Menyerah

81 19 4
                                    

Aku tidak tahu kenapa semesta selalu membenci ku...

-Elsa

~

"Gue nggak nyangka lo se bajingan ini Ki" Elsa menatap Rizki dengan tatapan tidak percaya.

Elsa tidak habis pikir dengan apa yang baru saja ia dengar. Ia marah dengan sifat cowok yang menyandang gelar sahabat kecil nya ini. Kenapa Rizki bisa mengucapkan kalimat yang begitu menyayat hati bagi Rissa?

"Echa?"

"Sejak kapan lo disana?" Lanjut Rizki bertanya.

Sama hal nya dengan Rizki, Rissa pun begitu terkejut melihat Echa yang ada di sini. Apa kah ini akhir dari pertemanan mereka? Hanya itu yang ada dalam benak Rissa sekarang ini.

"Gue nggak habis pikir ya Ki. Kenapa lo bisa sejahat ini sama Rissa?" Elsa menatap Rizki dengan tatapan marah.

"Gue jahat dari mana nya sih Ca. Apa yang gue bilang tadi fakta, gue emang ga cinta sama Rissa. Gue cuman jadiin dia pelampiasan gue aja. Dan gue cuman cinta sama lo doang, lo tahu itu Ca. Dari dulu sampai sekarang, hati gue cuman milik lo"

"Stop Ki!!" Teriak Elsa tegas.

"Gue muak ya denger lo bilang cinta ke gue. Udah berapa kali gue bilang ke elo, kalau kita cuman sebatas teman, cuman teman. Kenapa lo ga paham itu sih" lanjut Elsa dengan tegas.

Ya. Sebelum tragedi 2 tahun yang lalu, Rizki pernah beberapa kali menyatakan perasaan nya pada Elsa. Tapi Elsa tidak bisa menerima nya karena ia hanya menganggap Rizki sebagai teman nya. Tidak lebih dari itu.

"Gue nggak peduli lo anggap gue apa. Yang jelas di hati gue cuman ada lo, bukan Rissa"

Plakk

Satu tamparan keras mendarat begitu mulus di pipi kiri Rizki. Bukan dari Rissa melain kan dari Elsa. Gadis itu benar-benar geram dengan tingkah sahabat nya yang kelewat batas ini.

"Sebelum lo bisa menghargai perasaan cewek, gue dan lo hanya orang asing. Lo harus inget satu hal, gue benci manusia bajingan. Dan sebelum lo ngubah sifat bajingan lo ini, jangan harap gue akan jadi sahabat lo lagi. Kita Selesai Disini!"

❄❄❄

Sedari tadi Diana tak berhenti menangis dalam keadaan terduduk di lantai ruang rawat inap nya. Kepala nya begitu sakit memikir kan bencana yang akan terjadi beberapa saat lagi. Kenapa suami nya begitu keras kepala?

Cklik

Daffa yang barusaja masuk kedalam sana terkejut melihat keadaan bunda nya sekarang ini. Ia berlari kecil menuju Diana.

"Bunda kenapa?" Tanya Daffa membantu Diana kembali pada brankar nya.

"E-Elsa" ucap Diana dengan susah payah.

Daffa mengerut kan dahi nya "Elsa? Dia kenapa?"

"A-ayah mu"

Deg

Fikiran Daffa mulai kacau mendengar kata 'ayah mu'. Jantung nya berdektak tidak karuan. Bayang-bayang ketakutan menyelimuti Daffa sekarang ini. Apa ayah nya akan melakukan hal kejam yang 2 tahun lalu juga ia lakukan? Hanya itu yang ada dalam benak Daffa sekarang ini.

Selesai membantu Diana kembali pada brankar nya lagi. Daffa berlari keluar ruangan itu, ia berlari menuju motor nya dan melajukan motor itu dengan kecepatan di atas rata-rata. Menurut nya nyawa Elsa lebih penting dari pada nyawa nya sekarang ini.

Tubuh Elsa menegang di tempat melihat pintu rumah nya yang terbuka dengan lebar. Entah kenapa perasaan tidak enak menyelimuti batin Elsa.

"Perasaan apa ini?" Tanya Elsa membatin.

Dengan langkah perlahan tapi memburu Elsa berjalan menuju pintu rumah. Tubuh nya membeku di tempat ketika mendapatkan pemandangan yang 2 tahun lalu sudah ia lihat.

Kilas masa lalu kembali melintas di benak Elsa. Bayang-bayang keluarga nya yang di bunuh kembali terputar pada memori Elsa sekarang. Sesak yang susah payah Elsa kubur kembali datang dengan adengan yang sama.

