Kenapa kau sangat yakin jika ini bukan diri ku?
-Elsa
~
"Elsa? Ngapain lo di sini?" Tanya Daffa sambil membenarkan duduk nya. Ya. Cowok itu adalah Daffa.
Elsa tidak menjawab dengan kalimat atau pun kata, melain kan dengan gerakan tubuh. Tangan Elsa menaikan kunci yang sedang ia pegang, tanda bahwa Elsa ingin mengunci kelas ini.
Daffa yang menggerti maksud Elsa hanya menganggukan kepala paham.
"Tapi kenapa harus elo yang ngunci kelas gue?" Daffa kembali bertanya dengan alis yang saling menyatu.
"Hukuman" singkat Elsa yang masih menatap Daffa dingin.
"Ohhh" Daffa bangkit dari duduk nya lalu melangkah untuk keluar dari kelas nya itu. Ia sempat menatap Elsa lekat, tetapi Elsa malah mengedarkan pandangan nya ke sembarang tempat.
Setelah Daffa di pasti kan keluar dari kelas ini dan tidak ada manusia di dalam nya lagi baru lah Elsa mengunci kelas XII IPA 4 ini. Tangan Elsa dengan gesit nya mengunci pintu kelas itu.
"Akhir nya,,,kaki gue beneran di buat sakit sama guru IPA ini, aduhh" oceh Elsa sambil memegangi kaki nya yang terasa sangat pegal dan sakit tanpa melihat sekitar, ketika Elsa melihat kedepan ternya Daffa masih berdiri sambil menatap nya.
Spontan Elsa menutup mulut nya dengan tangan. Secepat kilat Elsa bertingkah dingin kembali dengan menurun kan tangan nya. Ia berusaha santai dan tetap menja image nya.
"Tumben ngomong nya nggak pakek nada dingin kayak biasa nya?" Tatapan Daffa sangat lekat hingga Elsa di buat jengah.
"B aja" singkat Elsa lalu melangkah untuk pergi dari sana. Sedangkan Daffa hanya menatap kepergian Elsa dengan alis kiri yang terangkat.
Gue yakin kalau dingin bukan lah diri lo yang sebenar nya. Batin Daffa, setelah nya pergi menuju parkiran sekolah untuk mengambil motor nya.
Elsa tengah berdiri di depan gerbang sekolah sambil mengotak atik hp nya. Ia berusaha untuk menelfon Tante Mira yang sedari tapi tak kunjung ada sahutan di seberang sana.
Elsa semakin gelisah di buat nya. Sudah hampir 10 kali Elsa menelfon Tante nya itu. Elsa mengedarkan padangan nya kepada langit sore yang terlihat berbeda dari biasa nya. Warna orange yang biasa di pancarkan ketika sore hari,kini beralih menjadi warna abu-abu. Seperti nya hujan akan segera turun.
Tit...
Mata Elsa beralih melihat orang yang kini berada di atas motor besar berwarna hitam. Seperti nya Elsa kenal dengan orang itu, ya ya ya siapa lagi kalo bukan cowok itu. Daffa.
Elsa menatap nya dengan tatapan malas. Ia sangat malas kalau sudah berurusan dengan cowok yang satu ini. Entah kenapa, yang jelas ia sangat malas berurusan dengan nya.
"Mau bareng ga?" Tawar Daffa dari balik helm nya.
"Ga"
"Bentar lagi hujan lo" Elsa mulai memaling kan bola mata nya jengah.
"Gue juga tau kali" gumam Elsa kesal dengan volume kecil, tetapi masih bisa di dengar oleh Daffa.
Helm yang tadi nya terpasang di kepala kini telah ia lepaskan. Daffa kembali menatap Elsa, tetapi yang di tatap tidak kunjung membalas tatapan nya.
"Ini bukan diri lo Elsa" Elsa tidak merespon nya sedikit pun. Ia tidak minat dengan bacotan yang baru saja di lontar kan Daffa.
"Udah jangan sok sibuk sama hp lo. Sini mau bareng ga,benar lagi hujan" memang benar sedari tadi Elsa hanya sibuk menatap layar hp nya, dan tidak menghirau kan cowok di samping nya ini.
"Engga" sergahnya kesal.
Drrtt...
Dengan gerak cepat Elsa mengangkat telfon dari Tante nya itu.
"Hallo"
"Tante di mana?"
"Aduhh tante ga bisa jemput kamu sekarang sayang"
"Kenapa?"
"Ban mobil Tante bocor pulang anterin kamu tadi pagi"
"Oh gitu"
"Maaf ya sayang"
"No problem"
Tut...
Elsa memutuskan sambungan telfon sepihak. Lalu pergi melangkah meninggal kan Daffa yang sedari tadi setia mendengar percakapan Elsa.
Hal yang paling bodoh yang di alami oleh Elsa. Baru saja ia melangkah pergi dari sini, tiba-tiba saja kaki nya tersandung oleh batu hingga membuat pergelangan kaki nya sedikit terkilir dan tubuh nya pun tumbang ke bawah.
Daffa yang melihat itu semua, dengan cepat turun dari motor nya lalu pergi menghampiri Elsa yang kini tengah terududuk sambil memeganggi pergelangkan kaki nya yang terkilir. Mungkin kaki Elsa benar-benar sudah lelah hingga tersandung sedikit saja membuat kaki nya sampai terkilir dan tubuh nya tumbang kebawah.
"Sini gue bantu" ujar Daffa sambil membatu Elsa berdiri. Kali ini Elsa tidak membantah, karena kaki nya benar-benar sakit.
"Aww" ringis Elsa kesakitan ketika melangkah.
"Biar gue anter aja lo pulang. Gue nggak bisa ninggalin lo dalam keadaan kek gini" Elsa mentap cowok yang kini sedang memapah diri nya untuk berjalan ke arah motor besar berwana hitam itu. Tak ada suara bantahan sedikit pun dari diri nya. Elsa pikir tidak masalah jika dia harus di anter oleh Daffa kali ini, dan itu pun karena kaki nya tengah sakit. Kalau tidak mana mungkin Elsa mau di anter oleh cowok ini.
Benar ternyata. Di tengah perjalanan Elsa dan Daffa di guyur hujan sangat deras. Daffa sudah bertanya kepada Elsa, mau berhenti neduh dulu atau engga? Tetapi Elsa menjawab nggak usah. Jadi apa boleh buat, Daffa tetap melajukan motor nya membelah jalanan kota yang terbilang cukup ramai.
Elsa lebih memilih diguyur hujan dari pada harus berhenti bersama dengan Daffa. Lagian kaki nya terasa sangat sakit.
Tok...Tok...Tok...
Klik...
Pintu terbuka menapakan wanita paruh baya yang kini tengah menatap Elsa khawatir.
"Kamu kenapa?"
Next»»»
Gimana guys buat part kali ini? Coment ya kalau kalian ingin lanjut ke part selanjut nya!
See you in next part♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secrets [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM LANJUT KECERITA NYA!] ♡ Rasa nya aku ingin mati saja saat ini juga, dari pada harus menyaksikan pemakaman kedua orang tua ku dan adik ku secara bersamaan. -Geral...