Kau lah wanita pertama yang berhasil membuat ku penasaran akan identitasmu
-Daffa
~
"What?" Teriak ku histeris mendengar keputusan konyol ayah ku itu.
"Ya. Jangan ada perdebatan tentang pertunangan itu"
"Nggak bisa gitu dong yah. Aku kan masih SMA masa iya udah tunangan aja" tolak ku mentah-mentah.
"Jangan banyak alasan kamu Daffa"
"Hallo" kalimat itu barusaja memutus perdebatan panas ku dengan Ayah.
Di ambang pintu rumah ku. Telah berdiri seorang gadis dengan senyum menyebalkan dan jaket pink yang menggelikan.
Ah. Yang jelas aku sangat kesal dengan gadis itu.
"Hallo sayang. Daffa udah siap kok, jadi tinggal berangkat aja sama kamu" kalimat Ayah ku mampu membuat mata ku membulat penuh.
Bisa-bisa nya Ayah ku bengoceh kalau aku ingin berangkat dengan gadis gila itu.
Terlihat di sana gadis itu tersipu malu dengan kalimat yang di lontar kan oleh Ayah ku.
Aku mulai mendekati Ayah ku. Ketika aku ingin meraih tas ku yang berada tepat di belakang tubuh nya,aku sempatkan mengucapka sepatah kata dengan seribu penekanan di dalam nya"Daffa Nggak Bakalan Pernah Terima Pertunangan Ini"
Sehabis aku mengucapkan itu, aku raih lah tas ku lalu pergi meninggalkan Ayah ku yang tengah terdiam di tempat dengan tangan yang terkepal.
Dapat aku pastikan dia sangat marah kepada ku.
"Hai Daffa" sapa gadis gila itu yang masih berdiri dengan sok manis di ambang pintu rumah ku.
"Hai ho hai ho hai, jangan geer lo. Gue ga bakalan sudi tunangan sama lo" balas ku ketus serta tatapan tajam ku yang menghujat diri nya.
"Daffa kok ngomong nya gitu"
Aku tidak mempedulikan gadis gila itu. Aku melanjut kan langkah ku keluar dari rumah, lalu menghampiri motor besar hitam milik ku sendiri.
Baru saja aku duduk nyaman di motor ku. Tiba-tiba saja seseorang juga ikut duduk dengan ku.
Aku menghela napas ku dengan keras.
"Jauh-jauh lo. Jangan berani pegang-pegang gue"Ku pastikan di sana. Gadis itu tengah cemberut dengan ucapan ketus ku. Lah bodo amat. Aku tidak peduli. Kini aku mulai melajukan motor ku dengan kecepatan tinggi.
Ketika motor ku ingin memasuki gerbang sekolah. Tiba-tiba saja aku melihat seorang gadis yang tengah melamun ria dia tengah-tengah gerbang.
Karna emosi. Aku membunyikan klakson nyaring motor ku.
Tit...
Terlihat disana, gadis itu tersadar dari lamunan nya. Sebelum pergi, gadis itu menyempatkan diri untuk melihat ke arah ku, lalu memberikan sorotan datar dan pergi begitu saja tanpa meminta maaf sedikit pun.
Murid baru?, batin ku.
Ketika motor ku telah terparkir dengan cantik nya. Baru lah aku melepas helm ku lalu turun dari motor besar ku.
"Daffa bantuin" ujar cewek itu dengan manja yang membuat ku geli mendengar nya.
"Jadi orang itu harus bersyukur. Udah di kasih sama Tuhan tangan tapi nggak di guna in" ujar ku lalu berlari meninggalkan gadis gila itu.
Bagaimana aku tidak lari. Nama nya aja gadis gila, bisa ngelakuin apa aja yang gila. Ya jelas aku takut lah.
Ketika aku tengah berlari dengan kecepatan yang lumayan. Aku tak sengaja menabrak seseorang yang berlawan arah dengan ku.
"Arghh sorry-sorry gue ga sengaja" ujar ku meminta maaf.
Seperti nya orang itu tidak mempedulikan permintaan maaf ku. Terlihat di sana orang itu tengah kesal sembari merapikan pakaian nya.
Ah sial. Aku tidak boleh terlena dengan orang ini, ku lihat sekeliling ku seperti nya ada tempat untuk bersembunyi dari gadis gila itu.
Kaki ku mulai melangkah menuju tembok yang sedikit tidak mencolok. Lalu bersembunyi di sana.
"Heh lo liat Daffa ga?" Ku dengar dengan seksama seperti nya itu suara gadis gila itu. Tapi kenapa tidak terdengar sahutan dari orang yang di tanya.
Karena kepo, aku sedikit mencondongkan kepala ku lalu melihat situasi nya. Ternyata, orang yang di tanya hanya mengabaikan pertanyaan dari gadis gila itu.
Syukurlah, batin ku.
"Ishh cewek sialan " umpat gadis gila itu.
Ku rasa sudah aman, baru lah aku keluar dari balik tembok itu. Kaki ku mulai melangkah ke arah orang yang baru saja membuat gadis gila itu kesal.
Aku ingin mengucapkan terima kasih telah membatu ku lolos dari gadis gila itu. Bukan apa-apa, tapi berkat orang ini menyueki gadis itu lah, hidup ku terselamatkan. Kalau tidak gadis itu pasti akan mencari ku di sekitar sana.
"Hey" panggil ku sopan.
Seperti nya orang itu tidak mendengar nya. Maka dari itu aku kembali memanggil nya, tetapi dengan langkah yang lebih cepat agar bisa mensejajarkan jalan ku dengan nya.
"Hey. Gue manggil elo dari tadi" ujar ku yang kini mulai mencengram lengan nya.
Gadis itu bergenti. Baru lah ku lempaskan cengraman ku.
"Hm" singkat nya tanpa ekspresi.
"Makasih ya yang barusan" lontar ku lagi kini dengan senyum yang sedikit ku ukir dari bibir.
Tapi orang itu terlihat biasa saja. Ia tidak membalas dengan ucapan maupun dengan ekspresi. Justru dia hanya menatap ku dingin.
Agar dapat mencairkan suasana dan aku juga tidak ingin dikira sombong oleh anak baru. Maka nya aku memperkenalkan diri ku terlebih dahulu.
"Oh iya. Kenalin gue Daffa" ujar ku sembari mengulurkan tangan pada nya.
"Elsa" balas orang itu, lagi dan lagi tanpa ekspresi. Yang parah nya lagi, ia tidak membalas uluran tangan ku ini. Ia hanya pergi begitu saja meninggalkan ku dengan tangan yang masih terulur dengan cantik nya.
Gadis yang menarik. Baru kali ini ada gadis yang mengabaikan ku.
Next»»»
Gimana guys buat part kali ini? Coment kalau kalian ingin next ke part selanjut nya!!! Ok?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secrets [END]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM LANJUT KECERITA NYA!] ♡ Rasa nya aku ingin mati saja saat ini juga, dari pada harus menyaksikan pemakaman kedua orang tua ku dan adik ku secara bersamaan. -Geral...