"TANTE!!!" Teriak Elsa begitu keras.

Tetes demi tetes air mata mengalir begitu deras pada pipi nya. Kenapa ini kembali terjadi pada orang yang ia sayang? Kenapa semesta selalu ingin merengut orang sekitar nya? Kenapa semesta membenci nya? Kenapa?

Elsa berlari kearah Mira yang kini sudah bergelimang darah. Dada Mira baru saya di tikam oleh senjata haram itu hingga membuat tubuh nya lemas. Elsa meletakkan kepala Mira di atas pangkuan nya, air mata Elsa tak berhenti mengalir sedari tadi.

Kepala Elsa pusing melihat begitu banyak darah di sekitar nya, dada nya sesak karena rasa sakit yang di alami Mira ikut menjalar di tubuh nya. Tapi semua itu Elsa tepis dengan kuat, nyawa Mira harus selamat.

Mira meraih tangan kiri Elsa dengan susah payah "p-pergi! M-mereka akan datang untuk menghabisi mu! Pergi! Pergi Echa!" Titah Mira dengan susah payah.

Elsa menggeleng cepat, bagaimana mungkin ia bisa meninggal kan Mira di sini. Mira sudah seperti keluarga bagi Elsa, dia bagaikan ibu penganti bagi Elsa. Elsa tidak bisa meninggal kan nya seorang diri disini.

"N-nggak tante. Elsa nggak bisa ninggalin tante di sini"

"A-ayo kita kerumah sakit sekarang. Tante pasti bisa sembuh" Elsa berusaha meraih ponsel nya untuk menelfon ambulan namun di tahan oleh Mira.

Air mata Mira sudah tak bisa di bendung lagi. Ia menatap Elsa dengan sendu "d-dengarkan s-saya sebagai miss Mira. Bukan tante Mira"

"K-kamu h-harus pergi dari sini Echa. K-kamu harus selamat. I-itu amanah dari mendiang Papi mu"  lanjut Mira terbata-bata. Nafas nya sudah tidak beraturan lagi, hingga untuk berbicara dengan baik saja sangat lah susah.

Elsa kembali menggeleng dengan kuat "Echa nggak bisa miss hiks..hiks..Echa nggak bisa tinggalin miss disini"

"L-laci m-miss, d-di s-sana a-ada tiket penerbangan mu menuju London. P-pergi sekarang juga!"

"Tap-"

"Miss. Miss. Miss Mira" teriak Elsa histeris ketika melihat Mira menutup mata nya perlahan.

"Enggak. Enggak. Jangan tinggalin Echa miss. Miss bangun!! Engga!! Miss Miraa" tangan Elsa tak bergenti mengguncang tubuh Mira berharap wanita itu kembali membuka mata nya.

Namun takdir tak akan pernah berubah, kenyataan pahit kembali datang pada takdir Elsa. Terkadang ia berfikir, jika dari dulu ia pergi bersama keluarga nya, nasib buruk mungkin tidak akan menimpa orang sekitar nya sekarang ini.

Miss Mira mungkin masih bisa membuka mata nya. Daffa mungkin sekarang sudah bahagia dengan keluarga nya. Rissa dan Rizki mungkin tidak akan mengalami perselisihan dalam hubungan nya.

Apakah Elsa awal dari sebuah bencana? Apakah Elsa awal dari malam petaka? Apakah Elsa awal dari semua masalah yang terjadi sekarang ini?

Ya. Ia adalah penyebab dari semua nya, mungkin jika dia tiada semua masalah orang sekitar nya akan lenyap.

"Menyerahkan diri, atau orang sekitar mu akan lenyap!" Tubuh Elsa menegang ketika mendengar suara seorang pria dari ambang pintu rumah nya.

Mata sembab itu menatap pria yang ada di ambang pintu dengan tatapan kosong. Untuk apa lagi ia hidup jika orang sekitar nya lenyap. Nyawa ini tidak perlu di pertahan kan lagi, jika kebahagiaan sedikit pun tidak akan pernah ia rasa kan.

"Cahaya hidup saya sudah padam semenjak keluarga saya meninggal. Kini nyawa ini sudah tidak berarti lagi semenjak orang kepercayaan keluarga saya menutup mata untuk terakhir kali nya"

"Tidak ada yang bisa saya pertahan kan lagi. Jika melenyapkan saya mengukir akhir dari bahagia, maka lakukan lah"

Next》》》

VotMen!!

See youu

My Secrets [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang