunda.

❄❄❄

Author Pov

Seorang gadis berambut sebahu kini tengah tersenyum lebar sambil berlari menuju rumah nya. Tangan nya menggenggam kertas kelulusan dengan nilai terbaik di sekolah nya.

Gadis yang mengenakan seragam putih dongker ini berhenti berlari lalu memperlambat langkah nya ketika melihat begitu banyak orang berbadan kekar berpakaian layak nya bodygard di dalam kediaman rumah nya.

Gadis berambut sebahu itu mulai melangkah hati-hati untuk bisa memasuki kediaman rumah nya. Ia berjalan mengendap-endap dibalik dedaunan yang terbilang cukup tunggi dan rimbun.

Dedaunan ini melingkari sekitaran rumah nya, hingga berhentilah gadis ini tepat di depan teras rumah nya. Ia masih berada di balik dedaunan itu untuk memantau situasi yang sedang ada di rumah nya.

Gadis itu terperanjat ketika melihat seseorang mengeluarkan senjata tajam dari kantong celana nya. Tubuh gadis itu menegang, dada nya sesak, mata nya memanas. Ingin rasa nya gadis itu berlari menuju kepada tiga orang yang kini tengah di sandra di teras rumah nya.

Orang berbadan kekar itu mengangkat senjata tajam nya, lalu menikam jantung ketiga orang yang kini tengah di sandra itu.

"Mimi" teriak Elsa sambil terduduk di atas ranjang nya dengan keringat yang bercucuran.

Elsa menarik nafas dalam lalu membuang nya perlahan, dan melakukan kegiatan itu berulang kali hingga nafas nya kembali stabil. Jantung nya berdebar kencang. Sangat.

Mata nya beralih melirik kepada bingkai foto yang ada di atas nakas samping ranjang nya. Tangan nya meraih bingkai foto itu, disana terlihat foto satu keluarga yang tengah tertawa gembira.

Tanpa sadar Elsa meneteskan air mata ketika melihat nya, ia usap foto itu dengan jemari nya.

"Aku janji,,,akan menghukum orang yang membuat hidup ku menjadi seperti ini"

❄❄❄

"Bos,, rumor yang saya dapat, anggota keluarga itu masih memiliki satu pewaris sah untuk perusahaan ini"

"Bagaimana mungkin?"

"Jadi, anak yang bersama mereka ketika insiden itu adalah anak angkatnya. Sedangkan yang kandung nya, tidak ada waktu insiden itu terjadi"

"Cari tau tentang anak kandung nya itu!, kabari saya ketika sudah mendapatkan info!"

"Baik bos"

Tut...

Orang yang kini tengah duduk sambil menyunggingkan senyum licik, telah memutus sambungkan telfon itu sepihak dari anak buah nya.

"Maaf kan saya Aldi harus melakukan ini semua kepada keluarga harmonis mu"

Next»»»

Gimana? Udah mulai kepo sama cerita ini? Coment ya di lapak ini.

See You In My Story...

My Secrets [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang