Apakah ini yang dinamakan sebuah takdir?
-Elsa & Daffa
~
Langit pagi ini tidak seperti biasa nya,,awan hitam mulai memenuhi langit,,tidak kecil kemungkinan jika sebentar lagi akan turun hujan.
Oleh karena itu, gadis yang tengah bergelut dalam selimut berwarna maron ini kembali menutup mata nya untuk tidur.
Gadis itu memutus kan untuk bolos sekolah hari ini saja, apa? hari ini saja? Tidak gadis itu sudah bolos 2 hari. Kemarin dia juga sudah bolos sekolah dengan alasan pusing, padahal dia sehat wal'afiat. Dasar tukang boong.
Tok...tok...tok
Mata gadis itu melirik kepada pintu kamar yang baru saja di gedor dengan dahsyat nya. Lalu terbuka menapakan seorang wanita paruhbaya yang tengah berkacak pinggang menatap nya.
"Ya ampun Elsa!! Kamu ga sekolah hah?" Mira berjalan mendekati ranjang keponakan nya itu.
Elsa yang tadi nya berbaring kini menukar posisi nya duduk "bentar lagi hujan Tan" jawab nya santai tanpa beban.
"Kemarin juga udah bolos, masa sekarang bolos lagi sih" sewot Mira tak terima dengan alasan keponakan nya ini.
"Besok sekolah kok. Janji" Elsa mengacungkan jari kelingking nya.
"Awas ya besok bolos lagi" Mira mengangkat tangan nya lalu memukul lengan Elsa lembut. Dan melangkah keluar meninggalkan Elsa yang kembali berbaring untuk tidur.
❄❄❄
"Cuy Daffa mana sih?" Tanya Bella yang sedari tadi belum melihat batang hidung Daffa. Liam dan Alvin menaikkan bahu, tanda ia juga tidak mengetahui dimana keberadaan Daffa.
Sudah 15 menit yang lalu bel masuk di bunyikan tapi Daffa belum juga menampak kan diri nya di sekolah.
"Nggak sekolah kali mbak" jawab Liam santai tanpa dosa.
Bella memutar bola mata nya malas "bagus ya tu bocah 2 hari bolos"
"Sakit kali Daffa nya" kali ini Alvin yang menyahut ucapan Bella.
Bella mengangguk setuju "iya,,sakit hati" seru nya yang membuat Liam dan Alvin terkekeh geli.
❄❄❄
Elsa sudah siap dengan penampilan nya,,,ia berniat akan pergi ke toko buku siang ini. Hujan sudah berhenti sejak satu jam yang lalu, hingga ia memutuskan untuk menghirup udara segar sebentar.
Elsa memperhatikan penampilannya di depan kaca yang berukuran cukup besar hingga bisa menampilkan diri nya dari atas kepala hingga bawah kaki.
Ia mengenakan sweater rajut berwarna cokelat muda, dengan celana levis berwarna biru tua, lalu sepatu yang serasi dengan warna celana. Rambut nya ia biarkan terurai begitu saja. Lalu sedikit make-up tipis membuat penampilan Elsa terlihat sempurna.
Kaki nya mulai menuruni anak tangga dengan santai, lalu berjalan melangkah ke arah kamar Tante nya.
Tangan nya terangkat untuk mengetok pintu kamar Tante nya terlebih dahulu baru ia buka.Terlihat disana Mira tengah duduk di atas kasur lalu di depan nya terdapat laptob, mungkin saja Mira tengah bekerja.
Mira beralih menatap Elsa heran "mau kemana?"
"Mau ke toko buku Tan, Elsa pamit ya" balas Elsa sambil melangkah masuk kedalam kamar Mira.
Mira mengangguk kecil "jangan lama-lama" Mira menerima jabat tangan Elsa, lalu Elsa mencium punggung tangan Tante nya itu.
"Iya"
"Btw kamu pergi sama siapa? Mobil kan belum Tante jemput"
"Ojek online"
"Ok. Hati-hati ya!!" Elsa melangkah keluar kamar setelah mengangguk sebagai jawaban. Tak lupa Elsa menutup kembali pintu kamar Tante nya itu.
Elsa sangat suka dengan udara sehabis hujan ini,, udara nya terasa lebih sejuk dan nyaman. Kini Elsa sudah sampai di toko buku yang ia tuju.
Bel yang memiliki suara ciri khas di timbulkan ketika seseorang memasuki pintu utama terdengar sangat nyaring. Elsa melangkah lebih dalam menelusuri banyak nya rak-rak buku.
30 menit kemudian.
Cacing di dalam perut Elsa sudah meronta-ronta untuk di beri makanan, oleh sebab itu Elsa memutuskan untuk singgah kecafe dulu sebelum pulang.
Elsa hanya perlu menyeberang untuk bisa sampai di cafe,,karena cafe nya berada tepat di depan toko buku ini. Ia berjalan sambil memegangi kantong berisikan 5 novel. Ya. Dia sangat suka membaca novel,,apa lagi kalau gendre nya itu misteri.
Kaki Elsa mulai melangkah masuk ke dalam cafe dengan santai. Lalu berjalan menuju meja yang ada di pojok dekat jendela,,kenapa harus disana? Karena pemandangan di luar jendela nya itu bagus.
Di tengah perjalanan menuju meja itu, Elsa melihat seorang wanita paruhbaya yang tengah duduk bersebrangkan dengan meja nya, terlihat di sana wanita itu tengah kesulitan untuk membuka botol air mineral.
Entah kenapa hati Elsa tergerak untuk menolong nya, ia melangkah mendekati wanita itu. Wanita itu sempat terkejut melihat keberadaan Elsa yang tiba-tiba ada di samping nya lalu meraih botol dari tangan nya.
"Sini aku bantu buat bukain botol nya" seru Elsa ramah dengan senyum tulus di bibir nya. Apa senyum? Bukan nya Elsa benci dengan senyum? Entah lah, Elsa juga tidak mengerti dengan diri nya yang mendadak tersenyum tulus untuk pertama kali nya setelah tragedi itu ketika melihat wanita ini.
Setelah botol nya terbuka, Elsa memberikan kembali botol nya kepada wanita itu, dengan senyum juga wanita itu mengambil nya "makasi ya sayang" ucap nya.
Elsa membalas dengan senyuman juga "iya sama-sama" ketika Elsa ingin pergi dari sana tiba-tiba tangan nya di cekal oleh wanita paruhbaya itu.
"Nama kamu siapa?" Tanya nya. Elsa kembali menghadap wanita itu.
"Elsa"
"Elsa?" Tidak itu bukan suara wanita paruhbaya ini,, itu suara yang sangat familiar di telinga Elsa.
Elsa berbalik lalu melihat siapa orang nya. Ternyata benar siapa orang yang tengah ada di hadapan nya itu.
"Daffa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secrets [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM LANJUT KECERITA NYA!] ♡ Rasa nya aku ingin mati saja saat ini juga, dari pada harus menyaksikan pemakaman kedua orang tua ku dan adik ku secara bersamaan. -Geral...