Sebuah Opini

75 37 10
                                    

I hope your opinion is wrong...

-Daffa

~

Elsa Pov

Dengan langkah yang berat aku menelusuri koridor-koridor sekolah. Sudah genap satu minggu aku meliburkan diri menghindari seseorang yang aku yakini pasti menemui ku satu minggu yang lalu di sini.Aku hanya berharap, cowok itu tidak akan mencari tahu keberadaan ku lagi.

Karena kecerobohan ku, langkah ini tak sengaja menabrak seseorang yang berada di depan ku.

Buggh

Aku mendongak melihat siapa orang yang baru saja ku tabrak sembari merapi kan pakaian ku yang sedikit berantakan akibat benturan dengan nya.

"Heh kalo jalan pakek mata dong" bentak gadis berjaket pink itu kepada ku.

Aku menarik sudut bibir ku, menatap orang yang berada di depan ku dengan tatapan mengejek "dimana-mana orang jalan itu pakek kaki" balas ku sambil melanjutkan langkah kaki ku menuju kelas.Tapi langkah ku seketika terhenti begitu saja dengan satu sebutan nama.

"Rizki" ujar Ratu sambil berbalik badan menghadap ke arah ku. Kini posisi ku tengah membelakangi gadis itu.

"Lo kenal nama itu? Ups jangan-jangan ada something di antara kalian?" Seru Ratu sengaja menaik kan volume bicara nya. Gadis itu sengaja karena kini Daffa dkk tengah berjalan mendekat ke arah nya.

Gerak langkah cowok itu berhenti tepat di tengah antar aku dan Ratu berada. Aku yakin sekali, Ratu sengaja melakukan ini. Dasar iblis.

Aku membalik kan tubuh ku menghadap Ratu dengan wajah datar andalan ku "gue nggak kenal sama nama itu dan ya, kenal aja engga gimana ada something nya?" Seru ku dengan senyum mengejek.

Ratu mengepalkan kedua tangan nya, menahan emosi yang kini aku tebak sudah mulai memuncak. Detik selanjutnya, kepalan itu mulai melemah "Elsa-Elsa. Lo pikir gue bodoh yang bakal percaya gitu aja sama bualan lo?" Celetuk Ratu sambil memberikan senyum miring kepada ku.

Siswa/i yang sedang beraktivitas di dekat ku mulai menghentikan aktivitas nya. Mereka lebih memilih menyaksi kan keributan yang di buat oleh Ratu. Dan tak terkecuali Daffa dkk, mereka juga tengah terdiam sambil menyimak kata selanjut nya yang akan di ucapkan Ratu.

Ratu selangkah memajukan tubuh nya, lalu mencondongkan kepala nya ke arah telinga kanan ku "gue nggak bodoh, rahasia lo di tangan gue" ujar nya dengan nada berbisik. Setelah itu, ia kembali ke posisi semula nya.

Kedua tangan ku terkepal keras, rahang ku kini mulai menegas. Emosi ku akan meledak sedikit lagi, jika bel tidak berbunyi.

Kriiingg...

"Ingat Elsa. Gue bisa bocorin ini kapan pun lo bikin gue kesel" tunjuk Ratu lalu pergi meninggal kan ku dalam keadaan bungkam. Ratu melangkah pergi tak lupa menyenggol bahu ku cukup keras, aku hanya menerima senggolan itu.

Tubuh ku kaku bak es batu yang barusaja di dinginkan, apa yang harus ku lakukan jika sampai Ratu membocorkan itu semua? Arggh semua ini bisa membuat ku gila jika memikir kan nya.

❄❄❄

Author Pov

Melihat reaksi gadis itu membuat Daffa yakin bahwa apa yang di ucapkan Ratu tadi itu benar. Rizki dan Elsa ada something di antara mereka. Daffa tidak akan bisa fokus belajar sebelum ia menanyakan ini kepada Elsa secara langsung.

Lamunan Daffa buyar ketika siku nya mendapat kan senggolan dari teman sebelah nya "Daf"

"Hm" jawab Daffa masing menatap lurus kedepan dengan tatapan kosong.

"Samping lo" bisik Alvin.

Mendengar penuturan Alvin sontak membuat Daffa menoleh cepat kearah kanan. Kini wanita paruhbaya sudah berdiri di samping meja nya dengan berkacak pinggang.

"Daffa. Kenapa melamun di kelas saya? Ada masalah apa kamu hingga tidak fokus di pelajaran saya?" Tanya buk Nani guru Sejarah di SMA Tunas Mekar. Daffa masih beruntung tertangkap oleh buk Nani , karena buk Nani adalah guru yang terkenal dengan kemurahan hati nya.

Daffa menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal, melihat kesekeliling kelas nya. Semua siswa/i yang berberada di kelas ini ternyata tengah menatap nya tanya "hm lagi ngantuk buk" jawab Daffa berbohong.

"Oh kalau gitu, ke toilet gih. Cuci muka kamu lalu kembali ke kelas" titah buk Nani. Cowok itu hanya bisa menuruti perintah guru sejarah nya itu.

Daffa baru saja kembali dari toilet dan kembali mengikuti pelajaran walau pun fokus nya tidak kembali sepenuh nya. Baru saja buk Nani melangkah keluar dari kelas setelah selesai dengan mata pelajaran nya. Daffa sudah di hadiahi dengan pertanyaan yang cowok itu sendiri tidak tahu akan jawaban nya.

"Lo kenapa hah?" Tanya Alvin. Daffa hanya bisa mengangkat bahu nya tanda tidak tahu setelah itu menenggelamkan wajah di lipatan lengan nya.

"Eh Daffa kenapa?" Tanya Bella yang baru sampai di meja Daffa, sebab meja nya dan Daffa itu tidak sama.

Liam yang berada tepat di depan meja Daffa membalik kan kursi nya menghadap ke arah Daffa.

"Ga tau, dari tadi ni orang bad mood" seru Alvin.

"GUSY KITA FREE CLASS SAMPE PULANG NANTI!!!" teriak ketua kelas yang barusaja mendapat kan informasi bahwa kelas nya kedapatan jam kosong.

Seketika kelas XII IPA 4 menjadi sangat ricuh. Daffa yang biasa nya sangat semangat mendengar kata free class kini semangat itu tak lagi ada.

"Daf lo kenapa sih?" Tanya Bella mulai muak dengan sifat Daffa yang tanpa ada angin ada hujan, mendadak pendiam.

Keadaan Bella saat ini tengah duduk di samping meja Daffa dengan bantuan kursi dari meja tetangga. Bella menopang wajah dengan kedua tangan nya lalu menatap Daffa yang sedang menenggelamkan wajah nya intens.

Daffa mengangkat kepala nya melihat ke arah Bella, Alvin dan Liam bergantian "gue lagi bingung" seru nya dengan nada frustasi.

"Bingung kenapa lo?" Tanya Alvin mewakili mereka semua.

"Menurut kalian hubungan Elsa sama Rizki itu apa?" Tanya Daffa membuat kerutan di dahi Bella, Alvin, dan Liam.

"Rizki yang mana?" Tanya Liam telah lupa dengan nama itu. Pasal nya nama Rizki itu sangat banyak di SMA Tunas Mekar, jadi Rizki yang mana nya😂

"Kapten tim basket SMA Taruna Bangsa. Yang waktu itu kita samperin di depan gerbang sekolah" jelas Daffa begitu rinci.

Serempak mereka semua menjentik kan jari nya "oh tu cowok" teriak mereka bertiga bersamaan.

"Kita belum tahu pasti kalo lo belum cerita kronologi Elsa ketemu tu cowok" celetuk Bella di angguki Alvin dan Liam.

Daffa membenarkan duduk nya lalu memulai untuk bercerita "waktu tanding minggu yg lalu gue sama Elsa otw ke lapangan berdua. Di tengah perjalanan Elsa ga sengaja nabrak tu cowok-" Daffa mengantung kalimat nya. Ia menarik nafas dalam dan kembali melanjutkan cerita nya. Sedangkan Bella, Alvin dan Liam hanya diam menyimak cerita dari Daffa dengan seksama.

"Cowok itu kaget ketika liat wajah Elsa dan yang gue bingung Elsa juga kaget liat wajah tu cowok-" cerita Daffa terhenti karena teriakkan Liam yang ga ada akhlak nya.

Liam : astaghfirullah kamu berdosa banget🤫

Plakk

"Fix cowok itu mantan Elsa!"

Next》》》

Menurut kalian gimana guys?
Apa hubungan Rizki sama Elsa?
Coment ya!

See you🥰

My Secrets [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang