Kecelakaan??

69 23 2
                                    

Emosi boleh, bego jangan!

-Bella

~

Motor besar milik Daffa melaju dengan kecepatan tinggi, ia tidak peduli jika itu akan mencelakai diri nya. Tak sedikit umpatan dari pengendara lain yang hampir saja bertabrakkan dengan Daffa.

Bella, Alvin, dan Liam berusaha mengimbangi kecepatan motor Daffa. Mereka takut jika hal yang tidak diingin kan akan terjadi kepada diri cowok itu.

"Daffa berhenti!!! Tenangin diri lo dulu!!" Teriak Alvin dari balik helm nya ketika bisa mengimbangi laju motor Daffa.

Daffa mendengarkan ucapan Alvin. Bukan nya menurun kan kecepatan nya, ia malah menambah kecepatan motor nya.

"DAFFA AWASS!!"

Hening.

Keadaan di dalam mobil milik Rizki saat ini tengah diselimutkan kehening. Tak ada seorang pun yang berani memulai untuk berbicara. Melihat mood Elsa yang tidak baik hari ini, membuat 2 manusia itu kecut untuk mengangkat suaranya walaupun sekedar bertanya.

Tak tahan lagi, Rizki terpaksa mengangkat suara nya, ia tidak tahu di mana rumah Elsa saat ini. Jika tidak bertanya kapan mereka akan sampai ke tujuan. Sedari tadi ia hanya berputar-putar mengelilingi jalanan kota tanpa tahu arah tujuan nya.

"Ca" panggil Rizki menoleh ke bangku penumpang yang berada di belakang setelah menepikan mobil nya. Elsa tidak menoleh sedikit pun, ia hanya melihat ke arah luar jendela mobil dengan tatapan nanar.

"Hm" jawab Elsa tanpa memalingkan pandangan nya sedikit pun.

"Rumah lo dimana?"

"Komplek Mutiara 1" jawab Elsa singkat dan dingin.

"Ok" Rizki melajukan mobil nya menelusuri jalanan kota yang tidak terlalu ramai.

Tidak cukup waktu lama, mobil milik Rizki berhenti di salah satu rumah yang di arah kan oleh Elsa sebelum nya. Elsa membuka pintu mobil, seraya mengucapkan terimakasi tanpa menoleh ke arah Rizki dan Rissa yang kini menatap nya tanya.

"Thanks"

"Dia marah sama gue?" Batin Rizki bertanya.

Langkah Elsa melaju begitu saja tanpa mempedulikan Tante nya yang kini bertanya-tanya dengan siapa ia pulang.

Setelah Elsa sampai di kamar nya, ia menutup pintu kamar lalu mengunci nya. Entah kenapa tubuh nya terjatuh ke lantai seakan tidak memiliki tenaga lagi untuk berdiri. Ia terduduk di depan pintu yang barusaja ia kunci.

Kepala nya kini ia sandar kan ke pintu kamar, lalu memukul nya ke pintu dengan pelan tapi bertubi-tubi. Ia merasa sangat frustasi saat ini.

Kenapa semua ketidak beruntungan ada di hidup nya?. 2 tahun yang lalu ia juga mengalami ketidak beruntungan. Hidup nya seketika berubah menjadi abu-abu. Keluarga bahagia nya direnggut dengan paksa oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Hingga identitas nya hilang, dan harta nya hilang direngut begitu saja, persahabatan nya tandas dengan tidak hormat. Lalu sekarang apa? Ia harus kehilangan orang yang sudah mulai ia sayangi?.

"Gue muak hidup kayak gini. Gue seakan ada dalam permainan roller coaster, yang kadang diatas dengan kebahagiaan lalu terjatuh kebawah dengan hempasan yang begitu keras. Gue benci dengan permainan takdir ini. Gue bencii!!"

❄❄❄

Bella turun dari motor nya dengan terburu-buru menuju motor milik Daffa. Begitu pun Alvin dan Liam yang ikut turun menghampiri motor Daffa.

Bella mengusap wajah nya frustasi ketika melihat cowok di hadapan nya ini. Ia merasa marah sekaligus bersyukur, jika saja Daffa tidak menghentikan motor nya secara mendadak maka hal yang tidak di ingin kan akan terjadi.

Entah lah, jika itu terjadi dihadapan nya sendiri ia tidak akan bisa memaafkan diri nya sampai kapan pun.

"Lo gila hah?" Teriak Bella frustasi sembari memukul lengan cowok itu cukup keras.

"Daf lo nggak papa?" Tanya Alvin yang baru saja sampai bersama Liam di sana.

"Lo pikir ini keren hah? Lo mikir nggak si, jantung gue hampir aja copot gara-gara lo dikit lagi ke serempet truk. Astaga arggh" Bella mendudukkan tubuh nya yang kehilangan tenaga di atas trotoar. Detak jantung nya benar-benar berdebar kencang, sangat kencang lebih tepat nya.

Bella memijat tulang hidung, menahan tangisan yang sebentar lagi akan meledak.

"Daf, mending lo tenangin dulu deh diri lo" titah Liam yang di ikuti Daffa. Cowok itu kelihatan ling-lung setelah tragedi yang mungkin saja bisa merenggut nyawa nya.

Untung nya saja di dekat sana ada minimarket yang di luar nya ada meja dan kursi untuk di tempati. Mereka sudah memarkir kan keempat motor besar di area parkiran minimarket ini.

Alvin masuk ke dalam minimarket berniat untuk membeli minuman agar mereka semua bisa menenangkan diri masing-masing.

Ketika balik, kedua tangan Alvin sudah penuh membawa minuman untuk mereka. Bella meraih satu minuman, membuka lalu memberikan nya kepada Daffa. Cowok itu hanya menurut lalu meminum nya dalam satu tegukan.

"Jangan lakuin hal bodoh kayak gini lagi! Gue nggak suka!" Peringat Bella. Mereka yang ada disana melirik kearah Bella. Nampak nya cewek itu sedang marah.

"Kalo lo lakuin lagi, gue ngga bakal nyapa lo seumur hidup!" Bella berdiri setelah selesai meneguk minumannya dan berlalu meninggal kan ketiga cowok yang menatap kepergian gadis itu sendu.

Mereka tahu bahwa Bella sangat marah jika seseorang yang dekat dengan nya melakukan sesuatu hal yang bodoh dan kekanak-kanakkan seperti ini.

Setelah sampai di rumah, Daffa membaringkan diri dikasur king size nya. Ia menatap langit-langit kamar dengan rasa bersalah kepada Bella serta kebenaran mengenai siapa Elsa sebenar nya? dan kenapa Elsa menghindar untuk bertemu dengan cowok itu?.

Daffa memijat kepala nya yang terasa begitu sakit.

"Besok gue harus minta maaf ke Bella"

"Dan untuk masalah Elsa--"

Kriingg...

Tubuh gadis yang kini masi bergelut dengan selimut nya mulai menggeliat bak ulat yang terganggu kehidupan nya. Perlahan cahaya matahari mulai merambat masuk melalui sela-sela mata nya.

Beberapa kali gadis itu mengerjapkan mata berusaha mengumpulkan nyawa nya secara utuh. Setelah nya, gadis itu meraih jam weker yang ada di atas nakas lalu mematikan nya.

Ketika gadis itu melirik ke jam weker itu lagi, ia terlonjak kaget "Ya ampuun, gue kesiang an"

Dengan terburu-buru Elsa bangkit dari kasur nya berlari menuju kamar mandi bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah.

"Gue udah kira" gumam Elsa membatin menatap gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat.

Kini ia harus bagaimana?, berpikir sebentar Elsa memutuskan untuk bolos saja hari ini. Lagian jika ia meminta satpam membuka gerbang pun, ia akan dihukum dan untuk itu dari pada dihukum mending membolos.

Author : jangan di tiru ya guys☺

Ketika Elsa berbalik berniat untuk pergi tiba-tiba saja motor dengan kecepatan tinggi berhenti tepat 1cm lagi mengenai tubuh nya.

"Daffa?"

Next》》》

Halo halo🤗
Gimana untuk part kali ini? Suka nggak? Coment di bawah ya!

Annyeong👋

My Secrets [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang