Takdir. Ya itu di sebut dengan takdir, Sebuah pertemuan dan perpisahan yang terjadi begitu saja hingga membuat sebagian orang membenci satu kata itu.
-My Secrets
~
Waktu tidur Daffa harus rela tersita karena ia di tuntut untuk datang ke sekolah lebih cepat dari biasa nya. Bukan tanpa sebab, pak Firman lah yang meminta tim basket SMA Tunas Mekar berkumpul lebih awal untuk persiapan lomba antar sekolah.
Cowok yang sudah ready dengan seragam tim basket SMA Tunas Mekar itu kini melangkah menuju ruangan yang sudah di khususkan untuk tim basket sekolah. Nama nya saja pagi tapi sekolah saat sekarang ini sudah mulai ramai, tidak hanya diramaikan oleh murid dari SMA Tunas Mekar tapi murid SMA Taruna Bangsa juga sudah mulai berdatangan.
Yap, lomba akan dilangsungkan di lapangan basket SMA Tunas Mekar. Tak heran jika banyak murid dari sekolah lain kini sudah meramaikan lingkungan SMA Tunas Mekar.
Tak ada angin tak ada hujan, Elsa gadis yang terkenal dingin ini sangat bersemangat untuk pergi ke sekolah. Kini gadis dengan rambut yang di kuncir kuda itu mulai melangkah melewati koridor demi koridor sekolah.
Langkah nya berhenti setelah ia sampai tepat di depan kelas nya XII IPA 1. Karena tidak ada jadwal PBM saat sekarang ini, ia lebih memilih duduk di kursi depan kelas sembari menunggu pertandingan di mulai.
Padangan nya tersita pada cowok-cowok dengan seragam basket SMA nya yang baru saja melangkah keluar dari ruangan khusus tim basket sekolah. Bukan apa, memang gedung kelas nya yang berada tepat di seberang gedung ruangan basket.
Elsa mengalih kan pandangan nya ke layar ponsel yang ada di genggaman nya. Skrol ke atas skrol ke bawah, hanya itu yang ia lakukan dengan barang pipih berwarna hitam ini.
"Lah ni bocah ngapain lagi dah?" Gerutu Liam sembari menoleh ke arah Daffa jengah. Langkah cowok itu tiba-tiba terhenti karena melihat seorang gadis yang kini tengah sendirian berada di seberang gedung ini.
Daffa melukis kan senyum nya lalu berlari ke arah gadis itu "gue ke sana bentar. Duluan aja!" Teriak Daffa sambil berlari ke arah gadis itu.
"15 menit sebelum tanding udah ready di sana yee!!!" Teriak Liam yang di balas angkatan jempol dari Daffa.
Tidak peduli jika gadis itu akan terkejut atau biasa saja. Daffa mendarat kan pantat nya tepat di samping gadis yang kini tengah asik dengan gejed.
"Hai" Elsa menoleh dengan wajah yang sedikit terkejut. Bagaimana tidak, tadi nya ga ada orang di samping nya, eh mendadak ada orang ya pasti kaget lah😅
"Hm Daffa. Ada apa?" Seru Elsa menanggapi nya. Ya. Elsa sudah mulai terbiasa untuk berinterakhsi saat ini, tidak seperti dulu yang selalu dingin dan irit untuk berbicara.
"Ga ada,, cuma nyapa doang"
Elsa menggelengkan kepala nya sekilas lalu kembali kepada aktifitas semula nya. Merasa tidak di hiraukan Daffa pun kembali mengangkat suara.
"Sa?"
"Hm" jawab Elsa tanpa menoleh ke arah Daffa.
"Bukan berarti gue nggak percaya sama elo. Tapi kemarin itu lo lagi nggak bohongkan?" jujur Daffa masi penasaran dengan motif Elsa di komplek Cendana 2 itu.
Bukan nya Daffa suuzon atau gimana, tapi ia merasa Elsa waktu itu tengah berbohong dengan mengalibikan nasi goreng.
Gerakan tangan Elsa seketika bergenti menyentuh layar ponsel nya. Apa ia beritahu saja kebenaran nya sekarang? Tapi ia tidak ingin orang lain mengetahui rahasia keluarga nya. Bagaimana ini??
"Hm,,,g-gue a-ada masa lalu di sana" ucap Elsa cepat sambil menunduk kan kepala nya dalam, entah kenapa mencerita kan tragedi 2 tahun lalu membuat tubuh nya bergetar.
Daffa yang menyadari perubahan dari Elsa merasa bersalah telah menanyakan itu kepada Elsa. Tangan kanan Daffa terangkat untuk memegang bahu gadis itu memberikan ketenangan walaupun sementara.
"Udah ngga usah di lanjutin" titah Daffa.
Elsa mendongak lalu menatap cowok yang berada di samping nya itu sendu "maaf. Gue belum siap" Daffa mengangguk sekilas meng'iya'kan ucapan Elsa.
"Eh btw lo lagi liat apa?" Tanya Daffa mengalih kan topik pembicaraan.
Elsa mengikuti arah pandang Daffa yang mengarah kepada ponsel nya "wattpad" balas Elsa kembali beralih menatap ponsel nya.
"Lo suka baca novel gitu ya?"
"Hm, bisa di bilang"
"Kalo gue suka elo. Gimana tuh?" Daffa melukiskan senyum menyadari apa yang baru saja ia ucapkan.Untuk kedua kali nya, tangan gadis itu terhenti memainkan ponsel nya.
"Maksud lo?" Tanya Elsa masih heran dengan arah pembicaraan Daffa yang mendadak berbeda dari sebelum nya.
Daffa kembali melukiskan senyum tulus nya ke arah Elsa yang kini menatap nya tanya "Gue suka sama lo. Lo berhasil buat gue jatuh sedalam-dalam nya sejak pertama kali kita ketemu. I love you"
Deg
Jantung Elsa terasa berhentin berdetak. Mulut nya seketika bungkam tak ingin mengeluarkan sepatah kata pun. Ia hanya menatap Daffa kosong.
Hening
Keadaan menjadi hening setelah Daffa berhasil menyatakan perasaan nya walau tidak mendapat balasan dari Elsa.
"Hm bentar lagi tanding, lo ngga mau pergi ke lapangan?" Tanya Daffa memecah keheningan. Elsa menoleh sambil menganggukan kepala nya.
"Ya udah ayok, bareng gue aja" tanpa memikirkan balasan dari gadis itu Daffa menarik tangan mungil Elsa mengikuti nya.
"Eh lepasin" seru Elsa merasa tidak nyaman tangan nya yang di genggam oleh Daffa. Apa lagi sekolah dalam keadaan ramai oleh murid dari SMA Taruna Bangsa.
Daffa tidak mempedulikan ucapan Elsa, ia hanya fokus melangkahkan kaki nya menuju lapangan basket.
Elsa masih berusaha melepas genggaman itu hingga tidak memperhatikan langkah nya "Daffa lepa-"
Buggh
Tak sengaja Elsa menabrak tubuh seseorang yang berlawan arah dengan nya.
"Maaf gue nggak sengaja" ujar orang yang baru saja di tabrak Elsa.
"Hm" singkat Elsa sambil mendongak ke atas melihat siapa orang yang baru saja ia tabrak.
Genggaman tangan Daffa terlepas ketika Elsa bertabrakan dengan orang itu. Orang yang di tabrak juga mengenakan baju tim basket, apa mungkin ini salah satu anggota tim basket SMA Taruna Bangsa? Pasal nya seragam basket yang ia gunakan berbeda dengan seragam basket yang di gunakan Daffa.
"Lo nggak pa- Echa?" Elsa membulat kan mata penuh, oksigen sekitar nya terasa menghilang melihat orang yang sama-sama terkejut melihat nya.
"Echa? Lo Echa kan?" Tanya orang itu kembali.
Elsa memundurkan langkah nya perlahan lalu berdiri di belakang lengan Daffa. Sedangkan Daffa hanya diam cengo dengan semua keadaan ini. Daffa di buat bingung dengan ucapan yang keluar dari mulut cowok itu, di tambah tingkah Elsa yang terbilang sangat aneh.
"Gue nggak salah, lo Echa kan. Gue Rizki, lo inget kan" cowok itu meraih tangan Elsa membuat gadis itu tertarik ke depan.
Dengan cekatan Elsa menghempaskan tangan cowok bernama Rizki itu, lalu menatap cowok di depan nya ini dingin "sorry gue Elsa bukan Echa"
"Lupa kan Echa karna dia sudah mati dua tahun yang lalu"
Next》》》
Gimana?
Jangan lupa VotMen nya:))
See You😉
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secrets [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM LANJUT KECERITA NYA!] ♡ Rasa nya aku ingin mati saja saat ini juga, dari pada harus menyaksikan pemakaman kedua orang tua ku dan adik ku secara bersamaan. -Geral...